Sabtu, 26 Juni 2021

Perbedaan Singkat CPNS dan PPPK

(Ilustrasi ASN. Sumber:Tagar.id)

Sebelumnya, pemerintah telah mengumumkan bahwa Penerimaan Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) pada tahun 2021 akan ada perbedaan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. CASN pada tahun 2021 dibedakan menjadi dua kategori. Pertama, adalah penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang seperti sering dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya. Kedua adalah penerimaan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang akan direkrut secara cukup masal pada tahun ini pada jabatan tertentu. Lalu apa perbedaan dari kedua jenis penerimaan CASN tersebut? Berikut beberapa perbedaannya berdasarkan dari berbagai sumber.

·         CPNS

CPNS bertujuan untuk merekrut generasi muda yang nantinya akan dipersiapkan dan dilatih untuk bekerja sesuai dengan jabatannya.

Seleksi CPNS cenderung lebih kompleks dan lama.

PNS memperoleh sejumlah hak, seperti: gaji, tunjangan, fasilitas, cuti, jaminan pensiun dan jaminan hari tua.

·         PPPK

PPPK bertujuan untuk mencari tenaga profesional yang telah memiliki pengalaman di bidang kerja tertentu, minimal tiga tahun.

Seleksi PPPK cenderung lebih sederhana dan cepat karena urgensi kebutuhannya yang mendesak.

PPPK dapat langsung tanda tangan kontrak dan siap untuk bekerja.

PPPK tidak memiliki nomor induk pegawai secara nasional.

Jabatan yang dapat diisi antara lain: Jabatan Fungsional (JF) & Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Madya dan Utama tertentu.

PPPK tidak mendapatkan hak atas fasilitas serta jaminan pensiun dan jaminan hari tua.

Selasa, 15 Juni 2021

Era ASN Kreatif dan Inovatif

 

Ketatnya suatu seleksi dapat dijadikan sebagai indikator untuk mendapatkan sumber daya manusia (SDM) yang unggulan. Semakin ketat proses dan pola rivalitas dalam sebuah rekrutmen, maka SDM yang dihasilkannya pun akan sangat selektif. Kita tahu, seleksi Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) setiap tahun selalu mengalami kebanjiran jumlah pelamar. Lonjakan jumlah pelamarnya pun naik jutaan orang dari tahun ke tahun. Tak hanya itu, standar seleksinya juga sangat ketang karena ada sistem passing grade dan sistem ranking. Jika kita berhasil lolos seleksi CASN, itu akan menjadi kebanggan tersendiri.

Dari seleksi yang superketat ini, tentunya akan menghasilkan SDM dengan kompetensi di atas rata-rata pada tubuh lembaga pemerintahan. Hal inilah yang akan menepis anggapan adanya mitos bahwa kerjaan Aparatur Sipil Negara (ASN) suka-suka, santai dan monoton. ASN kini beda! Dari tingkat kesulitan soal seleksi masuknya tersebut, maka yang tersaring adalah pribadi yang kreatif dan inovatif. Bagaimana tidak, tes Karakteristik Pribadi (TKP) adalah tolok ukur untuk mengukur semangat berprestasi dari para ASN tersebut. Artinya, mereka yang telah menjadi ASN, tentunya akan mudah dalam memahami bagaimana caranya agar menjadi pribadi yang kreatif serta inovatif di lingkungan kerja.

Tak hanya itu. Sikap nasionalisme para ASN yang lolos seleksi juga tidak diragukan lagi. Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) dan serangkaian wawancara yang telah terbukti dalam validasi kadar nasionalismenya. Jadi generasi baru ASN ini adalah pembawa perubahan di lingkungan kerja lembaga pemerintahan. Jika SDM-SDM unggul tersebut terus beregenerasi dan terpupuk dari tahun ke tahun, maka bukan hal yang mustahil jika 10 tahun lagi, tingkat praktik koruptif akan hilang dari tubuh pemerintahan. Roda pemerintahan pun akan berjalan lebih efektif. Hal ini dikarenakan integritas para ASN generasi baru ini yang sudah teruji dan diharapkan mampu membawa perubahan positif di Indonesia.

