Selasa, 27 Agustus 2019

PAUD Sebagai Wahana Pengenalan E-Learning



Saat ini kita sudah di penghujung dekade 2010’s yang penuh dengan progresifitas teknologi komunikasi dunia. Selama sepuluh tahun terakhir dari 2010-2019 manusia beradaptasi perkembangan dengan teknologi informasi yang kian sulit dibendung. Kita sekuat tenaga berusaha bagaimana cara mengikuti perkembangan ini dengan baik, tidak tertinggal ataupun terseret. Teknologi komunikasi ini menyebar tidak pandang bulu dan dampaknya begitu terasa. Tidak hanya orang dewasa saja, tapi anak-anak juga ikut larut dalam pusaran akses tanpa batas ini.

Pihak yang paling terdampak oleh terpaan teknologi informasi sedemikian canggih ini adalah generasi alpha yang lahir di antara tahun 2010 – 2024. Generasi ini mendapatkan pengaruh besar atas perkembangan teknologi komunikasi di usia yang masih anak-anak. Cukup besar tantangan yang dihadapi oleh generasi alpha ini. Generasi alpha, khususnya di ibukota, misalnya Jabodetabek atau kota besar di Indonesia lainnya tidak sempat merasakan era transisi teknologi, dari konvensional ke modern atau dari analog ke digital. Berdasarkan riset lembaga penelitian sosial di Australia McCrindle, menunjukkan sekitar 2,5 juta generasi alpha lahir setiap minggu di seluruh dunia.

Dapat dikatakan, generasi alpha ini adalah generasi yang supercepat. Bagaimana tidak, generasi yang lahir saat teknologi informasi sudah tumbuh sangat cepat dalam genggaman. Generasi ini juga yang paling minim angka gagap teknologi alias gaptek-nya. Dibandingkan dengan generasi sebelumnya, generasi alpha adalah generasi yang paling cerdas yang cenderung lebih aktif dalam mengakses informasi apapun dan dimanapun. Ibarat kata, mereka sudah pandai sedari lahir dengan sikap kritis yang tinggi.

Atas terpaan teknologi sedari dini tersebut akan cenderung membuat generasi alpha minim bersosialisasi secara konvensional. Yaitu, intensitas tatap muka dan berinteraksi dengan lingkungan menjadi menurun dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Mereka lebih sering terpapar oleh gadget, karena piranti tersebut sudah cukup memberikan segalanya bagi mereka. Untuk itu, perlu pendidikan terhadap generasi alpha sedini mungkin, supaya intensitas sosialisasi terhadap lingkungan mereka menjadi lebih baik.

Pendidikan Sedini Mungkin
Generasi alpha perlu diarahkan sedini mungkin supaya tidak hanyut dalam putaran roda informasi sekarang ini. Bagaimanapun juga, anak-anak tetap harus di bawah pengawasan orang tua dalam mengakses informasi. Dibandingkan dengan generasi sebelumnya, generasi alpha perlu pendidikan sedini mungkin supaya mereka tidak salah arah dalam memanfaatkan teknologi informasi ini. Hal ini dilakukan supaya pemanfaatan teknologi oleh anak-anak tersebut dapat lebih maksimal dan membawa ke perilaku yang positif.

Salah satu lembaga yang menyediakan pendidikan anak sedini mungkin adalah institusi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Dapat dikatakan PAUD adalah lingkungan yang menjadi pintu gerbang paling awal sebuah perilaku anak terbentuk. Tentunya, PAUD yang bermutu akan menyediakan pembelajaran yang baik dan modern yang sesuai dengan perkembangan zaman. Pendidikan anak sedari dini ini akan menentukan masa depan anak ketika remaja dan dewasa kelak. PAUD yang modern, tentunya memiliki pola asuh dan pendidikan yang mutakhir, menyesuaikan dengan perkembangan teknologi.

Seringkali kita dengar pernyataan yang muncul di masyarakat bahwa : “anak jaman sekarang lebih cepat dewasanya”. Pada dasarnya untuk membuktikan ini perlu riset, tapi apabila diamati secara common sense, pernyataan tersebut ada benarnya juga. Bagaimana tidak, sejak kecil generasi alpha sudah terbiasa mengakses rasa keingintahuannya secara mandiri dan mereka cenderung mendapatkan informasi yang jauh lebih beragam dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Arus informasi yang begitu deras ini sudah mereka dapatkan sedari dini, dan hal ini yang mempengaruhi pada perilaku mereka yang cenderung kritis, egois dan instan.

Di PAUD sendiri perlu menerapkan pola asuh dan pendidikan yang menekankan pada hubungan antar individu dengan lingkungan. Hal ini dilakukan untuk menjunjung norma dan etika di masyarakat. Misalnya memberikan pendidikan agama, sopan santun dan menanamkan nilai-nilai kekeluargaan sedini mungkin. Selanjutnya perlu juga untuk mengajarkan supaya anak tidak memiliki pandangan yang instan untuk mencapai suatu tujuan. Ajarkan anak supaya anak memiliki kemauan untuk berjuang, tidak mudah putus asa dan bosan. Dan yang terakhir tentunya, bagaimana mereka dapat bersosialisasi secara etis di masyarakat ini.

Selain masalah pendidikan tentang sosialisasi, perlu juga pendidikan mengenai teknologi beserta pemanfaatannya. Gadget dalam genggaman menyajikan paket komplit dalam kehidupan, yaitu sebuah hiburan yang bebas kapan saja dapat dipakainya secara nonstop. Hal ini yang perlu menjadi perhatian bagi para pengajar di PAUD sendiri. Di PAUD sendiri perlu diajarkan supaya pola pikir anak terhadap gadeget bukan hanya hiburan, melainkan sarana untuk belajar atau bermain permainan yang edukatif.

Dapat dikatakan bahwa, PAUD merupakan wahana perkenalan anak-anak untuk mengetahui e-learning.  Hal ini dikarenakan, ketika anak-anak menginjak pendidikan selanjutnya, media pembelajaran akan semakin mutakhir. Tentunya anak-anak perlu diajarkan dengan metode pembelajaran berbasis teknologi dalam genggaman dan serba digital ini. Diketahui, Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki tren positif terkait kebutuhan akan pendidikan online (e-learning). Menurut data Docebo.com, total market e-learning ada US$ 51,5 miliar pada tahun 2016 dengan angka pertumbuhan rata-rata per tahun 7,9% di seluruh dunia (Marketeers, 2016).

Optimalisasi Pengenalan E-Learning
Seperti yang disampaikan oleh Gilbert & Jones (2001) dan Michael (2013), e-learning merupakan segala bentuk aktivitas pembelajaran yang memanfaatkan media elektronik untuk belajar. Hal tersebut sesuai dengan singkatan “E” pada istilah “E-Learning” yang artinya elektronik. Pembelajaran modern ini menjadi penting mengingat saat ini dunia digital membawa perubahan yang besar terhadap cara manusia belajar.

Menurut  data  elearningindustry.com, industri pendidikan online di Indonesia menempati urutan ke-8 di seluruh dunia. Berdasarkan jumlah permintaan market e-learning  setiap tahunnya, yaitu sebesar 25 persen. Lebih besar dari rata-rata di Asia Tenggara sebesar 17,3 persen (Wartakota, 2019). Saat ini, kita dapat belajar dimana saja dan tidak terbatas pada waktu dengan platform digital tersebut. Sehingga, semakin cepat orang belajar dan semakin banyak yang dipelajari, membuat informasi yang diterima menjadi kaya.

Kedepannya, perkembangan teknologi komunikasi akan sangat mempengaruhi gaya belajar anak-anak. Generasi alpha ini pastinya akan lebih cepat mengenal pembelajaran e-learning ketika menginjak pendidikan dasar. Seperti diketahui, sepanjang tanhun 2015-2019 ini telah bermunculan suatu teknologi pembelajaran berbasis online yang menawarkan kemudahan belajar melalui aplikasi. Pembelajaran seperti ini jelas lebih praktis dibandingkan dengan pembelajaran konvensional, karena anak-anak dapat belajar kapanpun dia mau. Atas teknologi belajar online ini, ruang dan waktu bukan lagi menjadi batasan untuk belajar.

Berdasarkan kebutuhan terhadap akses informasi yang cepat dan berkualitas, mendorong munculnya inovasi dalam dunia pembelajaran. Penggunaan e-learning dalam pembelajaran menurut riset-riset terbaru memberi dampak positif terhadap proses dan hasil belajar. Berdasarkan kajian-kajian, tidak mengherankan mengapa e-learning  digunakan oleh berbagai perguruan tinggi dan instansi baik negeri maupun swasta di Indonesia dan mancanegara. Tentunya, pengenalan e-learning ini perlu dilakukan sedini mungkin saat anak-anak di tahapan pendidikan paling awal, yaitu PAUD.

#appletreebsd
Dani Satria
Kendal, Jawa Tengah.

Sumber Referensi:
https://marketeers.com/e-learning-semakin-diminati/ diakses pada tanggal 27 Agustus 2019, pukul 16:27 WIB

Rabu, 17 Juli 2019

Menggali Potensi Wisata Halal di Kendal


Masih ingat dengan lagu Kota Santri karya kosidah Nasida Ria asal Semarang? Lagu itu menceritakan tentang daerah Kaliwungu, Kabupaten Kendal yang sangat kental akan nuansa Islamnya karena memiliki banyak pondok pesantren (Ponpes). Tak heran, daerah di sebelah barat Kota Semarang tersebut memiliki santri dari seluruh pelosok nusantara bahkan ada yang berasal dari mancanegara.
Wilayah Kendal yang banyak memiliki pondok pesantren tersebut, ada segudang potensi yang patut untuk dikembangkan. Dalam lima tahun terakhir ini, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mengembangkan dan menggenjot sebuah program wisata halal supaya Indonesia dapat menjadi destinasi utamanya di mata internasional. Hasilnya, di tahun 2019 Global Muslim Travel Index (GMTI) menobatkan Indonesia sebagai destinasi wisata halal terbaik 2019.
Dalam lima tahun terakhir ini, Indonesia menjadi satu-satunya negara yang paling progresif dalam mengembangkan destinasi wisata halal. Indonesia pun mampu mengungguli pesaing utamanya, yaitu Malaysia. Penilaian ini didasarkan pada empat aspek, yaitu akses, komunikasi, lingkungan dan layanan.
Lalu, bagaimana dengan Kabupaten Kendal sendiri yang notabene memiliki kota santri Kaliwungu dan memiliki destinasi wisata alam yang lengkap? Potensi Kendal atas wisata halal perlu digali lebih dalam. Jika hal ini berhasil, bukan tidak mungkin Kendal akan mampu menyerap jumlah wisatawan lokal maupun mancanegara dan meningkatkan pendapatan daerah.
Potensi Kota Santri
Kendal terkedal dengan Kota Santrinya karena terdapat ribuan Ponpes terutama di Kecamatan Kaliwungu. Secara sumber daya manusianya, kabupaten ini otomatis lebih mengerti untuk masalah halal dan syariat. Ditambah lagi, Kendal yang memiliki sejumlah destinasi wisata religi di dalamnya.
Secara letak geografis, Kendal memiliki banyak keuntungan karena terdapat pesisir pantai sampai kontur dataran tinggi. Wisata alamnya pun amat beragam, namun sebagian besar masih dinikmati oleh penduduk Kendal dan sekitarnya saja.
