Sumber: https://kabar6.com/pemerintah-perlu-berikan-blt-bagi-korban-phk-pt-sritex/
Minggu, 02 Maret 2025
Sabtu, 01 Maret 2025
Posbindu, Promosi Kesehatan dan Penanganan Kusta
Seperti diketahui, penyakit kusta masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Kusta, atau yang dikenal sebagai lepra, adalah penyakit menular kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Penyakit ini menyerang kulit, saraf tepi, serta dapat menyebabkan kecacatan permanen jika tidak ditangani dengan cepat. Gejala kusta meliputi bercak putih atau kemerahan pada kulit yang mati rasa, pembengkakan saraf, serta kelemahan otot. Meskipun dapat disembuhkan dengan terapi kombinasi (Multi-Drug Therapy/MDT), kusta masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia, terutama di daerah dengan tingkat sanitasi rendah dan akses layanan kesehatan yang terbatas.
Di
Indonesia, kusta masih menjadi tantangan karena stigma sosial yang tinggi serta
kurangnya kesadaran masyarakat tentang gejala dan pengobatannya. Penyakit ini
menyebar melalui kontak erat dan berkepanjangan dengan penderita yang belum
menjalani pengobatan. Faktor risiko utama penyebaran kusta adalah kondisi
lingkungan yang tidak higienis, malnutrisi, serta sistem kekebalan tubuh yang
lemah. Upaya penanggulangan kusta di Indonesia terus dilakukan melalui program
eliminasi, edukasi masyarakat, serta peningkatan akses pengobatan bagi penderita
guna mengurangi angka kejadian penyakit.
Upaya
penanggulangan kusta di Indonesia terus dilakukan melalui program promosi
kesehatan dan edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang penyakit
ini. Pemerintah bersama berbagai lembaga kesehatan perlu aktif melakukan
sosialisasi mengenai gejala kusta, bagaimana cara penularan, serta pentingnya
deteksi dini agar pengobatan dapat segera dilakukan. Kampanye edukasi juga
bertujuan untuk mengurangi stigma terhadap penderita kusta, sehingga mereka tidak
takut untuk mencari pengobatan. Selain itu, tenaga kesehatan di puskesmas dan
rumah sakit dilatih untuk mengenali kasus kusta sejak dini serta memberikan
terapi kombinasi (Multi-Drug Therapy/MDT) secara gratis agar penderita dapat
sembuh total dan mencegah kecacatan.
Pencegahan
kusta juga dapat dikaitkan dengan keberadaan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu),
yang merupakan layanan kesehatan berbasis masyarakat untuk mendeteksi dini dan
mengelola penyakit menular maupun tidak menular. Melalui Posbindu, masyarakat
dapat memperoleh edukasi mengenai pentingnya menjaga kebersihan diri dan
lingkungan, yang menjadi faktor kunci dalam mencegah kusta. Selain itu,
Posbindu juga dapat digunakan untuk pemeriksaan kesehatan rutin, termasuk
identifikasi dini gejala kusta bagi individu yang berisiko. Melalui peran aktif
kader kesehatan di Posbindu, masyarakat dapat lebih sadar akan pentingnya
pencegahan, mendukung deteksi dini, serta mendorong mereka yang mengalami
gejala untuk segera mendapatkan pengobatan, sehingga rantai penularan kusta
dapat diputus secara efektif.
Seperti
diketahui, Indonesia saat ini menempati peringkat ketiga di dunia dalam jumlah
kasus kusta, setelah India dan Brasil. Pada tahun 2022, prevalensi kusta di
Indonesia mencapai 0,55 per 10.000 penduduk, meningkat dari 0,5 per 10.000
penduduk pada tahun sebelumnya. Tercatat ada 15.052 kasus kusta yang terdaftar,
dengan 12.095 di antaranya merupakan kasus baru. Proporsi kasus kusta tanpa
cacat mencapai 82,87%, sementara pasien dengan cacat tingkat dua sebesar 6,37%.
Selain itu, 9,89% dari total kasus kusta di Indonesia pada tahun tersebut
terjadi pada anak-anak.
Tren
peningkatan prevalensi kusta ini menunjukkan tantangan yang masih dihadapi
Indonesia dalam upaya eliminasi penyakit tersebut. Beberapa provinsi di
Indonesia bagian timur memiliki prevalensi kusta yang lebih tinggi dibandingkan
daerah lain. Misalnya, Papua Barat memiliki prevalensi tertinggi sebesar 9,89
per 10.000 penduduk, diikuti oleh Maluku Utara dengan 5,32 per 10.000 penduduk,
dan Papua dengan 4,18 per 10.000 penduduk. Sebaliknya, provinsi seperti Sumatra
Barat, Sumatra Utara, dan Jambi memiliki prevalensi yang lebih rendah,
masing-masing sebesar 0,1 dan 0,11 per 10.000 penduduk.
Atas
permasalan tersebut, Posbindu memiliki peran krusial sebagai wadah promosi
kesehatan dalam deteksi dini dan penanganan kusta di masyarakat. Posbindu
memiliki peran penting dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kusta,
mulai dari mengenali gejalanya hingga cara pencegahannya melalui pola hidup
bersih dan sehat.
Program
edukasi dan pemeriksaan rutin di Posbindu diharapkan membantu mendeteksi kasus
kusta lebih awal, terutama di daerah yang berisiko tinggi, sehingga pengobatan
bisa dilakukan lebih cepat untuk mencegah kecacatan dan penyebaran penyakit.
Selain itu, Posbindu juga harapannya dapat memberikan dukungan bagi pasien
kusta agar tetap mendapatkan perawatan yang berkelanjutan serta mengurangi
stigma yang sering mereka hadapi. Kesimpulannya, Posbindu mampu berkontribusi
dalam mengurangi angka kasus kusta dan meningkatkan kualitas hidup penderita.
Instagram: @danipromkes
Sritex Resmi Berhenti Beroperasi, Pemerhati: Pemerintah Perlu Berikan BLT bagi Korban PHK