Kamis, 30 Desember 2021

Pesona Tanaman Bonsai Khas Indonesia


Saat ini pengaruh seni tradisional hortikultura bonsai sudah menyebar sampai ke pelosok desa di Indonesia. Bonsai juga merupakan warisan kuno seni botani yang terus bertahan sampai sekarang. Bonsai tidak hanya digemari oleh orang kalangan elite saja, melainkan juga pada kalangan masyarakat ekonomi biasa saja pun dapat menikmatinya. Berdirinya komunitas Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) dengan sebaran cabangnya yang ada di mana-mana, menandakan bahwa budaya bonsai sudah terpenetrasi lebih luas di masyarakat Indonesia. Sejauh ini, kiblat seni bonsai di Indonesia sangat terpengaruh oleh gaya tradisi Jepang dan Cina. Hal ini memang tidak bisa dipungkiri, karena pada dasarnya akar seni bonsai berasal dari wilayah Asia Timur. Sehingga sampai sekarang ini, proses akulturasi kebudayaan bonsai di ranah lokal masih begitu terasa nuansa asalnya.

Hobi bonsai ini terbilang unik secara pengejawantahannya. Siapa pun bisa mengkreasikan imajinasinya ke dalam tanaman dalam pot dangkal tersebut. Meskipun secara falsafah, bonsai yang baik memiliki aturan-aturan secara kultural tersendiri, namun ternyata implementasi di suatu wilayah terkadang begitu kontekstual menyesuaikan kondisi rasam masyarakatnya. Ada yang sangat patuh terhadap kanun perbonsaian. Ada pula yang berpikir out of the box dalam merancang serta memelihara bonsainya. Keduanya aliran menjadi sebuah dinamika yang harus terus tumbuh di jagat perbonsaian. Intinya, harus ada kelindan antara pendekatan hortikultura dengan dimensi estetika.

Di Indonesia, kontekstualisasi kultur bonsai terlihat dari bibit tanaman yang digunakannya. Bila di dunia internasional, bonsai seringkali didominasi oleh tanaman pohon pinus dan cemara, di Indonesia tanaman khasnya justru akan sangat memperkaya khasanah perbonsaian. Pendaman lokal yang khas Indonesia ternyata berjumlah banyak serta sangat pas apabila dijadikan sebagai bahan bonsai. Bila dianalisa, ada empat jenis tanaman Indonesia yang acap kali dijadikan bonsai oleh masyarakat di Indonesia.

1.       Asam Jawa

Tamarindus indica atau sering disebut asam jawa (asem jawa menurut dialek lokal) adalah tanaman bonsai khas Indonesia yang paling populer dengan prospek harga jual fantastis. Alasan penghobi memilih asam jawa karena secara morfologi, tanaman ini yang paling ideal untuk dijadikan bonsai. Daunnya kecil dan dapat lebih kecil lagi ketika sudah berada pada media pot. Berbatang keras dengan tekstur kulitnya yang terkesan tua serta angker. Atmosfer kelokalan bonsai asam jawa sangat begitu terasa. Bila kita memandangi bonsai asam jawa di dalam pot tentu akan menemui kemiripan dengan yang aslinya di alam bebas.

Tidak hanya itu, bonsai tanaman tropis ini juga dapat dikonstruksikan layaknya cemara ataupun pohon-pohon subtropis lainnya. Jadi, kita bisa mengatur gerakan perantingan bonsai asam jawa sesuai dengan keinginan. Baik itu akan disesuaikan dengan gaya perbonsaian klasik, ataupun sesuai fantasi pemilik sendiri. Semakin tua usia bonsai asam jawa, biasanya akan sudah dapat berbuah di dalam pot. Hal ini tentu saja menjadi nilai plus dalam unsur estetika bonsai asam jawa tersebut.

Untuk membuat bahan bonsai dari tanaman asam jawa, biasanya masyarakat mempraktikkan tiga macam teknik. Pertama, cangkok atau stek. Teknik ini yang paling mudah dilakukan untuk membuat bonsai asam jawa dan terkesan cenderung instan dibandingkan lagam lainnya. Cara ini dinilai sangat cocok bagi orang yang ingin lekas mendapatkan bentuk pokok kayu bonsai yang kokoh dengan ranting yang sudah rimbun. Kedua adalah teknik grounding, yaitu dengan cara menanam bahan bonsai ke dalam tanah lapang. Trik ini dilakukan supaya batang bonsai dapat cepat membesar secara natural (tanpa pengkerdilan dari kecil) karena nutrisi di tanah lapang yang jauh lebih melimpah. Terkadang penghobi juga ikut memendam pot atau polibagnya sekaligus agar ketika sewaktu-waktu diangkat, akar bonsainya tidak terlalu berjibun menjalar kemana-mana. Ketiga, mulai program dari biji. Teknik ini dilakukan oleh pebonsai yang sabar dan ingin menghasilkan bonsai yang sesuai dengan program serta kaidah kebutuhannya.

Apapun teknik yang diterapkan, hasil akhir bonsai asam jawa yang sudah jadi memang begitu menawan. Nuansa natural tanaman berdaun lebat khas daerah dengan curah hujan tinggi memang menjadi magnet tersendiri. Tak heran, bonsai asam jawa sering menjuarai kontes. Keunikan Indonesia dalam khasanah perbonsaian ini terletak pada keeksotisan floranya yang elok.  

2.       Serut

Serut atau Streblus asper adalah tanaman berbatang keras, tumbuh liar dan sering dijumpai di kebun (kebon) warga. Di desa-desa, kita masih sering menemui pohon serut, terutama di pagar perbatasan tanah antar kebun. Selain di kebun, serut juga tumbuh subur di hutan kawasan Indonesia, Kamboja, Thailand, India, Sri Lanka, Malaysia dan Vietnam. Pada habitat liarnya, nilai ekonomi dari pohon serut cenderung kurang berharga. Namun, apabila tanaman ini sudah diprogram sedemikian rupa untuk bonsai, harganya bisa melambung tinggi. Serunya memiliki hobi bonsai ini salah satunya ialah bahwa tanaman kerdil ini bisa menjadi sarana investasi. Karena semakin tua tanaman, harganya akan melambung tinggi.

Serut ini merupakan tanaman khas Indonesia yang terkenal sekali soal keangkerannya. “Kalau malam-malam lewat kebon, jangan dekati pohon serut itu ya” adalah ungkapan yang sering dilontarkan oleh orang-orang di pedesaan pada zaman dulu. Banyak cerita rakyat beredar yang mengaitkan serut dengan adanya penunggu makhluk astral di sekitarnya. Namun itu sendiri merupakan mitos dan legenda. Terlepas itu semua, serut adalah bahan bonsai yang sangat cantik dan elegan. Tak hanya sebagai bahan bonsai saja, serut juga sering digunakan sebagai tanaman dekorasi untuk taman.

Batang serut tampak keras nan kokoh. Hal ini menambah sensasi citra naturalnya apabila sudah dipindahkan ke dalam pot bonsai. Ditambah lagi, daun serut yang sudah dibonsai biasanya akan mengecil secara alamiah, dengan ukuran setengah dari bentuk aslinya di alam liar. Bonsai serut juga termasuk gampang dalam perawatannya. Tanaman ini tahan pada kondisi media tanam kering, meskipun begitu jangan sampai tidak disiram sama sekali. Serut juga merupakan tanaman yang sangat mudah sekali untuk dibentuk-bentuk sesuai dengan pretensi penghobinya.

Untuk bahan bonsai serut ini, biasanya bisa didapatkan dengan cara stek dan dongkelan di alam liarnya. Kita bisa lihat, misalnya di kanal Youtube banyaknya penghobi yang mendongkel akar atau memotong batang serut dari alam, hutan atau habitatnya. Cara ini yang paling efisien untuk mendapatkan bahan bonsai serut, karena jarang sekali penghobi yang memprogramnya dari biji. Selain itu, saat ini kita tidak perlu repot-repot ke hutan ataupun kebon untuk berburu bahan bonsai serut. Cukup melalui pemesanan di marketplace saja, kita sudah banyak mendapatkan referensi serta opsi aneka bahan bonsai serut yang dijual dengan harga yang sangat terjangkau.

3.       Kelapa

Indonesia merupakan salah satu negara maritim dan kepulauan terbesar di dunia. Salah satu ciri dari ekosistem maritim adalah banyaknya tumbuhan bergenus cocos alias kelapa di sepanjang garis pantai. Secara kultural tanaman bonsai identik dengan tumbuhan dikotil berbatang kambium. Namun di Indonesia, kreasi masyarakat yang hidup di daerah tropis menjadikan tanaman kelapa sebagai bonsai bonsai yang indah serta potensial. Kelapa yang tumbuh subur di bumi nusantara ini adalah potret keeksotisan yang tiada duanya. Bisa dibilang kelapa merupakan salah satu ciri khas flora di negara maritim tercinta ini. Mungkin saja, kuantitas budidaya bonsai kelapa di Indonesia adalah salah satu yang terbesar di dunia.

