Bung Karno merupakan seorang pemikir ulung dan pembaca buku yang lahap. Sikap kepemimpinannya, pidato dan tulisannya kaya akan buah pikir yang brilian tentang kebangsaan. Gagasan dan harapannya terhadap Indonesia di masa depan sangatlah visioner dan revolusioner. Beliau merupakan manusia yang melampaui zamannya. Selain sebagai ikon serta tokoh sentral dalam kemerdekaan bangsa Indonesia, Bung Karno juga akan terus hidup di bumi nusantara ini melalui pemikirannya yang besar, sampai kapanpun itu.
Salah
satu gagasan Bung Karno yang paling monumental adalah Trisakti. Gagasan
Trisakti memiliki tiga rumusan, yaitu berdaulat dalam politik, berdiri di atas
kaki sendiri (berdikari) dalam ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan.
Dapat dikatakan, Trisakti ini adalah cara Indonesia untuk dapat menjadi negara
adikuasa di muka dunia ini. Hampir semua negara adidaya saat ini, telah
menerapkan apa yang dikonsepkan oleh Bung Karno tersebut. Ini bukti bahwa Bung
Karno mendambakan Indonesia menjadi negara terhebat di masa depan melalui
gagasan Trisakti tersebut. Trisakti ini membuktikan bahwa Bung Karno merupakan
seorang filsuf yang memiliki ramalan-ramalan yang tepat.
Seperti
diketahui, kemerdekaan bangsa merupakan intisari dari gagasan Trisakti.
Trisakti menekankan pada aspek kehidupan yang mandiri di atas kaki sendiri.
Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa sebuah bangsa yang merdeka serta
berdaulat perlu dan mutlak memiliki tiga hal yakni berdaulat di bidang politik,
berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian dibidang kebudayaan. Pada
kondisi Indonesia saat ini, kita masih belum seratus persen menerapkan
Trisakti. Hal ini disebabkan banyaknya intervensi asing yang berpengaruh kepada
kebijakan di dalam negeri dari politik sampai ekonomi. Kondisi ini disebabkan
oleh terpaan dahsyat globalisasi yang merebak di semua negara.
Politik
Berdaulat
Intervensi
asing akibat dari globalisasi ini menyebabkan kelas kapitalis transnasional
turut mempengaruhi kedaulatan politik di Indonesia. Intervensi asing ini telah
meracuni ketiga poin Trisakti, baik itu di ranah politik, ekonomi dan
kepribadian. Jika salah satu poin telah terkontaminasi, maka poin yang lain
juga akan terpengaruh. Hal ini disebabkan karena nilai Trisakti saling
berkesinambungan satu sama lainnya. Sedangkan untuk mewujudkan Indonesia
menjadi negara adidaya, poin yang perlu ditekankan adalah pada aspek kedaulatan
dalam politik.
Lalu,
untuk mewujudkan kedaulatan politik, kita perlu berkaca kepada suksesnya sepak
terjang Indonesia di dalam Gerakan Non Blok (GNB), pasca Perang Dunia II pada
Agustus 1945. Dalam hal ini, Indonesia memiliki sikap yang sangat mandiri di
antara blok Barat dan blok Timur. GNB yang diprakarsai oleh Presiden Indonesia
Soekarno, Presiden Mesir Ghamal Abdul Naser, Presiden Ghana Kwame Nkrumah,
Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru dan Presiden Yugoslavia Josep Broz Tito
merupakan implementasi politik yang berdaulat pada awal kemerdekaan nusantara.
Dalam tataran internasional, gagasan Trisakti dari Bung Karno ini merupakan
antitesis dari kolonialisme, imperialisme dan feodalisme. Konsep Trisakti di
ranah politik ini telah membuat Indonesia berpengaruh besar di kancah
internasional dengan harga diri tinggi dan menghormati kedaulatan masing-masing
negara.
