Senin, 16 November 2020

Edukasi Antikorupsi Melalui Toilet Kejujuran

 


Ikhtiar pencegahan korupsi merupakan suatu hal yang perlu ada di seluruh lapisan masyarakat. Strategi pemberantasan korupsi memerlukan kombinasi yang tepat antara Operasi Tangkap Tangan (OTT) dan konsistensi pencegahan supaya hasilnya dapat optimal. Bila OTT adalah kewenangan dari para penegak hukum, maka pencegahan korupsi bisa dilakukan oleh siapa pun termasuk diri kita sendiri. Kita sebagai masyarakat tentu dapat turut berkontribusi dalam inisiatif pencegahan korupsi, sekecil apa pun itu.

Bila dilihat beberapa tahun ke belakang, format pencegahan korupsi yang cukup populer di masyarakat adalah sebuah inisiatif berupa kantin kejujuran. Kantin kejujuran ini merupakan sebuah gerakan pencegahan korupsi yang digaungkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sejak tahun 2007. Edukasi antikorupsi melalui kantin kejujuran ini sebagian besar menyasar kepada sekolah-sekolah dari mulai Sekolah Dasar (SD) sampai jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat. Tak hanya pada ranah pendidikan, lembaga pemerintah sampai kantor swasta pun sampai saat ini masih ada yang menerapkan kantin kejujuran.

Keberhasilan kantin kejujuran ini merupakan sebuah bukti adanya harapan bahwa integritas di masyarakat kita masih ada. Kantin kejujuran biasanya akan berhasil dan bertahan lama apabila adanya ikatan saling memiliki yang kuat antar anggota atau konsumennya terhadap fasilitas kantin. Perlu ditekankan, untuk membangun supaya kantin kejujuran dapat berhasil juga bukan perkara yang mudah dan instan. Perlu waktu yang cukup lama supaya konsumen kantin kejujuran merasa sangat perlu untuk berlaku jujur ketika membeli suatu barang. Sampai pada akhirnya kejujuran ini dapat menjadi kebiasaan yang sulit ditinggalkan. Selain itu perlu usaha ekstra dalam mengingatkan pemakai kantin kejujuran apabila omzet dagangan tidak sebanding dengan barang yang terbeli. Semuanya perlu proses yang panjang.

Meskipun dalam praktiknya terdapat banyak tantangan dalam mengimplementasikan kantin kejujuran, namun ternyata dampaknya cukup signifikan apabila diterapkan di masyarakat. Nilai penting dari pelaksanaan kantin kejujuran yakni mengajarkan secara langsung sikap tanggung jawab dan jujur tatkala konsumen ingin membeli produk walau tanpa ada penjaganya sekali pun. Artinya, kantin kejujuran akan membentuk mutualisme beserta rekatnya kohesi komunitas dalam suatu masyarakat.

Saat memanfaatkan kantin kejujuran, budaya self-service atau self-order juga akan turut tumbuh karena masyarakat distimulus untuk lebih mandiri dan bertanggung jawab. Dalam ranah perniagaan, kantin kejujuran telah terbukti bermanfaat dalam mengefisiensi biaya operasional sebab tidak perlu manpower yang berlebih. Dari sisi hubungan antar personal pengguna kantin, tentunya akan terjalin perasaan kebersamaan.

Inovasi Edukasi Antikorupsi

Setelah lahirnya kantin kejujuran, dapat dilihat bahwa edukasi antikorupsi yang barbasis pada fasilitas publik cukup berdampak positif kepada masyarakat. Di luar sana, masih banyak fasilitas publik yang belum tersentuh dan dimaksimalkan pemanfaatannya sebagai sarana edukasi antikorupsi. Padahal, apabila fasilitas publik tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal dan tepat maka akan cukup memberikan kontribusi positif terhadap semangat pemberantasan korupsi di Indonesia.

Selain pusat perniagaan, area publik yang pada dasarnya cukup signifikan untuk dibuat sebuah proyek sosial edukasi antikorupsi adalah toilet umum. Kita tahu bahwa toilet umum di Indonesia masih banyak yang dipungut tarif dalam penggunaannya. Sebagian besar juga masih ditunggu oleh penjaga yang duduk di belakang kotak yang berisi uang tarif. Kondisinya pun sebagian besar masih ala kadarnya. Seandainya apabila toilet umum ini bisa dibuat sebuah proyek edukasi antikorupsi, maka kemungkinan akan ada perubahan signifikan yang terjadi pada toilet umum di Indonesia.