Bonsai kelapa terbilang paling sulit perawatannya dibandingkan tanaman lainnya. Misalnya, batang bonsai retak saja akan menimbulkan kematian pada tanaman. Tidak hanya itu, akar yang terpangkas dan adanya serangan hama kumbang saja akan menimbulkan hal yang tidak diinginkan. Dapat dikatakan kelapa jauh lebih ringkih dan rentan dibandingkan bahan bonsai lainnya. Namun dari segi artistik, pesonanya tiada duanya. Apabila kita merawatnya dengan sabar dan telaten, maka kita akan mendapatkan tampilan visualnya yang elok.

Secara teknik, bonsai kelapa hanya bisa ditumbuhkan dengan biji atau buah kelapa yang sudah tua saja. Sudah jelas, bonsai kelapa ini tidak bisa distek ataupun dicangkok. Kalaupun dibudidayakan dengan teknik grounding, resiko untuk batang retak ataupun akar yang kurang tercabut akan mengakibatkan kematian terhadap tanaman. Jadi memang yang paling aman adalah pembibitan bonsai dengan menggunakan buahnya. Biasanya penghobi akan membudidayakan lebih dari satu bonsai kelapa di rumahnya. Hal ini dikarenakan membudidayakan bonsai kelapa ini cukup membuat ketagihan. Satu tanaman bonsai kelapa saja rasanya tidak cukup.

4.       Beringin

Beringin tumbuh subur di kawasan Asia dan Australia. Tanaman bergenus ficus ini merupakan bahan bonsai yang paling mudah didapatkan di Indonesia. Kita bisa menemui beringin, mulai dari tembok bangunan, tebing batu sampai sekitar daerah aliran sungai. Perawatannya pun tergolong paling mudah. Tanaman ini sangat tahan banting, baik itu di kondisi berair ataupun kering. Sehingga, bagi para pebonsai pemula, tanaman beringin ini bisa menjadi pilihan terbaik untuk belajar membuat bonsai.

Anda pernah melihat bangunan keajaiban dunia, Angkor Wat di Kamboja? Situs bersejarah tersebut kondisinya saat ini tengah terlilit pohon beringin tua yang membuatnya terlihat sangat indah sekaligus kuno. Bahkan, tak jarang penghobi yang mengambil tema Angkor Wat itu sebagai sumber inspirasi dalam konsep bonsai beringinnya. Hal ini dikarenakan, beringin mempunyai akar gantung dan jalar yang bisa dibentuk-bentuk sesuka hati. Jadi, tak jarang apabila bonsai beringin seringkali dililitkan pada miniatur bangunan, candi ataupun bongkahan batu.

Kepopuleran bonsai beringin hampir menyamai pesona asam jawa. Dari segi batang, bonsai beringin lebih cepat terbentuk struktur kokoh nan kunonya. Keangkerannya juga tampak di sekujur batang beserta akar gantungnya yang terkesan mistis. Namun kekurangan dari bonsai beringin ada di daun yang sulit untuk dikerdilkan. Sehingga saat dijadikan bonsai, tanaman cenderung kurang natural seperti di alam liar. Meskipun begitu, dari segi struktur batang beringinlah juaranya. Tanaman ini begitu gagah dan sangat pas untuk berada di pot. Biasanya saat di acara kontes, bonsai beringin digunduli daunnya sehingga hanya menampakkan sisi gahar dari pohonnya. Seringkali, pemenang dari kontes bonsai ini adalah dari pohon beringin.

Sebenarnya masih banyak lagi tanaman khas Indonesia yang lumrah dijadikan bonsai. Misalnya saja waru, sisir, wahong sampai kawista. Namun, menurut pengamatan, keempat bonsai yang telah dielaborasikan di ataslah yang paling populer dan pengaruhnya signifikan di kancah perbonsaian lokal. Dari keempat tanaman bonsai khas Indonesia tersebut, manakah yang menjadi favorit anda?

Minggu, 28 November 2021

Krusialitas Kurikulum Media Sosial di Sekolah

 

Sumber: freepik.com

Media sosial (medsos) pada zaman sekarang ini telah memegang peranan yang amat penting dalam menciptakan integrasi bangsa. Pemanfaatan medsos yang positif akan menjadi obat mujarab untuk meredam konflik sosial yang dapat memecah belah kesatuan bangsa. Berdasarkan data riset dari perusahaan media asal Inggris, We Are Social, jumlah penduduk Indonesia per Januari 2021 adalah 274,9 juta. Sedangkan jumlah pengguna medsos aktifnya sebanyak 170 juta orang atau sekitar 61,8% dari jumlah total populasi di Indonesia. Artinya, kita harus benar-benar waspada terhadap potensi konflik yang tercipta akibat penggunaan medsos secara negatif. Ini adalah sebuah pekerjaan besar untuk bangsa Indonesia agar kita senantiasa dapat terus utuh dan terhindar dari ancaman disintegrasi.

Untuk menekan potensi konflik yang tak berujung di medsos, tentunya masyarakat Indonesia harus sudah membudayakan toleransi di jagat maya. Masyarakat Indonesia ini terbilang unik. Di kehidupan nyata, masyarakat Indonesia terkenal dengan keramahannya, murah senyum dan cenderung mudah menerima orang lain. Namun, di medsos, masyarakat kita menjadi agresif, barbar dan tak jarang melakukan konflik yang berkaitan dengan suku, agama, ras dan antar golongan (SARA). Bahkan beberapa riset dari luar negeri pun menyebut bahwa netizen Indonesia di medsos adalah yang paling tidak sopan di sedunia. Hal ini tentunya akan menimbulkan tanda tanya besar bagi kita semua. Mengapa ada perbedaan sifat masyarakat Indonesia saat di dunia nyata dan saat di platform medsos?

Jawaban yang paling mendekati kebenarannya adalah bahwa internalisasi nilai sopan santun dan toleransi, sampai saat ini belum sampai ke ranah medsos. Artinya, kita selama ini tidak pernah atau cenderung minim diajari secara kultural untuk toleran di medsos. Bila di kehidupan nyata, kita sering dinasehati dan diedukasi oleh orang sekitar, maka di dunia maya—yang merupakan kultur teknologi informasi baru khas era pasca milenium, kita belum mempunyai instrumen nilai yang baku sebagai bahan acuannya. Norma yang terbentuk di medsos belum sekuat dan serigid dengan apa yang ada di dunia nyata. Medsos adalah dunia baru dengan sengkarut aturan rimba belantara beserta percakapan yang terlampau liar. Lalu apakah kita terlambat mengatasi ancaman disintegrasi bangsa ini? Tentu saja tidak.

Kita masih punya kans besar untuk memutus mata rantai permasalahan yang diakibatkan oleh pemanfaatan medsos yang tidak bertanggung jawab tersebut. Maka dari itu, kita perlu menyasar untuk melakukan pemberadaban medsos yang baik bagi generasi muda. Mereka adalah tunas muda yang harus kita lindungi dari kekalutan yang pernah orang dewasa lakukan di generasi awal munculnya medsos ini. Jadi, tentunya masih ada waktu untuk memperbaiki semuanya tersebut. Maka dari itu, kita memerlukan peranti untuk membudayakan toleransi dalam bermedsos, yakni melalui sebuah kurikulum di sekolah formal. Dengan hadirnya kurikulum bermedsos ini, maka pembudayaan toleransi dalam bermedsos akan mulai dapat mengemuka di masyarakat, khususnya pada generasi muda.

Seperti kita ketahui, evolusi penggunaan medsos selama ini telah berubah dan berkembang. Dulu medsos digunakan sebagai ajang mencari teman baru, namun sekarang telah menjadi arena pertempuran, misalnya pada saat tahun-tahun politik. Berbagai macam warita bohong alias hoax dan hasutan adu domba bertebaran di mana-mana. Adanya perseteruan antar golongan yang memainkan isu SARA di medsos merupakan sesuatu hal yang tidak boleh dibenarkan. Maka dari itu, pentingnya kurikulum medsos di maktab adalah sungguh mendesak untuk meredam konflik yang memainkan isu SARA yang ada di internet. Krusialitas adanya kurikulum ini merupakan sebuah keniscayaan bagi generasi muda.

Tidak hanya pada tarikh politik saja medsos memanas. Setelah dihadapkan dengan tahun politik yang penuh polemik tersebut, medsos kembali dihebohkan dengan persoalan pandemi Covid-19 yang menjadi area pertempuran narasi baru. Berita kibul soal pandemi dan konspirasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan tersebut telah membuat pemerintah kewalahan. Padahal, jika kita semuanya sebagai masyarakat bisa patuh, tertib dan saling bekerja sama untuk menyelesaikan pandemi ini bersama-sama, maka pagebluk ini akan lebih cepat berakhir. Rentetan berita dan informasi hoax tersebutlah yang membuat kita kesulitan keluar dari masa-masa krisis seperti saat pandemi tersebut.

Di tengah pandemi dan krisis, kita sebagai generasi muda haruslah menyebarkan pesan yang positif kepada publik. Pesan narasi yang sejuk serta damai adalah oase di tengah ketakutan dan kekhawatiran masyarakat. Petuah perdamian dan upaya menghindari friksi SARA adalah sesuatu upaya yang harus selalu disebarkan. Dengan begini, faktor-faktor yang menyebabkan disintegrasi bangsa juga akan memudar.

