Jumat, 19 April 2024

Advokasi Kenaikan Gaji Nakes Perlu Dihormati

Bupati Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) Herybertus Geradus Laju Nabit memecat 249 tenaga kesehatan (nakes) non aparatur sipil negara (ASN), pasca demo penuntutan kenaikan gaji. Diketahui, Bupati Manggarai tidak memperpanjang Surat Perintah Kerja (SPK) nakes yang masih honorer ini.

Perlu dipahami, apa yang dilakukan para nakes melalui demonstrasi tersebut adalah bentuk advokasi masyarakat. Sedangkan advokasi untuk permintaan kenaikan gaji merupakan suara dari rakyat yang perlu dihormati oleh pemerintah.

Pemerintah daerah juga perlu mempertimbangkan kembali untuk memperpanjang SPK ratusan nakes non-ASN tersebut. Hal ini dikarenakan, 249 nakes tersebut sudah banyak kontribusinya terhadap pelayanan kesehatan di Kabupaten Manggarai, terutama pada saat pandemi Covid-19.

Pemecatan 249 nakes tersebut dikhawatirkan nantinya akan menyebabkan pelayanan kesehatan di daerah tersebut akan terhambat. Selain itu, pemecatan ini juga akan berdampak pada kondisi ekonomi keluarga ratusan nakes. Maka dari itu, pemerintah daerah perlu mempertimbangkan kembali untuk memperpanjang SPK ratusan nakes non-ASN tersebut.

Rabu, 17 April 2024

Menjaga Kehigienisan di Toilet Umum

 

Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia. Saat ini Indonesia menempati peringkat keempat di dunia dengan populasi mencapai 277,7 juta jiwa pada bulan Juli 2023. Dengan jumlah penduduk yang sedemikian besar ini, membuat Indonesia dihadapkan pada tantangan besar agar dapat menyediakan fasilitas publik yang memadai guna memenuhi kebutuhan dasar penduduknya. Maka dari itu, penting bagi pemerintah Indonesia untuk terus meningkatkan kuantitas serta kualitas infrastruktur layanan publik seperti pendidikan, kesehatan, transportasi dan sanitasi agar dapat mengakomodasi kebutuhan masyarakat dengan maksimal.

Dari beberapa kategori fasilitas publik seperti pendidikan, kesehatan, transportasi dan sanitasi, yang cukup mendapatkan keluhan dari masyarakat adalah pada sektor sanitasi. Definisi sanitasi merujuk pada serangkaian upaya untuk menjaga dan meningkatkan kebersihan serta kesehatan masyarakat. Sanitasi diimplementasikan melalui penyediaan akses yang memadai terhadap air bersih, fasilitas pembuangan limbah, serta membudayakan atau membiasakan praktik kebersihan diri. Akan tetapi, sanitasi umum seringkali dianggap sebelah mata dan kurang mendapat perhatian yang memadai. Kondisi ini menjadi masalah yang perlu segera diatasi, mengingat dampak langsungnya terhadap kualitas kesehatan masyarakat.

Tantangan Membangun Sanitasi

Keberadaan fasilitas sanitasi di Indonesia memerlukan perhatian khusus, mengingat urgensi peranannya dalam menjaga kebersihan masyarakat. Kita tahu, dengan populasi Indonesia yang begitu besar, tantangan penyediaan akses yang memadai terhadap sanitasi menjadi krusial dalam mencegah penyebaran penyakit dan menjaga kesehatan masyarakat. Maka dari itu, diperlukan dukungan dari semua pihak agar mendorong pemerintah dalam menyediakan dan meningkatkan infrastruktur sanitasi. Selanjutnya adalah agar pemerintah dapat memperluas akses serta mampu meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya praktik kebersihan diri.

Toilet umum merupakan salah satu fasilitas sanitasi yang sering dijumpai dan memiliki hubungan erat dengan masyarakat. Keberadaan toilet umum juga lekat dengan kondisi perilaku personal hygiene atau kebersihan diri. Beberapa riset menunjukkan bahwa kebersihan toilet umum berpengaruh terhadap tingkat kesadaran individu akan pentingnya menjaga kebersihan diri. Sebuah toilet umum yang bersih dan terawatt cenderung akan mendorong penggunanya untuk mempraktikkan perilaku sanitasi yang baik, seperti mencuci tangan dengan sabun setelah menggunakan toilet. Namun, toilet umum yang kotor dan tidak terawat dapat mengurangi motivasi individu untuk melakukan praktik kebersihan, bahkan berpotensi juga dalam menyebabkan penyebaran penyakit.

Seperti diketahui, menjaga kebersihan dan kehigienisan di toilet umum merupakan langkah penting dalam mencegah penyebaran penyakit serta menciptakan lingkungan sehat. Beberapa langkah atau aktivitas kecil yang dapat dilakukan bagi indidu antara lain sebagai berikut:

1.       Membawa Hand Sanitizer dan Toilet Seat Sanitizer

Untuk menjaga kehigienisan di toilet umum, ada beberapa praktik yang bisa dilakukan mulai dari diri sendiri. Hal pertama yang dapat dilakukan adalah dengan membawa hand sanitizer dan toilet seat sanitizer. Hand sanitizer menjadi solusi praktis untuk membersihkan tangan jika sabun di dalam toilet habis atau tidak tersedia. Selain itu, penggunaan toilet seat sanitizer sebelum duduk di toilet dapat membantu mengurangi risiko terpapar bakteri dan kuman yang mungkin ada di permukaan dudukan toilet.

Selain membawa peralatan personal hygiene, penting juga untuk selalu mencuci tangan dengan sabun dan air setelah menggunakan toilet, sehingga dapat mengurangi risiko penyebaran penyakit. Dengan mengikuti langkah-langkah sederhana ini, kita dapat memastikan bahwa aktivitas menggunakan toilet umum menjadi lebih higienis dan lebih aman bagi kesehatan.

2.       Bawa Tisu Cadangan

Kita lebih baik membawa tisu sendiri. Hal ini dilakukan agar kita dapat berjaga-jaga jika tisu di toilet sudah habis atau tidak tersedia. Membawa tisu cadangan menjadi langkah praktis yang dapat membantu menjaga kebersihan dan kenyamanan saat menggunakan toilet umum. Dengan memiliki tisu sendiri, kita dapat memastikan bahwa kita memiliki alat kebersihan diri yang terjamin kebersihannya. Dengan membawa tisu pribadi, akan membantu kita dalam menjaga kesehatan dan kebersihan diri. Selain itu juga akan memberikan rasa nyaman saat menggunakan fasilitas toilet umum.

3.       Kontak Sesedikit Mungkin dengan Benda di Dalam Toilet

Usahakan untuk tidak terlalu banyak memegang benda-benda di toilet. Hal ini dikarenakan banyak bakteri yang tidak terlihat yang menempel pada permukaan benda-benda di toilet tersebut. Berbagai penelitian menyebutkan bahwa toilet umum seringkali menjadi tempat berkumpulnya berbagai jenis kuman dan bakteri. Maka dari itu, penting bagi kita untuk tetap berhati-hati dan mengurangi kontak langsung dengan permukaan toilet.

Dengan membatasi kontak fisik dengan benda-benda di dalam toilet umum, kita dapat mengurangi risiko terpapar bakteri dan kuman yang berpotensi menyebabkan penyakit. Selain itu, penting juga untuk menjaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan secara teratur atau menggunakan hand sanitizer. Hal ini merupakan langkah yang penting untuk mencegah penyebaran penyakit yang disebabkan oleh bakteri atau kuman di toilet.

4.       Membuang Bekas Tisu atau Sampah ke Tempat Sampah

Jangan lupa untuk menjaga kebersihan untuk sesama pengguna dengan selalu membuang sampah di tempat sampah. Dengan membuang sampah ke tempat sampah akan membantu mencegah masalah sanitasi seperti toilet yang tersumbat. Seperti diketahui bahwa dengan membuang sampah, terutama tisu atau sampah lainnya, ke dalam toilet dapat menyebabkan toilet menjadi mampet, yang dapat mengganggu pengguna lainnya. Tentu saja kerusakan toilet ini akan memakan waktu dan biaya dalam proses perbaikannya. Maka dari itu, dengan menjaga kebersihan dan membuang sampah dengan benar, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih bersih serta nyaman bagi semua orang yang menggunakan fasilitas toilet umum.

5.       Menekan Tombol Flush Sebelum dan Sesudah Menggunakan Toilet

Untuk memastikan kebersihan toilet terjaga, disarankan untuk menekan tombol flush sebelum dan setelah menggunakan toilet. Menekan tombol flush sebelum digunakan dapat membilas permukaan toilet dan membantu membersihkan area yang akan digunakan. Selain itu, sangat penting juga untuk menekan tombol flush setelah menggunakan toilet guna menghilangkan seluruh kotoran dan bakteri yang ada di dalamnya. Perlu diperhatikan juga agar menutup tutup toilet sebelum menekan tombol flush dapat membantu mencegah penyebaran kuman ke udara, sehingga menjaga kebersihan ruangan toilet. Dengan tindakan sederhana ini, kita dapat memastikan bahwa toilet umum tetap bersih dan higienis untuk digunakan oleh pengguna selanjutnya.

Selasa, 16 April 2024

UMKM Model Canvas

 

Dalam membangun sebuah bisnis, penting untuk mengadopsi metode yang teruji dan terbukti efektif. Metode tersebut bisa berupa model, kerangka atau teori yang telah teruji dalam praktik bisnis. Contohnya adalah Business Model Canvas (BMC), sebuah model yang membantu merancang dan mengembangkan model bisnis yang solid. Dengan menggunakan metode yang teruji, akan membantu para pengusaha untuk meminimalkan risiko, mengoptimalkan sumber daya dan meningkatkan peluang keberhasilan. Dengan menerapkan metode yang teruji, pengusaha dapat memiliki panduan yang jelas dalam mengambil keputusan strategis dan dapat membangun bisnis yang lebih tangguh.

Selain BMC, ada juga konsep UMKM Model Canvas, sebagai fondasi utama dalam membangun bisnis, yang merupakan konsep yang telah digagas sejak tahun 2019 dan terus dikembangkan melalui riset literatur serta pengalaman praktik di lapangan. Konsep ini merupakan evolusi dari BMC yang sudah terkenal sebelumnya. Meskipun BMC telah dikenal luas di dunia, namun pengalaman di lapangan menunjukkan bahwa banyak Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) lokal mengalami kesulitan dalam mengimplementasikan konsep tersebut. Oleh karena itu, melalui elaborasi dari berbagai literatur dan pengalaman praktik di lapangan, “UMKM Model Canvas” tercipta untuk memberikan solusi konkret bagi UMKM dalam mengembangkan bisnis mereka.

UMKM Model Canvas hadir sebagai alat yang relevan dengan konteks sosial dan ekonomi Indonesia. Konsep ini dirancang untuk menekankan pentingnya inovasi dalam menghadapi dinamika pasar, serta untuk membantu UMKM memiliki nilai tambah yang membedakan mereka dengan para pesaing sejenis. Dengan fokus pada inovasi, UMKM dapat lebih mudah bersaing dan bertahan dalam pasar yang kompetitif.