Padahal secara akses transportasi, Kendal saat ini memliki konektivitas yang luas dan mudah. Kendal yang letaknya di Pantura dan dilewati oleh Tol Trans Jawa yang menghubungkan antara Jakarta dan Surabaya ini, sangatlah potensial bagi perkembangan pariwisatanya. Saat ini, dari Jakarta ke Weleri dapat ditempuh dengan waktu lima jam oleh jalur tol tersebut.
Selain itu, terdapat juga Stasiun Weleri yang aksesnya mudah dari jalan raya. Stasiun ini hanya disinggahi oleh sebagian besar kereta api penumpang kelas ekonomi. Begitu pula dengan akses yang mudah menuju ke Bandara Ahmad Yani Semarang. Semua akses transportasi publik menjadi mudah untuk menuju Kabupaten Kendal.
Hal yang perlu menjadi catatan bagi pariwisata di Kendal adalah branding dan promosi untuk dijual ke publik di luar kabupaten. Ini merupakan tantangan utamanya apabila semua akses dan destinasi wisata sudah tertata dengan baik. Kemenpar juga perlu mendorong pengembangan destinasi wisata yang halal di Kendal supaya lebih tergali potensinya.
Infrastruktur Penunjang
Wisata halal bukan perihal wisata religi saja. Jenis wisata ini mengedepankan soal pelayanan bagi turis atau pelancong muslim. Bagaimana caranya saat di tempat wisata, turis tersebut mendapatkan kebutuhan makanan halal, toilet atau kamar mandi untuk bersih-bersih dan musholla untuk beribadah. Jadi, selama ke tempat wisata tersebut seorang muslim dapat beribadah dengan tenang.
Misalnya di tempat wisata wisata favorit seperti Pantai Sendang Sikucing, perlu dibangun infrastruktur kamar mandi atau bilas yang dibedakan antara laki-laki dan perempuan. Selain itu, disana juga perlu dibangun musholla yang khusus untuk wisatawan supaya mereka tidak kebingungan ketika hendak beribadah.
Mengingat sasaran pengunjung utama wisata halal adalah muslim, alangkah baiknya dibangun perhotelan atau penginapan syariah. Bahkan di negara yang mayoritas beragama non-muslim pun sudah banyak yang menerapkan prinsip halal bagi turis muslim, termasuk untuk penginapannya.
Kaliwugu sebagai Kota Santri, perlu menjadi ikon kota halal di Indonesia. Pusat Ponpes itu bisa menjadi percontohan dalam menggelar bazar makanan halal ataupun festival halal berskala internasional untuk menarik minat wisatawan mancanegara setiap tahunnya.
Wisata halal merupakan tren gobal yang perkembangannya harus terus diikuti. Seharusnya Indonesia melalui Kabupaten Kendal dapat melihat peluang pasar bagi destinasi wisata yang pelayanannya terjamin halal. Saat ini halal bukan hanya sekedar kebutuhan umat Islam, melainkan sudah menjadi tren  global yang bersifat universal.