Sekali lagi, etika bermedsos sudah dapat dikatakan sebagai cara sopan santun di era teknologi informasi. Dulu, orang tua kita selalu mengajarkan sopan santun dan tata krama di kehidupan nyata. Namun, kini sejak adanya dunia maya, yang juga merupakan bagian dari dunia nyata dengan akses jangkauan tidak terbatas, maka sopan santun di medsos perlu diajarkan. Etika bermedsos akan menjadi pengingat bahwa kita ini adalah bangsa yang beragam, sehingga apapun ucapan kita jangan sampai memecah belah keberagaman di dalamnya. Kita butuh lebih banyak anak muda yang berani bersuara untuk menyebarkan pesan perdamaian di Indonesia. Lalu, apakah kita semua sudah menyampaikan pesan perdamaian hari ini?

#SuperBercerita

Minggu, 17 Oktober 2021

Kehadiran Bank Sampah Di Pedesaan

 

Isu persampahan di pedesaan masih menjadi persoalan yang cukup elusif untuk digentaskan. Kita masih sering menemui penduduk desa yang membuang sampah di sungai, bahkan sisa konsumsi warga di tumpuk di pinggir jalan yang bukan semestinya. Di desa, seperti yang saya alami, selain dibuang sembarangan, sampah juga masih dikelola secara mandiri dan dibakar jika sudah menumpuk di rumah. Akibatnya, terjadi polusi udara yang cukup fatal karena tak jarang anak-anak dan balita yang mengalami Bronkitis karena paparan tabun pembakaran sampah tersebut. Untuk menangani problem tersebut, beberapa pakar dan pegiat lingkungan akan menyarankan dibentuknya “Bank Sampah” untuk menyelesaikan perkara ini.

Kehadiran Bank Sampah di desa adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan saat ini, terutama untuk menanggulangi permasalahan sampah skala rumah tangga. Bank Sampah yang ada di desa biasanya menjadi bagian dari unit Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang keuntungannya dapat dimanfaatkan oleh desa untuk kegiatan operasional. Maka dari itu, sosialisasi pentingnya pembangunan BUMDes berupa Bank Sampah perlu dimasifkan kembali oleh pemerintah. Seperti diketahui, proyek Bank Sampah sudah ada sejak tahun 2008. Program ini pun dinilai telah menjadi salah satu sarana penggerak perekonomian di desa yang cukup efektif. Meskipun BUMDes Bank Sampah tersebut nantinya tidak mendapatkan profit yang tinggi, namun setidaknya lingkungan desa menjadi lebih bersih dan terawat.

Andaikan saja, di setiap desa di Indonesia terdapat BUMDes Bank Sampah, maka bisa dibayangkan betapa lestarinya lingkungan tempat tinggal kita di masa depan. Sungai-sungai menjadi bersih tanpa adanya sampah plastik dan sebagainya. Pinggir jalanan juga tak ada sampah non organik yang berserakan. Serta tentu saja tidak ada asap yang membumbung tinggi nan pekat yang membahayakan kesehatan di sekitar rumah warga. Tentu saja hal ini akan membuat lingkungan dan badan kita menjadi lebih sehat.

Sabtu, 25 September 2021

Job Portal Lokal Berdaya Bersama HP

 


Perspektif masyarakat pada umumnya akan menganggap bisnis dan karir adalah sebuah dikotomi yang harus dibedakan. Bisnis di mata khalayak selalu identik dengan semangat entrepreneurship (kewirausahaan) yang mandiri dan tidak terikat dengan pihak manapun. Atau bahasa kerennya berdikari alias berdiri di atas kaki sendiri. Sedangkan istilah karir secara common sense lekat dengan jenjang kerja profesional di sebuah perusahaan atau instansi formal. Kalau saya sendiri, bila ditanya akan memilih karir atau bisnis, maka saya akan jawab dua-duanya. Menurut saya keduanya sama-sama penting. Seperti diketahui, saat ini saya tengah membangun bisnis yang erat kaitannya dengan jenjang karir profesional, yang berbasis teknologi digital.

Bisnis yang saya jalankan saat ini adalah sebuah job portal atau situs pencari kerja yang berfokus menyebarkan informasi lowongan kerja (loker) agar sampai ke pelosok desa atau daerah. Berdasarkan riset mandiri yang saya lakukan, bahwa job portal terbesar di Indonesia saat ini masih belum mampu menyebarkan informasi sampai ke pelosok daerah. Selain itu, menurut saya, angka pengangguran di Indonesia, khususnya di daerah tersebut disebabkan oleh kompetensi job seeker yang tidak sesuai dengan kebutuhan industri dan minimnya informasi loker agar sampai ke pelosok masyarakat.

Pengangguran Terus Bertambah

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang terakhir, tercatat bahwa angka pengangguran nasional tahun 2019 mengalami eskalasi bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. BPS merilis jumlah pengangguran terbuka (TPT) pada Agustus 2019 berjumlah 7,05 juta orang, melonjak dari Agustus 2018 yang berkisar 7 juta orang. Angka pengangguran ini ternyata terus bertambah hingga mencapai dua juta orang di bulan Agustus 2020 akibat pandemi Coronavirus Disease (Covid-19), sehingga mencapai 9.77 juta orang. Ini adalah jumlah angka pengangguran yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengangguran di masa resesi ekonomi tahun 1998, yang mencapai 5,04 juta orang. Data-data tersebut menunjukkan bahwa pengangguran merupakan problematika besar bangsa Indonesia yang harus segera dicari solusinya.

Perlu diketahui, job portal berbasis internet terbukti telah berkontribusi besar dalam mengurangi jumlah tunakarya, dengan menyediakan informasi ribuan loker di situs daringnya setiap hari. Tentunya, hal ini sangat berfaedah bagi para pengangguran, terutama bagi mereka yang masih dalam usia produktif. Dengan referensi loker yang ekstensif di job portal, mereka akan mendapatkan banyak peluang guna memperbaiki jenjang karir, sehingga mampu meningkatkan taraf hidup. Atas alasan tersebut, saya membangun job portal yang khusus mengakomodir loker di daerah supaya masyarakat di pelosok dapat mengubah kondisi perekonomian mereka ke arah yang lebih baik dengan pekerjaan yang berkualitas untuk jenjang karir profesional. Job portal yang saya bangun sejak 1 September 2018 tersebut bernama Swadaya27.com.

Swadaya27.com saya jalankan masih seorang diri. Harapan ke depannya, saya punya tim atau partner yang memiliki satu visi dengan saya untuk mengembangkan job portal lokal ini agar dapat menyediakan loker-loker ke seluruh penjuru Indonesia. Tidak hanya itu, harapan ke depannya adalah bahwa Swadaya27.com juga bisa mengakomodir lowongan-lowongan bagi penyandang disabilitas. Di tahun ke tiganya ini, Swadaya27.com masih terus berbenah baik secara flow process bisnisnya sampai kepada optimalisasi UI/UX-nya. Swadaya27.com akan terus berprogres karena urgensi adanya job portal lokal adalah sebuah keniscayaan. Menurut saya, job portal lokal seperti Swadaya27.com dan lain sebagainya harus ada di Indonesia agar angka pengangguran di daerah dapat berkurang.

Pemberdayaan Lokal

Pemberdayaan masyarakat lokal adalah visi besar dari job portal Swadaya27.com. Saya juga mendedikasikan job portal Swadaya27.com untuk dapat dimanfaatkan oleh para usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) di daerah dan desa secara gratis, baik itu untuk mempromosikan produk mereka dan juga dimanfaatkan untuk posting loker. Harapannya, dengan membantu proses rekrutmen dari UMKM di daerah tersebut, maka proses bisnis usaha sampai taraf hidup masyarakat lokal juga akan terus berdaya.

Saya pun berkomitmen untuk mengembangkan usaha berbasis teknologi informasi ini menjadi sebuah perusahaan level nasional. Tentunya, saya membutuhkan infrastruktur dan perangkat yang mumpuni agar kegiatan operasional Swadaya27.com dapat optimal dan tetap terjaga. Sejak situs Swadaya27.com berdiri sampai sekarang ini, saya setia menggunakan laptop HP yang saya beli sejak tahun 2018. Saya merasakan sendiri betapa awetnya laptop HP CORE i3 ini untuk menjalankan roda operasional bisnis job portal.

Alasan saya memilih PCmobile workstation HP adalah karena spesifikasinya yang canggih, dengan harga yang murah. Untuk menjalankan bisnis job portal, laptop ini sangat mampu dan bisa memenuhi kebutuhan konsumen. Saya bersyukur, selama lebih dari tiga tahun memakai laptop HP ini, tidak menjumpai hambatan yang besar. Bahkan sampai sekarang, laptop HP ini belum pernah direparasi ataupun tidak terlihat baterainya bocor. Selama saya bertemu dengan client, baik itu presentasi di kantor ataupun on the spot, saya tetap percaya diri karena laptop ini selalu siap tanpa masalah. Hal yang membuat saya suka tentu saja desainnya yang terbaik, dengan dominan warna hitam dan gelap elegan. Desainnya terlihat maskulin dan sangat profesional. Menurut saya, HP adalah juara dari laptop dengan desain terbaik. Terima kasih laptop HP CORE i3, karena telah menemani Swadaya27.com sampai detik ini!