Selain itu, UMKM Model Canvas diciptakan dengan tujuan memberikan panduan yang jelas dan mudah dipahami bagi masyarakat umum dan pengusaha pemula dalam merancang konsep bisnis yang dapat tercapai dengan lebih mudah. Dengan menggunakan UMKM Model Canvas, para pengusaha dapat mengidentifikasi serta mengisi setiap elemen penting yang diperlukan dalam membangun bisnis, mulai dari sumber daya, peluang, hingga inovasi. Konsep yang disederhanakan dan struktur yang terorganisir dari UMKM Model Canvas memungkinkan para pengusaha untuk memahami secara menyeluruh aspek-aspek kunci dalam bisnis mereka, sehingga mereka dapat mengambil langkah-langkah strategis yang tepat untuk mencapai keberhasilan dalam pasar yang kompetitif.

Dalam UMKM Model Canvas, terdapat sepuluh elemen penting yang perlu diisi untuk membangun fondasi bisnis yang kokoh. Pertama adalah Sumber Daya, yang meliputi Infrastruktur, Modal, Pengetahuan, dan Sumber Daya Manusia. Infrastruktur yang memadai, modal yang cukup, pengetahuan yang mendalam tentang pasar dan produk, serta SDM yang kompeten merupakan unsur-unsur yang sangat penting untuk memastikan kelancaran operasional dan pertumbuhan bisnis UMKM.

Kedua, elemen Peluang juga sangat krusial dalam UMKM Model Canvas. Peluang mencakup pemahaman yang mendalam tentang Konsumen, Kompetitor dan Kolaborator. Memahami kebutuhan dan perilaku konsumen, mengidentifikasi pesaing dan mengembangkan strategi kolaborasi yang tepat adalah langkah-langkah penting dalam memastikan kesuksesan bisnis UMKM di pasar yang kompetitif.

Selanjutnya, Sumber Pemasukan menjadi elemen berikutnya dalam UMKM Model Canvas. Sumber Pemasukan mencakup dua aspek utama, yaitu Produk dan Strategi Pemasaran. Produk yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan pasar, serta strategi pemasaran yang efektif dan inovatif, akan membantu UMKM menarik pelanggan dan meningkatkan penjualan.

Terakhir, namun tak kalah pentingnya, adalah Inovasi. Inovasi menjadi elemen kunci dalam UMKM Model Canvas karena dapat menjadi pembeda utama antara UMKM dengan pesaingnya. UMKM perlu terus-menerus mengembangkan produk baru, layanan baru, atau cara baru dalam memasarkan produk mereka untuk tetap relevan dan berdaya saing di pasar yang terus berubah.

Dalam konteks UMKM di Indonesia, UMKM Model Canvas dapat menjadi panduan yang sangat berharga dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang dalam bisnis. Melalui pengisian dan pemahaman yang mendalam terhadap sepuluh elemen dalam UMKM Model Canvas, UMKM dapat membangun fondasi yang kuat dan berkelanjutan bagi bisnis mereka. Dengan demikian, UMKM dapat lebih siap menghadapi persaingan pasar dan mengambil langkah-langkah strategis untuk pertumbuhan dan kesuksesan jangka panjang.

Kamis, 28 Maret 2024

Batasan maksimal usia pelamar, perlu dihilangkan dalam rekrutmen sekaligus dukung visi pemerintah turunkan angka pengangguran di Indonesia

Sumber: https://www.lombokinsider.com/nasional/15512282873/batasan-maksimal-usia-pelamar-perlu-dihilangkan-dalam-rekrutmen-sekaligus-dukung-visi-pemerintah-turunkan-angka-pengangguran-di-indonesia

 

Batasan Maksimal Usia Pelamar Perlu Dihilangkan Dalam Rekrutmen Pekerjaan

 

Sumber: https://kabar6.com/batasan-maksimal-usia-pelamar-perlu-dihilangkan-dalam-rekrutmen-pekerjaan/

Batasan Maksimal Usia Pelamar Perlu Dihilangkan Dalam Rekrutmen, Ini Alasannya Menurut Pemerhati Ketenagakerjaan

 

Sumber: https://www.rubicnews.com/berita/45312286065/batasan-maksimal-usia-pelamar-perlu-dihilangkan-dalam-rekrutmen-ini-alasannya-menurut-pemerihati-ketenagakerjaan