Para ASN muda kini, terasa semangatnya begitu menggebu-gebu dan ingin membuat perubahan yang lebih baik di lembaganya masing-masing. Salah satu inisiatif dari ASN muda dalam mewujudkan sikap kontributif adalah lahirnya komunitas Abdimuda Indonesia. Dilansir dari situs abdimuda.com, Abdimuda merupakan sebuah wadah bagi abdi negara muda yang Ingin mendorong mindset cerdas dan kontributif sebagai pelayan bangsa. Bisa dibilang, inii merupakan sebuah gerakan dan gagasan baru dalam dunia birokrasi di Indonesia. Bila kita lihat aktivitas para anggota Abdimuda di media sosial, ternyata visi mereka besar dalam agenda pembangunan Indonesia supaya menjadi negara yang maju dan bermartabat. Kemungkinan dalam lima tahun ke depan, ini akan menjadi sebuah gerakan yang besar.

Abdimuda seakan ingin menyampaikan pesan bahwa ini adalah era ASN yang kreatif dan inovatif. Abdimuda ingin menunjukkan bahwa sebagai pelayan bangsa, mereka harus bersikap solutif, dinamis dan dekat dengan masyarakat melalui berbagai aktivitas. Abdimuda berusaha keluar dari pandangan konvensional dengan berbagai stigma negatif, sehingga melahirkan sebuah mindset positif bahwa Abdimuda merupakan generasi yang cerdas dan kontributif. Semoga saja, semangat membara seperti ini dapat menular ke ASN di seluruh Indonesia sehingga nantinya akan melahirkan para ASN yang bisa membawa pembaharuan.

So, dengan menjadi ASN, kita akan bisa lebih banyak berkontribusi kepada negara lho. Tentunya, kita akan mendapatkan kesempatan besar untuk memberikan sumbangsih nyata dalam perbaikan birokrasi di lembaga pemerintahan.

Minggu, 13 Juni 2021

4 Bulan: Persiapan Ideal Untuk Menghadapi SKD CPNS

 

Menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah impian yang paling umum nan populer dimiliki oleh masyarakat Indonesia. Dari tahun ke tahun, para pelamar yang mengadu nasibnya pada seleksinya pun terus bertambah. Tercatat, selama tiga tahun terakhir ini, pelaksanaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) ini, total pelamarnya bertambah secara signifikan. Mulai dari tahun 2017, dengan jumlah pelamar CPNS sebanyak 2.433.656 orang. Angka ini bertambah sekitar dua juta pelamar di tahun 2018. Sedangkan di tahun 2019, jumlah pelamarnya sudah hampir mendekati lima juta orang. Jumlah yang sangat fantastis. Artinya, PNS tetap menjadi primadona karir yang menarik bagi masyarakat Indonesia, walau kini dunia telah memasuki era revolusi industri 4.0.

Lalu, apa saja kiat-kiat agar para pelamar yang berjumlah sangat banyak tersebut dapat menjadi PNS yang lolos seleksi? Tentu diperlukan persiapan yang sungguh matang agar para pelamar dapat berkompetisi dengan jutaan pelamar lainnya tersebut. Berdasarkan riset pada buku-buku bank soal CPNS populer dari tahun-ke tahun, ada kesimpulan bahwa pelamar memerlukan waktu minimal empat bulan persiapan untuk menghadapi Seleksi Kompetensi Dasar (SKD). Seperti diketahui, SKD adalah seleksi tahap kedua dari keseluruhan alur proses CPNS.

Rangkaian Rekrutmen CPNS

Pertama, pelamar akan menghadapi seleksi tahap awal yang bernama seleksi administratif. Pada seleksi administratif ini, pelamar tidak membutuhkan banyak persiapan latihan soal layaknya ujian. Pelamar hanya membutuhkan ketelitian dan kesabaran dalam mengumpulkan berkas-berkas yang akan diupload di situs resmi CPNS atau Badan Kepegawaian Negara (BKN). Jangan sampai, pelamar mengupload berkas yang salah atau tidak sesuai dengan persyaratan yang diminta. Hal ini tentu akan berakibat fatal dan bisa menyebabkan pelamar tidak lolos tahapan seleksi administratif ini.

Misalnya saja, pelamar diwajibkan mengupload file ijazah asli, namun yang diunggah malah yang fotokopi. Ini tentu akan berakibat cukup fatal dan menyebabkan gagalnya seleksi administrasi pelamar. Contohnya lagi, saat pelamar diminta untuk upload pas foto dengan background merah, namun yang terjadi adalah pas foto diunggah dengan background biru. Alasan seperti ini tidak akan dibenarkan atau ditolerir saat seleksi administratif. So, agar lancar seleksi administratif, hal utama yang diperlukan adalah ketelitian, selalu kroscek dan penuhi segala berkas. Ingat, seleksi tahap awal ini adalah penentu persaingan yang sebenarnya.