Kamis, 19 Agustus 2021

Pendidikan Antikorupsi Untuk Pengawas Partisipatif

 


Beberapa tahun belakangan ini, Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Republik Indonesia menggelar beberapa kali program kegiatan yang bernama Sekolah Kader Pengawas Partisipatif (SKPP) di mana pesertanya direkrut dari beberapa kabupaten/kota. SKPP sendiri merupakan salah satu program Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang sejalan dengan kebijakan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) guna membumikan pendidikan politik bagi publik. SKPP sejatinya telah digagas sejak tahun 2018 dan visi utamanya untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang pengawasan Pemilu. Setiap tahunnya pun, jumlah partisipasi dan antusiasme masyarakat terhadap program kegiatan ini terus meningkat.

Di tahun 2021 ini, SKPP juga akan dilangsungkan seperti halnya pada tahun-tahun sebelumnya dengan peserta yang diseleksi untuk mengakomodir keterwakilan wilayah di seluruh Indonesia, gender, profesi dan peserta disabilitas. Keberadaan pengawas partisipatif di masyarakat ini dapat dikatakan sebagai sebuah inovasi yang advance sekaligus breakthrough bagi Bawaslu. Tentunya kita patut apresiasi adanya sekolah yang akan memfasilitasi pendidikan bagi masyarakat yang memiliki keinginan untuk menjadi kader pengawas partisipatif. Di tambah lagi, Bawaslu juga telah mengembangkan inovasinya ke ranah digitalisasi dengan lahirnya aplikasi ‘Gowaslu’ yang memudahkan masyarakat untuk melakukan pemantauan dan pelaporan terhadap dugaan pelanggaran dalam proses Pemilu.

Seperti diketahui bersama, bahwa mengawal proses Pemilu sama halnya dengan mengokohkan salah satu pilar demokrasi. Apabila ada masyarakat yang berkeinginan untuk tergerak dalam pengawasan partisipatif, tentu itu adalah sebuah inisiatif yang mulia. Keikutsertaan masyarakat dalam pengawasan partisipatif tentu akan berdampak pada proses Pemilu yang akan menjadi lebih bersih dan antikorupsi. Jika kita telaah lebih mendalam, keberadaan pengawas partisipatif akan mampu menekan angka pelanggaran Pemilu di masyarakat. Alhasil kinerja Bawaslu tentu akan semakin optimal dan terbantu dengan adanya pengawas partisipatif ini.

Hubungan antara pengawasan proses Pemilu dengan semangat demokrasi sangatlah lekat sekali. Pengawasan terhadap proses Pemilu artinya mengawal proses bergantinya pemimpin agar dapat berjalan secara konstitusional dan tidak terciderai. Hal ini dikarenakan, pelanggaran Pemilu merupakan perilaku koruptif yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan dan sering kita jumpai pada tahun-tahun politik.

Beberapa kategori pelanggaran pemilu yang seringkali terjadi di masyarakat, di antaranya adalah pelanggaran administrasi, pelanggaran tindak pidana Pemilu dan pelanggaran kode etik Pemilu. Dari ketiga kategori tersebut, pengawas partisipatif tentu bisa berkontribusi dalam mekakukan pengawasan dan memberikan pelaporan apabila terjadi pelanggaran. Maka dari itu, untuk menghasilkan pengawas partisipatif yang memiliki integritas tinggi tersebut, perlu adanya pendidikan antikorupsi bagi peserta SKPP Bawaslu ini.

Pendidikan antikorupsi perlu menjadi bekal bagi para peserta peserta SKPP karena sangat bermanfaat untuk membentengi diri dari perilaku koruptif. Membentegi agar diri sendiri tidak tergoda melakukan pelanggaran atau supaya dapat melakukan surveillance terhadap proses Pemilu di masyarakat. Bentuk meteri pendidikannya dapat berupa kurikulum yang intinya memperkenalkan kepada sembilan nilai antikorupsi yang digagas oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kesembilan nilai tersebut adalah Jujur, Peduli, Disiplin, Mandiri, Tanggung Jawab, Kerja Keras, Sederhana, Berani dan Adil yang tentunya sangat relevan apabila diterapkan dalam aktivitas pemantauan partisipatif. Apabila kita coba telaah, kesembilan nilai antikorupsi tersebut masuk ke dalam spirit diri para kader pengawas partisipatif.

Beberapa saran untuk kurikulum di SKPP yang relevan terhadap semangat antikorupsi antara lain “Bawaslu dan Pengawasan Partisipatif”, “Urgensi Pengawasan Partisipatif”, “Implementasi Nilai Antikorupsi dalam Praktik Pengawasan Partisipatif”,  “Praktik dan Masa Depan Pengawasan Partisipatif”, “Menumbuhkan Budaya Pengawasan Partisipatif”, “Cara Melaporkan Pelanggaran Pemilu”, “Cara Mencegah Pelanggaran Pemilu” dan “Mengawasi Pemilu: Mengamankan Diri dan Data dalam Aspek Hukum”. Beberapa saran kurikulum tersebut setidaknya mampu memberikan pemahaman dari pandangan filosofis yang holistik sampai ke teknis pengawasan partisipatif di masyarakat. Hasilnya adalah menguatnya integritas para peserta SKPP setelah mengikuti pendidikan antikorupsi ini. Harapannya juga, para peserta SKPP juga mempunyai bekal untuk menjadi penyuluh dan agen antikorupsi di masyarakat.

Terlebih saat ini organisasi Bawaslu juga sedang menuju predikat Zona Integritas (ZI), di mana lembaganya memiliki komitmen dalam upaya pencegahan korupsi, reformasi birokrasi dan peningkatan kualitas pelayanan publik. Dengan adanya bekal pendidikan antikorupsi bagi para pengawas partisipatif ini, harapan kedepannya Bawaslu dapat menjadi Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) yang terstandarisasi dari sisi manajemen perubahan, penataan tatalaksana, penataan sistem manajemen sumber daya manusia (SDM), penguatan pengawasan dan akuntabilitas kinerja.

Kita tahu bahwa kader SKPP juga bisa menjadi agen yang dapat ikut mensosialisasikan hukum Pemilu kepada masyarakat, bahkan kepada peserta Pemilu juga. Sedangkan nilai-nilai pengawasan yang menjadi inti dari materi SKPP sangat sejalan dengan semangat antikorupsi, agar jalannya proses Pemilu dapat berjalan langsung, umum, bebas dan rahasia (Luber) serta jujur dan adil (Jurdil). Ibarat peribahasa ”Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui”, maka posisi kader SKPP sangatlah strategis fungsinya guna membumikan nilai-nilai pengawasan dan antikorupsi. Dengan tegaknya hukum Pemilu, maka potensi pelanggaran pun dapat diminimalisir.

Mungkin saja di masa depan, “Pusat Pendidikan Pengawasan Partisipatif” yang telah digagas oleh Bawaslu bisa berkembang menjadi sebuah pusat studi layaknya Pusat Edukasi Antikorupsi (Anti-Corruption Learning Center) di KPK. Dengan benchmark yang ada di KPK, harapannya tempat tersebut nantinya akan berkembang menjadi “Pusat Edukasi Pengawasan Pemilu” sebagai tempat belajar bagi siswa, mahasiswa sampai masyarakat umum yang ingin mendapatkan informasi penting tentang pengawasan partisipatif. Setelah jejaring kader pengawas partisipatif ini menyebar ke seluruh Indonesia, harapannya “Pusat Edukasi Pengawasan Pemilu” bisa menjadi prioritas wacana yang perlu dikaji urgensinya di Bawaslu.

Keberadaan pengawas partisipatif juga dapat menjadi unsur kontrol sosial guna mencegah kejahatan Pemilu, sesuai dengan social control theory. Pengawas partisipatif bisa berkesempatan untuk melaporkan dan membuat rekomendasi atau kajian terkait dugaan pelanggaran Pemilu yang terjadi di lingkungannya. Tentunya, segala aktivitasnya tetap harus sejalan dengan visi dan misi Bawaslu. Bila diibaratkan, kurikulum antikorupsi dapat menjadi katalis bagi materi SKPP yang sudah ada pada tahun-tahun sebelumnya agar lebih berdampak positif dan maksimal.

Terakhir, menjadi pengawas partisipatif saat gelaran Pemilu adalah sebuah posisi yang terbilang cukup rentan. Pengawas partisipatif yang bekerja sesuai dengan aturan akan menjadi sasaran utama para pelanggar Pemilu. Pelaporan terhadap tindakan pengawas partisipatif juga kemungkinan bisa terjadi. Layaknya aktivis atau agen antikorupsi yang seringkali menerima intimidasi di dunia nyata maupun di dunia maya, misalnya perundungan (bullying), pencemaran data diri (doxing), pencemaran nama baik (denigration) sampai peretasan (hacking). Maka dari itu perlu adanya usul kurikulum tentang “Mengawasi Pemilu: Mengamankan Diri dan Data dalam Aspek Hukum”, di mana fungsinya adalah untuk melindungi para pengawas partisipatif tidak dikriminalisasi. Apabila dari kawan-kawan kader pengawas partisipatif ada yang mendapatkan ancaman di dunia maya, bisa langsung melaporkannya ke id.safenet.or.id atau s.id/laporserangan supaya mendapatkan perlindungan digital.

Seperti kasus yang cukup mengemuka pada Pemilu 2014 yang menimpa Ronny Maryanto yang dilaporkan oleh salah satu tim sukses ke kepolisian karena melaporkan adanya politik uang. Ibaratnya kasus ini menjadi samacam penyebar ketakutan atau fear of crime bagi masyarakat yang ingin berkontribusi terhadap pengawasan partisipatif. Jangan sampai pengawasan masyarakat menjadi simulakra belaka. Maka dari itu, dari Bawaslu ke depannya perlu membantu perlindungan bagi pelapor dugaan pelanggaran Pemilu agar tidak dikriminalisasi, termasuk kepada kader pengawas partisipatif. Hal ini dilakukan supaya pelaksanaan pemilu bisa Jurdil. Salam Awas!

Senin, 26 Juli 2021

Menyelami Adicita Imaji Batik Priangan

Batik adalah buah kebudayaan masyarakat Indonesia yang telah diakui oleh dunia internasional, melalui The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) pada 2 Oktober 2009 sebagai Intangible Cultural Heritage (ICH) atau Warisan Budaya Takbenda. Kesenian batik di Indonesia tumbuh sangat subur beserta bermacam-macam falsafah, serta datang dari berbagai daerah di nusantara dengan berbagai jenis coraknya. Setiap jenis batik mempunyai filosofi tertentu yang tertuang ke dalam imaji visualnya yang sangat beragam, di sesuaikan dengan kebudayaan lokal asalnya masing-masing. Setelah diselami lebih dalam ternyata makna historis dan antropologis, batik bukanlah sekedar karya busana, namun juga buah pikir masyarakat yang penuh dengan karakter serta perjuangan manusia di dalamnya.

Memahami batik berarti memahami tentang manusia. Kita bisa merasakan betapa leluhur kita memiliki cita rasa yang tinggi dalam aspek berkesenian. Warisan dari leluhur ini menjadi bukti bahwa aspek estetika selalu lekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Bahkan leluhur kita telah berhasil menuangkan adicita imaji yang ada dalam pikiran serta perasaan kolektif masyarakatnya ke dalam kain batik yang sarat akan identitas. Sedangkan salah satu jenis karya batik yang sangat menarik untuk diselami gagasannya adalah Batik Priangan.

Batik Priangan sungguh mempesona karena mempunyai ragam motif yang sangat kaya dan berwarna-warni. Sumber inspirasi coraknya pun berasal dari fenomena alam: flora dan fauna. Berdasarkan buku “The Dancing Peacock, Colours and Motifs of Priangan Batik” karya Didit Pradito, Herman Jusuf dan Saftiyaningsih Ken Atik, disebutkan bahwa peristiwa sejarah, kondisi alam raya dan tata nilai sosial-budaya menjadi sumber inspirasi para pembatik Priangan. Hal inilah yang membuat identitas Batik Priangan begitu kuat, serta khalayak umum dapat langsung mengidentifikasi dan mengenal corak khasnya ini.

Berdasarkan sumber letak geografisnya, Batik Priangan berasal dari berbagai daerah di Jawa Barat seperti dari kabupaten Cianjur, Bandung, Sumedang, Garut, Tasikmalaya dan Ciamis. Sampai saat ini, tradisi kriya Batik Priangan masih lestari di kabupaten-kabupaten tersebut. Hal ini terlihat dari masih hidupnya industri-industri batik yang telah beroperasi lebih dari setengah abad. Berbagai pusparagam kelir Batik Priangan yang masyhur di masyarakat antara lain awi ngarambat alias bambu merambat, merak ngibing atau merak menari, laba-laba, burung keladi, gurami dan daun talas. Jenis corak tersebut termasuk dalam kategori Batik Priangan Tasikmalaya, di mana ciri khasnya adalah suasana keindahan flora dan fauna di tanah Priangan.  

Ada pula jenis Batik Priangan Garutan yang lekat dengan corak dasar bernuansa geometrik. Sedangkan pola yang seringkali didesain adalah corak belah ketupat. Sama halnya dengan Batik Priangan Tasikmalaya, Batik Priangan Garut sumber inspirasinya juga berasal dari kondisi lansekap pada masyarakat Garut yang hidup di kontur bentang alam berlereng-lereng dan sejuk. Alhasil beberapa motif estetiknya yang prominen antara lain bulu hayam alias bulu ayam, lereng kangkung, merak ngibing, lereng dan cupat manggu. Kesemua varian yang ada merupakan nilai kearifan lokal budaya Sunda dan akan terasa kian transenden saat sudah terpatri di atas kain.

Sebenarnya masih banyak lagi varian Batik Priangan yang ada di Jawa Barat berdasarkan khasanah historiografi. Berdasarkan buku “Batik Priangan (Sebuah Pengantar)” karya Yan Yan Sunarya, disebutkan bahwa ada beberapa motif kain batik Jawa Barat itu bahkan kini sudah tidak dikenal lagi, hingga sulit untuk dirunut kembali keasliannya (Morissan, 2005). Namun kita masih bisa melihat dokumentasinya pada Museum Tekstil Jakarta, tempat di mana adikarya kebudayaan seni kriya nusantara tersebut tersimpan. Untuk itu, demi melestarikan pendokumentasian buah kebudayaan tanah Priangan ini, pemerintah sangat perlu untuk membangun sebuah “Museum Batik Priangan”. Urgensinya sangat mendesak, karena menyangkut pelestarian artefak kebudayaan masyarakat yang sangat perlu untuk diselamatkan demi generasi mendatang.

Maksud dan tujuan dari pembangunan sebuah gedung “Museum Batik Priangan” adalah antara lain:

·         Sebagai usaha konservasi dan pelestarian budaya Batik Priangan agar tidak punah.

·         Sebagai sarana edukasi dan warisan bagi generasi muda.

·         Pusat informasi bagi publik apabila ingin belajar tentang Batik Priangan.

·         Sebagai wadah untuk melaksanakan kegiatan pameran, diskusi dan seminar tentang batik.

Apabila “Museum Batik Priangan” ini telah berdiri, maka kelestarian keindahan Batik Priangan akan terus terjaga selamanya. Tak hanya itu, walau sampai kapan pun juga sampai generasi berikutnya, siapa pun dapat menyelami keindahan adicita imaji Batik Priangan yang merupakan salah satu buah kebudayaan Sunda. Memahami Batik Priangan, dengan mengutip dari buku “The Dancing Peacock, Colours and Motifs of Priangan Batik” berarti kita akan bisa memahami karakter masyarakarakat Priangan pada umumnya, yang sederhana, apa adanya, terbuka, komunikatif, pluralis, cantik-molek dan bahkan sedikit genit. Semoga keindahan Batik Priangan ini akan akan tetap abadi sampai kapan pun dan dapat dinikmati oleh siapa pun.

Sabtu, 26 Juni 2021

Perbedaan Singkat CPNS dan PPPK

(Ilustrasi ASN. Sumber:Tagar.id)

Sebelumnya, pemerintah telah mengumumkan bahwa Penerimaan Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) pada tahun 2021 akan ada perbedaan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. CASN pada tahun 2021 dibedakan menjadi dua kategori. Pertama, adalah penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang seperti sering dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya. Kedua adalah penerimaan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang akan direkrut secara cukup masal pada tahun ini pada jabatan tertentu. Lalu apa perbedaan dari kedua jenis penerimaan CASN tersebut? Berikut beberapa perbedaannya berdasarkan dari berbagai sumber.

·         CPNS

CPNS bertujuan untuk merekrut generasi muda yang nantinya akan dipersiapkan dan dilatih untuk bekerja sesuai dengan jabatannya.

Seleksi CPNS cenderung lebih kompleks dan lama.

PNS memperoleh sejumlah hak, seperti: gaji, tunjangan, fasilitas, cuti, jaminan pensiun dan jaminan hari tua.

·         PPPK

PPPK bertujuan untuk mencari tenaga profesional yang telah memiliki pengalaman di bidang kerja tertentu, minimal tiga tahun.

Seleksi PPPK cenderung lebih sederhana dan cepat karena urgensi kebutuhannya yang mendesak.

PPPK dapat langsung tanda tangan kontrak dan siap untuk bekerja.

PPPK tidak memiliki nomor induk pegawai secara nasional.

Jabatan yang dapat diisi antara lain: Jabatan Fungsional (JF) & Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Madya dan Utama tertentu.

PPPK tidak mendapatkan hak atas fasilitas serta jaminan pensiun dan jaminan hari tua.

Selasa, 15 Juni 2021

Era ASN Kreatif dan Inovatif

 

Ketatnya suatu seleksi dapat dijadikan sebagai indikator untuk mendapatkan sumber daya manusia (SDM) yang unggulan. Semakin ketat proses dan pola rivalitas dalam sebuah rekrutmen, maka SDM yang dihasilkannya pun akan sangat selektif. Kita tahu, seleksi Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) setiap tahun selalu mengalami kebanjiran jumlah pelamar. Lonjakan jumlah pelamarnya pun naik jutaan orang dari tahun ke tahun. Tak hanya itu, standar seleksinya juga sangat ketang karena ada sistem passing grade dan sistem ranking. Jika kita berhasil lolos seleksi CASN, itu akan menjadi kebanggan tersendiri.

Dari seleksi yang superketat ini, tentunya akan menghasilkan SDM dengan kompetensi di atas rata-rata pada tubuh lembaga pemerintahan. Hal inilah yang akan menepis anggapan adanya mitos bahwa kerjaan Aparatur Sipil Negara (ASN) suka-suka, santai dan monoton. ASN kini beda! Dari tingkat kesulitan soal seleksi masuknya tersebut, maka yang tersaring adalah pribadi yang kreatif dan inovatif. Bagaimana tidak, tes Karakteristik Pribadi (TKP) adalah tolok ukur untuk mengukur semangat berprestasi dari para ASN tersebut. Artinya, mereka yang telah menjadi ASN, tentunya akan mudah dalam memahami bagaimana caranya agar menjadi pribadi yang kreatif serta inovatif di lingkungan kerja.

Tak hanya itu. Sikap nasionalisme para ASN yang lolos seleksi juga tidak diragukan lagi. Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) dan serangkaian wawancara yang telah terbukti dalam validasi kadar nasionalismenya. Jadi generasi baru ASN ini adalah pembawa perubahan di lingkungan kerja lembaga pemerintahan. Jika SDM-SDM unggul tersebut terus beregenerasi dan terpupuk dari tahun ke tahun, maka bukan hal yang mustahil jika 10 tahun lagi, tingkat praktik koruptif akan hilang dari tubuh pemerintahan. Roda pemerintahan pun akan berjalan lebih efektif. Hal ini dikarenakan integritas para ASN generasi baru ini yang sudah teruji dan diharapkan mampu membawa perubahan positif di Indonesia.

Para ASN muda kini, terasa semangatnya begitu menggebu-gebu dan ingin membuat perubahan yang lebih baik di lembaganya masing-masing. Salah satu inisiatif dari ASN muda dalam mewujudkan sikap kontributif adalah lahirnya komunitas Abdimuda Indonesia. Dilansir dari situs abdimuda.com, Abdimuda merupakan sebuah wadah bagi abdi negara muda yang Ingin mendorong mindset cerdas dan kontributif sebagai pelayan bangsa. Bisa dibilang, inii merupakan sebuah gerakan dan gagasan baru dalam dunia birokrasi di Indonesia. Bila kita lihat aktivitas para anggota Abdimuda di media sosial, ternyata visi mereka besar dalam agenda pembangunan Indonesia supaya menjadi negara yang maju dan bermartabat. Kemungkinan dalam lima tahun ke depan, ini akan menjadi sebuah gerakan yang besar.

Abdimuda seakan ingin menyampaikan pesan bahwa ini adalah era ASN yang kreatif dan inovatif. Abdimuda ingin menunjukkan bahwa sebagai pelayan bangsa, mereka harus bersikap solutif, dinamis dan dekat dengan masyarakat melalui berbagai aktivitas. Abdimuda berusaha keluar dari pandangan konvensional dengan berbagai stigma negatif, sehingga melahirkan sebuah mindset positif bahwa Abdimuda merupakan generasi yang cerdas dan kontributif. Semoga saja, semangat membara seperti ini dapat menular ke ASN di seluruh Indonesia sehingga nantinya akan melahirkan para ASN yang bisa membawa pembaharuan.

So, dengan menjadi ASN, kita akan bisa lebih banyak berkontribusi kepada negara lho. Tentunya, kita akan mendapatkan kesempatan besar untuk memberikan sumbangsih nyata dalam perbaikan birokrasi di lembaga pemerintahan.

Minggu, 13 Juni 2021

4 Bulan: Persiapan Ideal Untuk Menghadapi SKD CPNS

 

Menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah impian yang paling umum nan populer dimiliki oleh masyarakat Indonesia. Dari tahun ke tahun, para pelamar yang mengadu nasibnya pada seleksinya pun terus bertambah. Tercatat, selama tiga tahun terakhir ini, pelaksanaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) ini, total pelamarnya bertambah secara signifikan. Mulai dari tahun 2017, dengan jumlah pelamar CPNS sebanyak 2.433.656 orang. Angka ini bertambah sekitar dua juta pelamar di tahun 2018. Sedangkan di tahun 2019, jumlah pelamarnya sudah hampir mendekati lima juta orang. Jumlah yang sangat fantastis. Artinya, PNS tetap menjadi primadona karir yang menarik bagi masyarakat Indonesia, walau kini dunia telah memasuki era revolusi industri 4.0.

Lalu, apa saja kiat-kiat agar para pelamar yang berjumlah sangat banyak tersebut dapat menjadi PNS yang lolos seleksi? Tentu diperlukan persiapan yang sungguh matang agar para pelamar dapat berkompetisi dengan jutaan pelamar lainnya tersebut. Berdasarkan riset pada buku-buku bank soal CPNS populer dari tahun-ke tahun, ada kesimpulan bahwa pelamar memerlukan waktu minimal empat bulan persiapan untuk menghadapi Seleksi Kompetensi Dasar (SKD). Seperti diketahui, SKD adalah seleksi tahap kedua dari keseluruhan alur proses CPNS.

Rangkaian Rekrutmen CPNS

Pertama, pelamar akan menghadapi seleksi tahap awal yang bernama seleksi administratif. Pada seleksi administratif ini, pelamar tidak membutuhkan banyak persiapan latihan soal layaknya ujian. Pelamar hanya membutuhkan ketelitian dan kesabaran dalam mengumpulkan berkas-berkas yang akan diupload di situs resmi CPNS atau Badan Kepegawaian Negara (BKN). Jangan sampai, pelamar mengupload berkas yang salah atau tidak sesuai dengan persyaratan yang diminta. Hal ini tentu akan berakibat fatal dan bisa menyebabkan pelamar tidak lolos tahapan seleksi administratif ini.

Misalnya saja, pelamar diwajibkan mengupload file ijazah asli, namun yang diunggah malah yang fotokopi. Ini tentu akan berakibat cukup fatal dan menyebabkan gagalnya seleksi administrasi pelamar. Contohnya lagi, saat pelamar diminta untuk upload pas foto dengan background merah, namun yang terjadi adalah pas foto diunggah dengan background biru. Alasan seperti ini tidak akan dibenarkan atau ditolerir saat seleksi administratif. So, agar lancar seleksi administratif, hal utama yang diperlukan adalah ketelitian, selalu kroscek dan penuhi segala berkas. Ingat, seleksi tahap awal ini adalah penentu persaingan yang sebenarnya.

Tahapan kedua dan yang ditunggu-tunggu adalah SKD. Tahapan ini cukup menjadi momok bagi pelamar karena butuh persiapan yang ekstra giat untuk menaklukkan soal sebanyak 100 butir pilihan ganda. Ada tiga kelompok sub tes soal dalam SKD yang harus selesai dalam 90 menit ini. Pertama Tes Kepribadian (TKP) yang berjumlah 35 butir soal. Kedua, Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) dengan soal berjumlah 30 butir. Ketiga adalah Tes Intelegensia Umum (TIU) berjumlah 35 butir soal. Masing-masing sub tes ini pun ada passing grade yang harus dipenuhi oleh pelamar. Jika kurang dari standar passing grade, maka pelamar tidak akan lolos SKD.

Seperti diketahui, berdasarkan Peraturan Menteri PANRB No. 24 Tahun 2019 tentang Nilai Ambang Batas SKD Pengadaan CPNS 2019, para pelamar harus melampaui passing grade sebesar 126 untuk TKP, skor 80 untuk TIU dan skor 65 untuk TWK. Jika sudah melampaui ambang batas nilai tersebut, barulah nilai peserta akan dibandingkan dengan nilai peserta lain. Peserta dengan nilai teratas akan sangat berpeluang untuk masuk ke tahapan selanjutnya, yaitu Seleksi Kompetensi Bidang (SKB). Sedangkan di SKB sendiri, materinya akan jauh lebih spesifik dibandingkan SKD. Pada SKB, materinya akan membahas tentang posisi khusus yang dilamar oleh peserta. Misalnya, apabila peserta melamar untuk posisi guru SD, maka pertanyaan saat SKB dengan Computer Assisted Test (CAT) juga tentang keguruan.

TKP, TWK dan TIU

Untuk sub tes TKP, merupakan tes yang menilai karekater pribadi kita dengan penitikberatan pada kepentingan terhadap negara. Jadi, jawaban terbaik dalam soal TKP adalah yang terbaik untuk negara, organisasi dan pelayanan kepada masyarakat. Jawaban dengan unsur positif, percaya diri, integritas dan berlogika adalah pilihan terbaik. Penilaian terbesar dari sub tes ini adalah mengukur seberapa sebesar:

1.       Integritas Diri

2.       Semangat Berprestasi

3.       Kreativitas dan Inovatif

4.       Orientasi dan Pelayanan

5.       Kemampuan Beradaptasi

6.       Pengendalian Diri

7.       Kemampuan Bekerja Mandiri dan Tuntas

8.       Kemampuan Bekerja Dalam Kelompok

9.       Kemampuan Bekerja Secara Berkelanjutan

10.   Menggerakkan dan Mengoordinasi

11.   Kepekaan Terhadap Orang Lain

Pada sub tes TKP ini, skor tertinggi dari setiap soal adalah lima, sedangkan yang paling rendah adalah satu. Jadi, sebisa mungkin pelamar dapat mengisi semua jawaban pada sub tes ini, karena walaupun salah, pelamar tetap akan mendapatkan poin satu minimal. Dan ingat, jawablah soal-soal pada TKP ini dengan cepat dan tepat (kurang dari 30 detik sudah terjawab), agar pelamar dapat maksimal di sub tes yang membutuhkan analisa hitung-hitungan pada TIU. Tentu saja, pada TKP ini, pelamar tetap harus melampaui passing grade sebesar 126 agar lolos pada sub tes ini.