Apabila
politik yang berdaulat di kancah internasional sudah kokoh berdiri, maka
Indonesia dapat merealisasikan konsep Trisakti lainnya dengan lebih baik.
Pembangunan ekonomi secara adil dan saling menguntungkan antar negara juga dapat
terjadi. Tidak hanya itu, pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang
sesuai dengan karakter asli bangsa Indonesia juga dapat terlaksana. Kita tahu,
di tengah terpaan globalisasi ini, bangsa Indonesia perlu perisai dan senjata
agar kita tidak goyah dan tetap kokoh. Trisakti ini merupakan pusaka ampuh dari
Sang Satria Piningit untuk melindungi bangsanya, yang akan relevan sampai
kapanpun. Maka dari itu kita perlu merenungi kembali Gagasan Trisakti ini
sebagai jalan keluar untuk membangun kedaulatan bangsa.
Berlandaskan
Kedaulatan Rakyat
Selain
itu, kedaulatan politik di dalam negeri juga harus ditegakkan. Dengan Trisakti,
perpolitikan di dalam kalangan masyarakat nusantara akan sesuai dengan
kepribadian otentik bangsa Indonesia. Kita tahu bahwa kedaulatan politik harus
berlandaskan kepada kedaulatan rakyat. Artinya, nilai kebudayaan dan cara hidup
orang Indonesia harus tetap hadir dalam praktik perpolitikan di Indonesia.
Dalam implementasinya, segala ujung dari perpolitikan di Indonesia adalah untuk
kepentingan masyarakat luas dan bukan untuk konsumsi para elite saja.
Sebagai
negara yang besar dengan keberagaman yang luar biasa ini, masyarakat Indonesia
hanya dapat direkatkan dengan kedaulatan politik berlandaskan kedaulatan
rakyat. Rakyat harus menerima banyak manfaat dari hasil proses politik
tersebut. Muaranya adalah bahwa setiap kebijakan politik nantinya haruslah
berisi larangan penindasan terhadap rakyat kecil seperti petani, buruh dan
nelayan. Kebijakan yang berlandaskan kedaulatan rakyat tidak mengeksklusifkan
diri kepada para pemilik modal besar dan kapitalis transnasional. Harapannya,
dari proses politik berlandaskan kedaulatan rakyat tersebut akan memunculkan
sosok pemimpin yang tangguh dan memihak kepentingan rakyat.
Fenomena
yang terjadi saat ini adalah bahwa kedaulatan rakyat masih kalah ketimbang
kedaulatan partai politik (parpol). Akibatnya, kebijakan yang lahir hanya
memihak kepada kepentingan elite parpol saja. Seharusnya, kehadiran parpol
adalah untuk menyerap aspirasi sekaligus wadah pendidikan masyarakat.
Kedaulatan rakyat yang di bawah kedaulatan parpol ini harus segera dicari
solusinya dengan menerapkan Trisakti Bung Karno. Parpol yang seyogyanya
merupakan rumah rakyat dan pilar demokrasi, kini telah menjadi milik segelintir
orang, bahkan keluarga. Maka dari itu, kita harus mengembalikan marwah parpol
ke fungsi yang sebenarnya. Mengembalikan marwah parpol merupakan langkah untuk
mengembalikan kedaulatan rakyat.
Daftar Referensi:
1.
Adam, Asvi Warman. (2014). Maulwi Saelan Penjaga Terakhir Soekarno. Jakarta:
Kompas
2.
Deplu-Litbang. (1986). Peranan Indonesia Sebagai Pendiri Gerakan Non Blok dalam
Usaha Memurnikan Tujuan dan Prinsip-prinsipnya. Jakarta: Departemen Luar Negeri
3.
http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/muspres/sukarno-kaa-dan-gerakan-non-blok/
diakses pada 13 Juni 2022, pukul 20.22 WIB
4.
https://tirto.id/sejarah-gerakan-non-blok-tujuan-latar-belakang-peran-indonesia-glDa
diakses pada 13 Juni 2022, pukul 22.05 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar