Jumat, 25 Desember 2020

Bisnis Tanaman Hias Diprediksi Masih Berjaya di 2021

Pandemi Coronavirus Disease (Covid-19) yang terjadi di tahun 2020 telah mengubah gaya hidup masyarakat secara menyeluruh. Masyarakat yang semula memiliki tingkat mobilitas tinggi, kini mendadak bergerak perlahan bahkan terhenti demi mengurangi tersebarnya virus Covid-19. Virus ini telah membatasi gerak manusia di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Saat pagebluk terjadi, gaya hidup masyarakat global pun berubah drastis termasuk dalam hal hobi.

Imbas seringnya aktivitas di rumah menyebabkan hobi menanam serta merawat tanaman menjadi meningkat. Baik itu menanam tanaman hias di teras atau pekarangan rumah, sampai ada juga yang berinisiatif membuat hidroponik dan aquascape. Ketiga hobi tersebut merupakan kegemaran masyarakat yang baru selama pandemi ini berlangsung. Sedangkan tulisan kali ini akan lebih membahas tentang tren tanaman hias dan fenomena bisnisnya.

Seperti kita ketahui, masyarakat Asia dan Eropa kini tengah dilanda demam tanaman hias saat pandemi ini terjadi. Indonesia pun menjadi negara yang terpengaruh oleh adanya tren global ini. Mungkin sebelum pandemi, masyarakat Indonesia masih jarang yang tahu tentang tanaman hias semacam Monstera andansonii alias janda bolong. Namun di sepanjang tahun 2020 ini, janda bolong seakan menjadi tanaman wajib orang-orang di pot pekarangan atau terasnya. Khalayak yang semula tidak mengikuti tren tanaman hias, kini menjadikannya sebagai hobi di rumah.

Uniknya, kini istilah variegata bukan menjadi hal yang asing di telinga publik. Bagi yang pernah menanam janda bolong atau jenis monstera lainnya, rata-rata mereka telah mengetahui tentang istilah bercak dan belang pada daun tersebut. Masyarakat pun sudah paham jika tanaman hias bercorak variegata ini mahal harganya di pasaran. Akibatnya, tutorial untuk membuat tanaman menjadi variegata secara buatan juga bermunculan di forum diskusi ataupun di media sosial.

Di sepanjang tahun 2020, beberapa jenis tanaman yang begitu populer di pasaran selain janda bolong yaitu aglonema (sri rejeki), sansivera (lidah mertua), caladium (kuping gajah), begonia dan jenis sukulen termasuk kaktus. Harganya pun cukup fantastis di tahun 2020 ini. Sedangkan di tahun 2021, kemungkinan beberapa tanaman hias yang disebut tadi masih akan merajai pasar tanaman hias nasional. Selain itu tidak menutup kemungkinan Indonesia akan menjadi negara pengekspor tanaman hias terbesar karena animo di masyarakat global begitu besar.

Tidak hanya penjual tanaman hias saja yang kecipratan rejeki dari bisnis ini. Para pengrajin pot tanaman berbahan semen, tanah liat dan plastik juga terimbas positif. Banyak pot tanaman cantik dan unik yang menjadi incaran para pecinta tanaman. Sekarang tanaman hias tidak hanya berpaku pada keindahan floranya saja, melainkan pada estetika pot yang menyokongnya. Selanjutnya, buku tentang seri tanaman hias juga kembali laris di pasaran semenjak tren ini meledak.

Kini istilah berkebun pun tidak hanya terpatok pada kegiatan menanam tanaman hias di pekarangan rumah. Definisinya menjadi meluas, sejalan dengan gaya hidup masyarakat perkotaan yang turut hobi berkebun di teras atau ruangan terbatas pada apartemen, perumahan dan perkantoran. Tanaman hias kemudian menjelma menjadi gaya hidup yang sulit dilepaskan dari kehidupan masyarakat perkotaan dengan tingkat ekonomi mumpuni, yang kesehariannya berjibaku dengan rutinitas kantor. Beberapa penelitian ilmiah pun menyebutkan bahwa keberadaan tanaman hias ini sebagai dekorasi ruangan dapat mengurangi kadar stres.