Selanjutnya pada TWK memerlukan hafalan yang ekstra karena materinya seputar penguasaan konsep sejarah, nilai serta makna Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) serta penerapannya ke dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, pelamar harus banyak membaca tentunya agar penguasaan terhadap materi kebangsaan Indonesia dapat maksimal. Dari tahun ke tahun, jenis materi soal yang diujikan dalam TWK meliputi:

1.       Sistem tata negara Indonesia, baik dari pemerintah pusat hingga pemerintah daerah

2.       Sejarah perjuangan bangsa

3.       Peran Bangsa Indonesia pada tatanan regional hingga global

Untuk TIU, ini adalah sub tes yang umumnya diraskan paling menakutkan bagi para pelamar. Bagaimana tidak, pengerjaan soal TIU ini terbilang membutuhkan waktu relatif lebih lama dibandingkan dengan TKP ataupun TWK. Bila TKP dan TWK rata-rata bisa diselesaikan dengan waktu kurang dari 50 detik, maka TIU bisa lebih dari dua menit pada soal tertentu. Jadi, strategi manajemen waktu pengerjaan tes SKD ini adalah dengan mengerjakan soal TKP dan TWK secepat mungkin agar dapat menyelesaikan TIU sebaik mungkin.

Supaya pelamar bisa mendapatkan skor TIU dengan maksimal, maka pelamar perlu banyak-banyak mengerjakan kisi-kisi soal yang sudah banyak beredar, baik itu dari modul bank soal sampai materi di internet. Kuantitas akan menentukan kualitas. Semakin sering pelamar menegerjakan dan menemui pemecahan masalah soal TIU, kemungkinan besar akan semakin mahir untuk membiasakan diri menyelesaikan soalnya. Tentu saja, selama tiga bulan sebelum tes SKD berlangsung, pelamar harus rutin mengerjakan soal TIU setiap hari.

Soal TIU sendiri terdiri dari komponen:

1.       Baris dan Deret

2.       Matematika Dasar

3.       Hitung Perbandingan

4.       Tes Vigural

5.       Sinonim

6.       Antonim

7.       Analogi

8.       Pemahaman Wacana

9.       Penalaran Logis

10.   Penalaran Analitis

Jangan lupa, jumlah soal TIU terdiri dari 35 butir. Agar pelamar bisa lolos passing grade pada sub tes TIU, maka harus bisa mengerjakan minimal 16 soal benar. Jika sudah ada 16 soal yang terjawab benar, amanlah sudah. Lalu, supaya persiapan menghadapi total 100 butir soal SKD ini dapat maksimal, maka pelamar harus banyak-banyak berlatih soal dan hafalan, idealnya minimal empat bulan sebelum tes diselenggarakan. Rinciannya adalah:

Bulan pertama, adalah membaca seluruh materi yang ada dalam buku bank soal yang tebal tersebut. Coba jadwalkan dalam sehari setidaknya pelamar bisa belajar dalam waktu 90 menit. Mengapa 90 menit? Supaya kita terbiasa dengan rutinitas 90 menit yang menjadi waktu pelaksanaan SKD. Biasakan habiskan waktu 90 menit setiap hari ini untuk membaca buku dari bank soal CPNS di bulan pertama.

Selanjutnya, bulan kedua dan ketiga biasakan untuk selalu mengerjakan soal hingga tuntas selama 90 menit. Jika sudah selesai, maka keesokan harinya pelamar dapat lihat pada pembahasan materi sembari menghitung skor kemampuan pelamar. Jika soal-soal di bank soal sudah habis, pelamar bisa mengeprint atau mengerjakan bank soal dari ebook yang sudah banyak beredar. Intinya, jangan lewatkan satu hari pun tanpa melihat soal. Buatlah selang-seling, mislanya hari ini mengerjakan soal, keesokan harinya penilaian dan pembahasan. Begitu seterusnya sampai bulan ke tiga usai.

Memasuki bulan keempat sebelum ujian, pelamar perlu membiasakan mengerjakan soal dengan sistem CAT. Biasnya BKN sendiri di websitenya ada simulasi CAT yang mirip dengan saat pelaksanaan hari H nanti. Jika pelamar coba browsing di search engine, sudah banyak situs yang menawarkan simulasi CAT SKD ini. Aktivitas ini dilakukan setiap hari agar pelamar terbiasa mengerjakan menggunakan komputer atau PC. Sehingga saat pelaksanaan hari H nanti, pelamar tidak kagok atau canggung dalam mengerjakan soal SKDnya.

Terakhir, apapun hasilnya tetaplah semangat. Apabila pelamar gagal seleksi CPNS, jangan berkecil hati dan jadikan ini sebagai pelajaran mahal yang bisa diambil hikmahnya. Setelah melewati empat bulan berkutat dengan materi CPNS, maka kemungkinan besar tingkat kedisiplinan pelamar juga akan terbangun. Dalam alam bawah sadar pelamar, akan mulai terbentuk sikap kemandirian, keuletan, kesabaran dan kekuatan mental baja untuk menghadapi berbagai macam problematika ke depannya. Semoga tahun ini lulus CPNS ya!

Sabtu, 22 Mei 2021

Eating Clean: Gaya Hidup Untuk Kesehatan dan Lingkungan

 

(Sumber Gambar: Tirto.id)

Saat ini, Indonesia tengah dihadapkan dengan permasalahan pelik soal lingkungan yang disebabkan oleh sampah makanan. Dilansir dari infografis Tirto.id di tahun 2020, Indonesia menduduki peringkat kedua di dunia setelah Arab Saudi, sebagai negara penghasil sampah makanan terbanyak. Data tersebut menyebutkan bahwa rata-rata penduduk Indonesia menghasilkan sampah makanan sebanyak 300 kilogram pertahunnya. Limbah makanan di Indonesia menjadi sebuah ironi, mengingat masih banyak penduduk papa yang masih menderita kelaparan. Untuk itu, kita perlu bertanggung jawab bersama agar perkara sampah pangan ini bisa semakin lenyap di masyarakat.

(Sumber Gambar: Gramedia.com)

Dunia pun kini tengah menyoroti problematika ini, karena imbas negatifnya menyangkut masalah global. Bahkan dalam buku “Homo Deus: a brief history of tomorrow” (2016) karya Yuval Noah Harari yang terkenal itu, disebutkan bahwa surplus santapan yang melewah ruah akan menjadi ancaman penduduk bumi di masa depan. Di masa depan, diprediksi akan lebih banyak insan yang mati karena terlalu banyak mengonsumsi hidangan dibandingkan orang yang kelaparan. Maka dari itu, kita perlu untuk mengubah life style kita agar lebih efisien dan efektif dalam mengonsumsi makanan sehari-hari. Salah satu sepak terjang skala mikro yang bisa dilakukan oleh khalayak di manapun berada adalah dengan menerapkan gaya hidup bebas sampah makanan pada aktivitas keseharian. Atau setidaknya, kita bisa memulai untuk meminimalisir sampah makanan kita sendiri karena efek buruknya bagi keuangan pribadi dan lingkungan yang begitu besar.

(Sumber Gambar: Media Indonesia)

(Sumber Gambar: Mongabay Indonesia)

Kita semua paham, dengan memperbanyak sampah makanan berarti telah terjadi proses yang tidak beres sehingga mengakibatkan ketidakefisienan dalam pemanfaatan keuangan kita. Sampah makanan yang sebenarnya dapat kita olah kembali tersebut pada akhirnya tereliminasi dengan sia-sia, sementara itu masih ada kandungan nilai gizi dan ekonomi di dalamnya. Selain itu, residu kudapan juga berkontribusi secara masif terhadap munculnya gas rumah kaca, yang dapat membuat planet semakin gerah. Dengan mengimplementasikan gaya hidup bebas sampah makanan dari sekarang, harapannya di era anak cucu kita nanti, Indonesia sudah terbebas sampah makanan.

(Sumber Gambar: bandungfoodsmartcity.org)

Kita juga perlu mengapresiasi beberapa inisiatif positif atau gerakan sosial di masyarakat yang perhatian terhadap fenomena ini. Misalnya saja Bandung Food Smart City yang mengampanyekan gaya hidup minim sampah makanan di masyarakat melalui program-program zero food waste-nya. Bandung Food Smart City yang diinisiasi oleh Rikolto Indonesia (VECO), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Katolik Parahyangan (FISIP UNPAR), dan Pemerintah Kota Bandung, ini diharapkan bisa menjadi embrio sekaligus percontohan food smart city bagi kota-kota besar di Indonesia lainnya, agar mereka dapat ikut mengambil peran dalam upaya mengurangi limbah makanan. Dengan moto: “Ambil, Makan dan Habiskan”, Bandung Food Smart City menyerukan visi dan misinya untuk menyadarkan masyarakat betapa pentingnya menjaga kelestarian jagat buana ini.