Minggu, 24 Maret 2024

Young Water Sustainability Leaders 2024

 



Ciptakan “Portal Green Jobs Indonesia”, Hardiat Dani Satria Raih Runner Up Best Innovation Award

 

Sumber: https://www.wartakita.org/ciptakan-portal-green-jobs-indonesia-hardiat-dani-satria-raih-runner-up-best-innovation-award/

Pemuda Kendal Raih Best Innovation Award Beasiswa Inovasia

 

Sumber: https://www.rctiplus.com/news/detail/semarang-inews-id/4302011/pemuda-kendal-raih-best-innovation-award-beasiswa-inovasia
https://semarang.inews.id/read/422217/pemuda-kendal-raih-best-innovation-award-beasiswa-inovasia


Senin, 26 Februari 2024

Minggu, 25 Februari 2024

Minggu, 18 Februari 2024

WARAS: Healthy Corner di Kantin Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro (Mata Kuliah Pemasaran Program Kesehatan)

 

A    Pendahuluan

1.    Latar Belakang

Persaingan bisnis bidang makanan dan minuman yang semakin kompetitif menuntut setiap perusahaan untuk dapat memberikan value lebih daripada kompetitor kepada konsumen untuk dapat survive bahkan mengembangkan bisnisnya (Cahyadi et al, 2015). Kini, para pengusaha lebih menyukai bisnis di bidang makanan cepat saji karena lebih menguntungkan dan praktis dari segi operasionalisasinya. Makanan cepat saji merupakan jenis makanan yang mudah disajikan, disajikan, praktis, atau diolah secara sederhana (Ranggayuni & Aini, 2021). Akan tetapi, masalah gangguan gizi dapat timbul dari kebiasaan konsumsi makanan tinggi lemak, garam, gula dan rendah vitamin serta mineral atau disebut junk food (Annisa et al, 2022). 

Berdasarkan data dari Kementerian Pertanian di tahun 2019, makanan siap saji pada saat ini menyumbang 28% dari semua kalori yang dikonsumsi oleh penduduk perkotaan. Data ini juga menunjukkan konsumsi makanan siap saji di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Fenomena ini terjadi karena adanya perubahan pola pangan dalam beberapa dekade terakhir. Badan Ketahanan Pangan Kementan menyebutkan bahwa mayoritas penduduk dunia secara dramatis mengubah pola pangan dan kebiasaan makannya sebagai dampak dari globalisasi, urbanisasi dan meningkatnya pendapatan. Terlebih masyarakat, terutama di daerah perkotaan, yang semakin bergantung pada berbagai kemudahan mendapatkan makanan.

Berdasarkan penelitian, junk food seperti makanan cepat saji dan makanan tinggi lemak serta gula, telah menjadi bagian dari pola makan sebagian besar mahasiswa. Kebiasaan makan ini berpotensi menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk obesitas, penyakit jantung dan diabetes. Beberapa faktor yang menyebabkan konsumsi produk junk food tinggi di kalangan mahasiswa adalah persepsi kualitas produk dan harga, khususnya pada produk fast food ayam goreng tepung (Cahyadi et al, 2015).

Efek samping terlalu sering mengonsumsi junk food dapat menyebabkan hiperkolesterolemia. Proporsi nasional penduduk dengan perilaku konsumsi makanan yang berlemak, makanan berkolesterol dan makanan gorengan lebih dari sama dengan 1 kali per hari sebesar 40,7% (Yuningrum et al, 2022). Di kalangan remaja, kebiasaan makan yang kurang baik merupakan salah satu penyebab peningkatan risiko kesehatan. Mereka juga terlibat dalam pemilihan makanannya sendiri tanpa memperhatikan kesehatan (Ratih et al, 2022). Konsumsi junk food dan asupan kolesterol berhubungan dengan hiperkolesterolemia sehingga di sarankan pada mahasiswa untuk mengurangi makanan junk food dan perbanyak makan sayur dan buah (Yuningrum et al, 2022). Maka dari itu, keberadaan kanti yang sehat menjadi sebuah kebutuhan bagi mahasiswa.