Tahapan kedua dan yang ditunggu-tunggu adalah SKD. Tahapan ini cukup menjadi momok bagi pelamar karena butuh persiapan yang ekstra giat untuk menaklukkan soal sebanyak 100 butir pilihan ganda. Ada tiga kelompok sub tes soal dalam SKD yang harus selesai dalam 90 menit ini. Pertama Tes Kepribadian (TKP) yang berjumlah 35 butir soal. Kedua, Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) dengan soal berjumlah 30 butir. Ketiga adalah Tes Intelegensia Umum (TIU) berjumlah 35 butir soal. Masing-masing sub tes ini pun ada passing grade yang harus dipenuhi oleh pelamar. Jika kurang dari standar passing grade, maka pelamar tidak akan lolos SKD.

Seperti diketahui, berdasarkan Peraturan Menteri PANRB No. 24 Tahun 2019 tentang Nilai Ambang Batas SKD Pengadaan CPNS 2019, para pelamar harus melampaui passing grade sebesar 126 untuk TKP, skor 80 untuk TIU dan skor 65 untuk TWK. Jika sudah melampaui ambang batas nilai tersebut, barulah nilai peserta akan dibandingkan dengan nilai peserta lain. Peserta dengan nilai teratas akan sangat berpeluang untuk masuk ke tahapan selanjutnya, yaitu Seleksi Kompetensi Bidang (SKB). Sedangkan di SKB sendiri, materinya akan jauh lebih spesifik dibandingkan SKD. Pada SKB, materinya akan membahas tentang posisi khusus yang dilamar oleh peserta. Misalnya, apabila peserta melamar untuk posisi guru SD, maka pertanyaan saat SKB dengan Computer Assisted Test (CAT) juga tentang keguruan.

TKP, TWK dan TIU

Untuk sub tes TKP, merupakan tes yang menilai karekater pribadi kita dengan penitikberatan pada kepentingan terhadap negara. Jadi, jawaban terbaik dalam soal TKP adalah yang terbaik untuk negara, organisasi dan pelayanan kepada masyarakat. Jawaban dengan unsur positif, percaya diri, integritas dan berlogika adalah pilihan terbaik. Penilaian terbesar dari sub tes ini adalah mengukur seberapa sebesar:

1.       Integritas Diri

2.       Semangat Berprestasi

3.       Kreativitas dan Inovatif

4.       Orientasi dan Pelayanan

5.       Kemampuan Beradaptasi

6.       Pengendalian Diri

7.       Kemampuan Bekerja Mandiri dan Tuntas

8.       Kemampuan Bekerja Dalam Kelompok

9.       Kemampuan Bekerja Secara Berkelanjutan

10.   Menggerakkan dan Mengoordinasi

11.   Kepekaan Terhadap Orang Lain

Pada sub tes TKP ini, skor tertinggi dari setiap soal adalah lima, sedangkan yang paling rendah adalah satu. Jadi, sebisa mungkin pelamar dapat mengisi semua jawaban pada sub tes ini, karena walaupun salah, pelamar tetap akan mendapatkan poin satu minimal. Dan ingat, jawablah soal-soal pada TKP ini dengan cepat dan tepat (kurang dari 30 detik sudah terjawab), agar pelamar dapat maksimal di sub tes yang membutuhkan analisa hitung-hitungan pada TIU. Tentu saja, pada TKP ini, pelamar tetap harus melampaui passing grade sebesar 126 agar lolos pada sub tes ini.

Selanjutnya pada TWK memerlukan hafalan yang ekstra karena materinya seputar penguasaan konsep sejarah, nilai serta makna Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) serta penerapannya ke dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, pelamar harus banyak membaca tentunya agar penguasaan terhadap materi kebangsaan Indonesia dapat maksimal. Dari tahun ke tahun, jenis materi soal yang diujikan dalam TWK meliputi:

1.       Sistem tata negara Indonesia, baik dari pemerintah pusat hingga pemerintah daerah

2.       Sejarah perjuangan bangsa

3.       Peran Bangsa Indonesia pada tatanan regional hingga global

Untuk TIU, ini adalah sub tes yang umumnya diraskan paling menakutkan bagi para pelamar. Bagaimana tidak, pengerjaan soal TIU ini terbilang membutuhkan waktu relatif lebih lama dibandingkan dengan TKP ataupun TWK. Bila TKP dan TWK rata-rata bisa diselesaikan dengan waktu kurang dari 50 detik, maka TIU bisa lebih dari dua menit pada soal tertentu. Jadi, strategi manajemen waktu pengerjaan tes SKD ini adalah dengan mengerjakan soal TKP dan TWK secepat mungkin agar dapat menyelesaikan TIU sebaik mungkin.