Berdasarkan data dari Kementerian Pertanian (Kementan), tercatat bahwa secara nasional ekspor tanaman hias pada periode Januari-April 2019 sebesar 1.470 ton atau senilai Rp.15 miliar. Jumlah ini naik 28,5% apabila dibandingkan dengan periode Januari-April 2018. Nilai ekspor ini kemungkinan terus naik di tahun 2020. Tanaman ini diekspor ke negara seperti Singapura, Malaysia, China, Jepang, Korea, Belanda, Amerika, Inggris, Kuwait, Hongkong, Taiwan, Thailand, Vietnam, Kanada dan lain sebagainya.

Jenis tanaman seperti aglonema pun disebut-sebut akan menjadi primadona nomor wahid di tahun mendatang. Dari kesemua tanaman yang ngetren di tahun 2020, aglonema terbilang paling mudah perawatannya. Sekalinya sudah tumbuh, mereka akan berkembang biak dengan sendirinya baik di dalam ruangan maupun luar ruangan. Selanjutnya cukup disiram seminggu sekali mereka akan tetap bertahan hidup walaupun di musim kemarau sekali pun.

Jadi apabila dibandingkan dengan tanaman hias lain, aglonema akan tetap berjaya karena mudah perawatannya. Selain itu, manfaat dari aglonema secara ilmiah juga terbilang banyak, misalnya saja kemampuannya untuk menghilangkan polutan di dalam ruangan. Varietasnya yang beragam membuat tanaman ini tidak membosankan untuk dikoleksi. Dari kesemua jenis tanaman hias yang ada, jenis tanaman hias daun diprediksi akan merajai pasar nasional di tahun 2021 dan mengungguli tanaman hias bunga.

Lulus, 35 Peserta Akademi Jurnalistik Lawan Korupsi 2020

 



Sebanyak 35 wisudawan mengikuti wisuda Akademi Jurnalis Lawan Korupsi (AJLK) 2020 yang diselenggarakan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Mereka adalah Jurnalis professional dan Jurnalis warga yang mengikuti pelatihan dan menyelesaikan tugas akhir program ini.

Pelaksana harian Kepala Biro Humas KPK Yuyuk Andriati menyampaikan rasa bangga kepada para wisudawan yang berhasil menjalani kelas intensif selama 8 hari di AJLK 2020. 

“Di awali sebuah perbincangan untuk memantapkan program AJLK 2019, terus terang kami, di Biro Humas khususnya pemberitaan, kaget dengan antusias yang setinggi ini dalam program AJLK 2020,” ungkap Yuyuk dalam pembukaan wisuda daring secara langsung melalui YouTube KPK RI, (11/12).

Yuyuk menyampaikan, sebanyak 1134 karya harus dibaca satu persatu dengan teliti hingga terpilih 35 yang mengikuti kelas intensif Oktober lalu. Yuyuk menyampaikan rasa bangga dan apresiasi terhadap semangat dan kerja keras semua peserta.

Adapun 35 wisudawan tersebut terdiri dari 14 jurnalis, 6 jurnalis warga, 4 peneliti, 4 pegiat LSM, 3 mahasiswa, 2 dosen, 1 guru, serta 1 orang ASN.

Program AJLK 2020 diselenggarakan oleh KPK sebagai akademi belajar antikorupsi secara daring.

Terkait dengan tugas akhir yang ditelah disusun oleh para peserta, Yuyuk sangat mengapresiasi tugas tersebut yang begitu beragam. Menurutnya ide yang banyak diangkat begitu menarik dengan tidak terbatas pada platform sosial media saja tetapi juga sampai mengangkat budaya lokal.

“Saya berharap inisiatif ini bisa terus berjalan meskipun AJLK telah berakhir, saya berharap ini bisa menjadi terobosan baru dalam kampanye dan sosialisasi antikorupsi,” terangnya.

Selain itu, salah satu juri AJLK 2020 Okky Madasari juga menyampaikan rasa bangga dan optimis bahwa seluruh peserta akan memberikan kontribusi yang nyata di masyarakat terutama dalam upaya pemberantasan korupsi.

Dari 35 wisudawan AJLK, terpilih lima wisudawan dengan ide terbaik menurut tim dewan juri AJLK 2020, yaitu Ayu Kusuma Pertiwi, Fajar K Nugraha, Korneles Materay, Sharon Patricia & Ira Vera Tika, serta Theofani Zahra. Kegiatan wisuda secara daring tersebut kemudian ditutup dengan penampilan dari grup music Hivi.


Sumber: https://www.kpk.go.id/id/berita/berita-kpk/1995-lulus-35-peserta-akademi-jurnalistik-lawan-korupsi-2020