Peneliti Forum Demokrasi Rakyat Madani (FDRM)
Warga Kabupaten Kendal

Optimalisasi Sinergi BLK


Masalah pengangguran masih menjadi isu yang krusial yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Meskipun dari tahun ke tahun, angka pengangguran tercatat turun oleh pemerintah. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa per Februari 2019, angka pengangguran turun menjadi 6,82 juta orang dari sebelumnya pada Februari 2018 sebanyak 6,87 juta orang dan 7,01 juta orang pada Februari 2017. Dari tahun sebelumnya, pada Februari 2019, jumlah pengangguran berkurang sebanyak 50 ribu orang.
Berdasarkan jenjang pendidikannya, penyumbang angka pengangguran terbesar masih didominasi oleh lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Hal ini masih menjadi menjadi tren dari tahun-tahun sebelumnya. Maka dari itu, perlu berbagai upaya untuk mengurangi angka pengangguran ini, salah satunya yaitu memaksimalkan fungsi Balai Latihan Kerja dengan mensinergikan dengan pihak swasta atau industri.
Sinergi BLK dan SMK
Sebagai penyumbang angka pengangguran tertinggi, lulusan SMK perlu memaksimalkan fungsi di kota dan derahnya masing-masing. Hal ini dikarenakan, fungsi BLK di daerah dan kota belum difungsikan secara maksimal oleh para lulusan SMK. Maka dari itu Fungsi BLK juga perlu dioptimalisasikan, supaya dapat berperan aktif merekrut para peserta pelatihan lebih banyak. Tidak hanya itu, instansi pendidikan juga perlu mendorong supaya para peserta didiknya, khususnya SMK agar dapat memperoleh sertifikasi dan pelatihan di BLK.
Di SMK sendiri juga perlu adanya evaluasi terkait optimalisasi dan efektivitas hasil pendidikan di SMK bagi pasar dunia kerja. Meski begitu, masih ada peluang untuk menambah keterampilan siswa SMK melalui BLK. Sosialisasi supaya siswa SMK mau mengikuti pelatihan di BLK pun harus dimaksimalkan dan digencarkan juga.
Setelah BLK menjadi banyak peminatnya, saatnya melakukan evaluasi terhadap kurikulum yang ada. Kurikulum dan materi pelatihan di BLK pun seharusnya juga tetap harus diupdate dan terus diperkaya menyesuaikan kebutuhan industri-industri supaya lulusan SMK dapat terserap secara maksimal. Kurikulum harus mengikuti mengikuti kebutuhan pasar yang lebih modern, misalnya keterampilan menjadi sales, marketing, driver dan messenger atau kurir yang sifatnya aplikatif di industri retail, ekspedisi maupun keuangan.
Dengan kurikulum yang lebih beragam, maka masyarakat juga akan memiliki banyak pilihan pelatihan yang akan digelutinya. Terlebih bagi angkatan kerja baru untuk generasi milenial, mereka pastinya mempunyai pandangan yang berbeda terkait dunia kerja dibandingkan generasi sebelumnya.
Sinergi BLK dan Swasta
Setelah itu, BLK juga perlu bekerjasama dengan lembaga rekrutmen dan training swasta atau perusahaan yang bergerak di bidang jasa rekrutmen pegawai yang memiliki banyak mitra perusahaan. Atau mungkin juga bisa bekerjasama dengan head hunter yang menawarkan banyak pekerjaan bagi para pencari kerja. Selain dapat menjembatani antara pencari kerja dengan perusahaan, lembaga pelatihan swasta juga dapat meningkatkan kualitas pencari kerja.
Sinergi antara BLK dengan swasta juga perlu ditingkatkan. Keduanya harus sama-sama berperan aktif dalam menciptakan pelatihan kerja berkualitas dan tepat guna. Selain itu, perusahaan juga perlu ikut berperan aktif dalam penyusunan kurikulum di BLK. Hal ini dilakukan supaya kompetensi sumberdaya manusia (SDM) di sekitar wilayah perusahaan tersebut dapat meningkat sesuai dengan kebutuhan pasar.
Kerjasama antara BLK dengan swasta adalah investasi sumber daya manusia bagi perusahaan. Dengan pemberian modul atau kurikulum pelatihan ke BLK, perusahaan dapat menghemat biaya training atau meringankan dalam kegiatan rekrutmennya. Peran aktif perusahaan ini akan sangat besar manfaatnya demi meningkatnya kualitas SDM yang siap pakai di dunia kerja. 
Misalnya, untuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) atau perushaan swasta lokal dapat berkontribusi dalam memberikan modul pelatihan (training) perusahaan ke BLK setempat. Begitupun sebaliknya, dari BLK daerah juga terdapat sinergi yang aktif dengan perusahaan dalam tukar informasi materi pelatihan tersebut.
Penyiapan tenaga produktif dan berdaya saing melalui pendidikan dan pelatihan vokasional terus dilakukan demi menghadapi bonus demografi. Salah satunya melalui sinergi antar sektor dengan penguatan pendidikan vokasional di dalamnya. Pengembangan SDM melalui revitalisasi kualitas pendidikan vokasi terus dipacu pemerintah sesuai dengan Roadmap Kebijakan Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Pelatihan Vokasi 2017-2025.

Kamis, 07 Maret 2019

LAKI WHEELS




LAKI WHEELS merupakan toko mainan online yang didirikan sejak tahun 2019. Saat didirikan, LAKI WHEELS menjual aneka produk bermerek hot wheels.