Supaya pelamar bisa mendapatkan skor TIU dengan maksimal, maka pelamar perlu banyak-banyak mengerjakan kisi-kisi soal yang sudah banyak beredar, baik itu dari modul bank soal sampai materi di internet. Kuantitas akan menentukan kualitas. Semakin sering pelamar menegerjakan dan menemui pemecahan masalah soal TIU, kemungkinan besar akan semakin mahir untuk membiasakan diri menyelesaikan soalnya. Tentu saja, selama tiga bulan sebelum tes SKD berlangsung, pelamar harus rutin mengerjakan soal TIU setiap hari.

Soal TIU sendiri terdiri dari komponen:

1.       Baris dan Deret

2.       Matematika Dasar

3.       Hitung Perbandingan

4.       Tes Vigural

5.       Sinonim

6.       Antonim

7.       Analogi

8.       Pemahaman Wacana

9.       Penalaran Logis

10.   Penalaran Analitis

Jangan lupa, jumlah soal TIU terdiri dari 35 butir. Agar pelamar bisa lolos passing grade pada sub tes TIU, maka harus bisa mengerjakan minimal 16 soal benar. Jika sudah ada 16 soal yang terjawab benar, amanlah sudah. Lalu, supaya persiapan menghadapi total 100 butir soal SKD ini dapat maksimal, maka pelamar harus banyak-banyak berlatih soal dan hafalan, idealnya minimal empat bulan sebelum tes diselenggarakan. Rinciannya adalah:

Bulan pertama, adalah membaca seluruh materi yang ada dalam buku bank soal yang tebal tersebut. Coba jadwalkan dalam sehari setidaknya pelamar bisa belajar dalam waktu 90 menit. Mengapa 90 menit? Supaya kita terbiasa dengan rutinitas 90 menit yang menjadi waktu pelaksanaan SKD. Biasakan habiskan waktu 90 menit setiap hari ini untuk membaca buku dari bank soal CPNS di bulan pertama.

Selanjutnya, bulan kedua dan ketiga biasakan untuk selalu mengerjakan soal hingga tuntas selama 90 menit. Jika sudah selesai, maka keesokan harinya pelamar dapat lihat pada pembahasan materi sembari menghitung skor kemampuan pelamar. Jika soal-soal di bank soal sudah habis, pelamar bisa mengeprint atau mengerjakan bank soal dari ebook yang sudah banyak beredar. Intinya, jangan lewatkan satu hari pun tanpa melihat soal. Buatlah selang-seling, mislanya hari ini mengerjakan soal, keesokan harinya penilaian dan pembahasan. Begitu seterusnya sampai bulan ke tiga usai.

Memasuki bulan keempat sebelum ujian, pelamar perlu membiasakan mengerjakan soal dengan sistem CAT. Biasnya BKN sendiri di websitenya ada simulasi CAT yang mirip dengan saat pelaksanaan hari H nanti. Jika pelamar coba browsing di search engine, sudah banyak situs yang menawarkan simulasi CAT SKD ini. Aktivitas ini dilakukan setiap hari agar pelamar terbiasa mengerjakan menggunakan komputer atau PC. Sehingga saat pelaksanaan hari H nanti, pelamar tidak kagok atau canggung dalam mengerjakan soal SKDnya.

Terakhir, apapun hasilnya tetaplah semangat. Apabila pelamar gagal seleksi CPNS, jangan berkecil hati dan jadikan ini sebagai pelajaran mahal yang bisa diambil hikmahnya. Setelah melewati empat bulan berkutat dengan materi CPNS, maka kemungkinan besar tingkat kedisiplinan pelamar juga akan terbangun. Dalam alam bawah sadar pelamar, akan mulai terbentuk sikap kemandirian, keuletan, kesabaran dan kekuatan mental baja untuk menghadapi berbagai macam problematika ke depannya. Semoga tahun ini lulus CPNS ya!