Dengan mengadopsi konsep dari kantin kejujuran, maka hal serupa juga dapat diterapkan pada toilet umum. Toilet kejujuran dapat menjadi inovasi dalam edukasi antikorupsi pada fasilitas yang digunakan bersama tersebut. Secara teknis, toilet kejujuran dapat dilakukan pada toilet umum, baik itu di daerah pusat perbelanjaan, sekolah, instansi pemerintahan, kantor swasta, terminal, stasiun, bandara, pelabuhan, tempat wisata sampai Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Nantinya, setiap toilet umum yang dikonsepkan (branding) sebagai toilet kejujuran akan memberikan pengumuman bahwa toilet tersebut akan berisi pesan dan semangat antikorupsi di dalamnya. Baik itu dapat berupa kutipan tokoh sampai pada narasi yang membangun pola pikir masyarakat tentang bahaya korupsi bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Apabila toilet umum tersebut memang ada penjaganya dan menetapkan tarif seperti di terminal ataupun di SPBU, maka harapannya nanti tidak perlu ada penunggunya lagi. Nantinya masyarakat akan diajarkan untuk berperilaku mandiri, jujur dan bertanggung jawab tatkala menggunakan fasilitas toilet kejujuran ini. Tak hanya itu, toilet kejujuran tersebut juga akan dilengkapi dengan fasilitas penunjang kebutuhan kamar mandi yang berbayar seperti misalnya tisu kering, tisu basah, pembalut, popok bayi dan sabun mandi. Pengguna toilet kejujuran dapat memanfaatkan fasilitas tambahan tersebut dengan membayar sesuai dengan daftar harga yang tertera.

Pelaksanaan toilet kejujuran dengan tambahan fasilitas berbayar ini tercatat pernah dilakukan di SD Muhammadiyah 1 Ketelan, Surakarta sejak tahun 2015. Di SD tersebut, toilet kejujurannya menyediakan kebutuhan pembalut hingga celana dalam yang dapat digunakan oleh siswi ketika mengalami haid di lingkungan sekolah. Sistem pembayarannya pun cukup kekinian yaitu dengan e-money. Selain menanamkan nilai integritas, toilet kejujuran di SD tersebut juga mampu menumbuhkan sikap mandiri dan menyadarkan akan pentingnya menjaga kesehatan pribadi. Tak hanya berpengaruh pada budaya antikorupsi saja, toilet kejujuran juga berdampak positif pada budaya hidup sehat di lingkungan masyarakat.

Hal senada juga dilakukan oleh SMA NU 03 Muallimin Weleri, Kendal. SMA tersebut pada tahun 2020 ini telah menerapkan program toilet kejujuran yang bekerjasama dengan komunitas antikorupsi “Swadaya Kendal”. Melalui program yang diberi nama “Toilet Amanah” ini, SMA NU 03 Muallimin Weleri menjadi pilot project dalam implementasi program toilet kejujuran di lingkungan pendidikan Kabupaten Kendal. Tujuannya ialah untuk menanamkan nilai integritas dan tanggung jawab saat memanfaatkan fasilitas publik, khususnya di toilet umum. Toilet umum tentunya dapat menjadi sarana edukasi supaya masyarakat sadar akan pentingnya sikap tanggung jawab dan jujur ketika menggunakan fasilitas publik.

Ada anggapan yang menyatakan bahwa kebersihan masyarakat bisa dilihat dari kondisi toilet umumnya. Pernyataan tersebut ada benarnya juga. Toilet umum dapat menjadi representasi kualitas kebersihan masyarakat di suatu daerah. Selain itu, ada nilai-nilai tanggung jawab dan keterikatan antar anggota komunitas ketika menggunakan fasilitas umum. Semua itu dapat tercermin pada kondisi toilet umum tersebut.

Tanggung Jawab Terhadap Fasilitas Publik

Toilet kejujuran tidak hanya berdampak positif terhadap perubahan perilaku manusia ke arah antikorupsi saja. Namun, secara nyata program ini juga turut menjaga serta merawat sarana dan prasarana di toilet umum. Masyarakat diharapkan dapat berperilaku tanggung jawab dan jujur dalam memanfaatkan fasilitas publik ini sesuai dengan nilai-nilai antikorupsi. Tak hanya itu, toilet kejujuran juga akan membuat fasilitas pada toilet umum menjadi lebih lengkap. Sebagai sarana edukasi masyarakat untuk membudayakan kejujuran dan tanggung jawab, toilet kejujuran perlu menjadi program nasional seperti halnya kantin kejujuran.

Toilet kejujuran ingin mengedukasi supaya masyarakat semua dapat ambil peran dalam menjaga kebersihan toilet umum. Sekali lagi, fasilitas publik termasuk toilet umum merupakan tanggung jawab kita bersama. Terawat atau tidaknya adalah tanggung jawab kita semua sebagai anggota masyarakat.