Melalui aksi dan persuasi semacam ini diharapkan sekitar 13 juta ton santapan yang dibuang di Indonesia setiap tahunnya dapat tereduksi. Dampak positif jangka panjang bagi alam pun juga akan terasa, seperti misalnya lahan pertanian akan semakin efektif dalam menyuplai bahan makanan ke masyarakat. Selain itu, saat ini kita juga dihadapkan dengan fenomena terdegradasinya lahan pertanian di Indonesia karena kebutuhan pembangunan perumahan, mall, kawasan industri dan pabrik.

Di samping itu, salah satu gaya hidup yang dapat membantu kampanye dalam meminimalisir sampah makanan adalah dengan menerapkan eating clean. Eating clean sendiri merupakan gaya hidup sehat, sederhana dan murah dengan mengonsumsi makanan yang sehat serta tepat dengan porsi yang cukup. Sehingga penerapan pola ini tidak menyisakan makanan untuk dihambur-hamburkan secara berlebihan lagi. Gaya hidup ini dipopulerkan oleh Inge Tumiwa-Bachrens melalui bukunya yang berjudul “Eating Clean” (2016): 20 Langkah Mudah Membiasakan Makan Sehat. Buku tersebut memaparkan tentang pola makan sehat yang tidak berlebihan, namun kaya akan nutrisi. Falsafah eating clean ini senada dengan semangat yang digagas oleh Bandung Food Smart City yang telah dipaparkan di atas.


(Sumber Gambar: Mojok Store)

Bahwasannya, kita semua perlu memulai pola hidup yang sederhana dan disiplin dalam mengonsumsi makanan seperti eating clean ini. Kita akan dituntun untuk mulai mengendalikan diri serta selektif dalam aktivitas konsumsi, supaya makanan yang masuk ke dalam tubuh tidak berisiko merusak kesehatan. Gaya hidup eating clean sendiri selain bermanfaat bagi tubuh karena dapat menghalau penyakit-penyakit, juga akan berdampak positif terhadap kebersihan lingkungan. Melalui eating clean ini, kita akan tahu jenis makanan apa saja yang harus dikurangi dan hentikan, bagaimana cara untuk memulai pola makan sehat yang sederhana dan mengapa kita perlu untuk sering makan di rumah.

Eating clean lebih menekankan kepada kita tentang bagaimana cara kita memilih jenis makanan yang sehat untuk dikonsumsi setiap harinya. Dengan semboyan “you are what you eat”, maka setiap makanan yang masuk ke dalam tubuh haruslah benar-benar menyehatkan, supaya efek ke dalam tubuh dan jiwanya juga positif. Berikut ini beberapa cara supaya kita dapat menerapkan gaya hidup eating clean antara lain:

1.       Makan makanan organik

2.       Minum dua liter air per hari

3.       Perbanyak protein tanpa lemak, buah, sayuran dan sedikit karbohidrat

4.       Sesuaikan porsi makan dengan aktivitas fisik

Jadi, mulai saat ini mari kita kurangi kebiasaan menimbun sampah makanan. Kita sudah tahu, selain bermasalah bagi keuangan kita, limbah makanan juga menyebabkan masalah iklim. Limbah makanan yang terbukang akan menciptakan gas metana yang jauh lebih berbahaya daripada karbon dioksida. Dengan gaya hidup eating clean, kita bisa tetap makan enak, hemat dan ikut berkontribusi dalam menyelamatkan bumi.

Save Food!

Save Money!

Save the Planet!

Senin, 10 Mei 2021

Jack Ma, Bahasa Inggris dan Manfaat Kursus

(sumber: wikipedia.org)

Siapa yang tak kenal dengan sosok Jack Ma, sang founder sekaligus mantan CEO dari perusahaan raksasa Alibaba Group asal Tiongkok? Hampir semua masyarakat dunia telah mengenalinya sebagai seorang pengusaha yang sangat sukses, inovator serta motivator. Selama lima tahun terakhir ini, kata-kata mutiara atau quotes bijak dari Jack Ma tak pernah absen dalam menghiasi forum bisnis atau pun kewirausahaan. Di balik kesuksesannya dalam membangun perusahaan e-commerce terbesar di Tiongkok tersebut, siapa sangka kalau ternyata background pendidikan Jack Ma bukanlah dari information technology (IT) ataupun ilmu komputer.

Jack Ma yang berkali-kali masuk ke dalam orang berpengaruh di dunia versi majalah Forbes ini, mempunyai latar belakang pendidikan sarjana bahasa Inggris dari Universitas Keguruan Hangzhou. Kemahiran dalam berbahasa Inggris inilah yang menjadi bekal dia dalam mudahnya mendapatkan peluang bisnis ketika komputer dan internet masuk ke Tiongkok. Saat itu, tahun 90-an awal, internet masih didominasi dengan bahasa Inggris dan Jack Ma dengan gampangnya menyerap informasi yang disajikan. Kemahiran dalam berbahasa Inggris itulah yang membuat Jack Ma mudah untuk berkomunikasi di dunia maya dengan orang-orang di belahan dunia mana pun. Hingga pada akhirnya, Jack Ma sukses berdagang atau berbisnis melalui internet dan mulai mendirikan perusahaan raksasanya itu.

Dari Jack Ma, kita bisa belajar bahwa bahasa Inggris merupakan medium percakapan internasional yang hakiki serta berpeluang untuk menjangkau banyak orang. Orang yang cakap berkomunikasi dengan bahasa Inggris secara luwes, baik secara teks ataupun verbal cenderung akan bisa memahami pergerakan tren dunia. Selain itu, kemahiran bahasa Inggris juga sangat diperlukan pada era kolaborasi seperti sekarang ini, di mana komunikasi antar negara sudah tidak ada batasan. Internetlah yang memaksa, agar manusia lebih mendalami lagi komunikasi internasional ini.

Maka dari itu, penting bagi kita untuk bisa menguasai bahasa Inggris karena manfaatnya yang sangat besar pada era disrupsi informasi seperti sekarang ini. Terutama bagi anak muda generasi X dan Y alias milenial, di mana kemampuan bahasa Inggris dapat dipergunakan untuk meningkatkan kompetensi, jenjang karir atau bahkan kemudahan mencari pekerjaan yang diidam-idamkan. Sedangkan untuk generasi Z dan Alpha, kefasihan bahasa Inggris dapat memudahkan dalam hal pendidikan, misalnya saja mencari beasiswa kuliah ke luar negeri dan lain sebagainya.

Sedangkan kursus bahasa Inggis adalah sarana yang paling efektif agar kemampuan kita dapat meningkat secara efektif dan maksimal. Dunia yang sudah serba digital seperti sekarang ini, memungkinkan kita untuk mendapatkan kursus bahasa Inggris di mana pun berada dan kapan pun. Melalui kursus bahasa Inggris online, anda akan mendapatkan metode pembelajaran yang terbaik dalam menjalani kursus bahasa Inggris. Selain itu, sebaiknya memang anda harus kursus bahasa Inggris online pada lembaga yang telah terpercaya dan dapat membantu anda menemukan solusi untuk mencapai tujuan anda.

Untuk itu, anda perlu kursus bahasa inggris online di ICAN Education Consultant, yang merupakan konsultan pendidikan luar negeri yang berbasis di Tangerang dan Jakarta, serta telah tersebar di beberapa kota besar, seperti Yogyakarta, Balikpapan, dan Kalimantan Timur. ICAN Education adalah konsultan pendidikan yang sangat berpengalaman dan profesional dalam menyelenggarakan kursus bahasa Inggris, khususnya bagi para pelajar yang hendak untuk studi ke luar negeri. Sedangkan untuk kursus bahasa Inggris online-nya akan diadakan oleh ICAN English.

Apabila anda bergabung untuk mengikuti kursus bahasa Inggris online di ICAN English, maka kelas-kelas yang bisa anda ambil antara lain:

1.       IELTS Class Preparation

2.       TOEFL Class Preparation

3.       Pearson Test of English (PTE)

4.       General English

Selama kursus, ICAN English akan memberikan materi pembelajaran yang berbasis kurikulum standar Cambridge University untuk IELTS dan sistem penilaian dari ETS untuk TOEFL. Sedangkan materi pengajarannya dibuat khusus sesuai dengan materi tes resmi IELTS atau TOEFL. Selama kursus bahasa Inggris online tersebut, tim ICAN English akan terus memantau perkembangan para siswanya dengan tes rutin, agar hasil pembelajaran bisa maksimal.

So, tunggu apa lagi. Ayo ikuti kursus bahasa Inggris agar anda semakin mahir serta mampu bersaing di kancah global. Keahlian bahasa Inggris akan membuka banyak kesempatan dalam hidup anda. Anda bisa berinteraksi dengan banyak orang di belahan dunia sana, kuliah di universitas bergengsi atau bahkan bisa menjadi pebisnis hebat seperti Jack Ma.