Seperti diketahui, ketidaktersediaan kantin sehat di kampus menjadi faktor penyebab utama rendahnya status gizi mahasiswa (Permatasari et al, 2020). Kantin sehat berperan penting dalam penyediaan makanan bergizi untuk mempertahankan daya tahan tubuh dari berbagai penyakit (Kurniati et al, 2022). Dukungan institusi pendidikan menjadi faktor utama dalam penyelenggaraan kantin sehat, dibandingkan dengan yang tidak mendapatkan dukungan ististusi. Oleh karenanya, perlu adanya dukungan kebijakan penyelenggaraan kantin sehat dan penyediaan fasilitas di kampus dalam menunjang pemenuhan gizi mahasiswa (Permatasari et al, 2020). Pengembangan model kantin sehat menjadi hal yang penting dan membutuhkan dukungan institusi. Berdasarkan riset, sebagian besar mahasiswa menyatakan setuju dan sangat setuju terhadap inisiatif pengembangan kantin sehat (Kurniati et al, 2022).

2.    Tujuan Program

WARAS merupakan sebuah program kesehatan berbentuk entitas usaha mikro, kecil dan menengah di sektor penyediaan healthy food and beverage (F&B), dari Tembalang sejak November 2023. Program ini masih bertahap product market fit dengan produk masih berbentuk minimum viable product (MVP).

Visi:

Membudayakan konsumsi makanan dan minuman sehat di masyarakat

Misi:

Mengurangi konsumsi makanan dengan kadar garam dan lemak tinggi

Mengurangi konsumsi minuman dengan kadar gula tinggi

Menyediakan makanan sehat yang murah dan berkualitas

Menggeliatkan usaha promotif-preventif di masyarakat

Program WARAS juga mendukung tujuan sustainable development goals (SDGs)

2. Mengakhiri kelaparan (zero hunger)

Menggalakkan pertanian dan ketahanan pangan juga menjadi salah satu agenda utama dalam perbaikan nutrisi.

3. Kesehatan yang baik dan kesejahteraan (good health and well-being)

Program "WARAS: Healthy Corner di Kantin Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro" bertujuan untuk mengatasi masalah kesehatan terkait dengan konsumsi makanan tidak sehat yang semakin populer di kalangan mahasiswa. Tujuan utama program ini adalah meningkatkan kesadaran dan pemahaman mahasiswa tentang bahaya makanan cepat saji terhadap kesehatan, khususnya peningkatan kolesterol dan risiko penyakit jantung.

Program "WARAS: Healthy Corner di Kantin Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro" bertujuan untuk memberikan alternatif makanan yang sehat dan bergizi bagi mahasiswa dan staf di lingkungan kampus. Dengan adanya Healthy Corner ini, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya pola makan sehat dalam mendukung gaya hidup yang seimbang. Dengan menyajikan pilihan menu yang kaya akan nutrisi dan rendah lemak, program ini tidak hanya mendukung kesehatan fisik tetapi juga memberikan kontribusi positif terhadap kesejahteraan seluruh komunitas kampus.

Melalui WARAS, Fakultas Kesehatan Masyarakat di Universitas Diponegoro menunjukkan komitmennya terhadap kesehatan dan kesejahteraan mahasiswanya. Dengan menyediakan opsi makanan yang sehat dan lezat di kantin, program ini tidak hanya menciptakan lingkungan yang mendukung gaya hidup sehat di kampus, tetapi juga mengajak seluruh komunitas akademis untuk bersama-sama mengadopsi pola makan yang berkelanjutan. Dengan demikian, WARAS tidak hanya menjadi tempat membeli makanan sehat, tetapi juga menjadi simbol dari komitmen Fakultas Kesehatan Masyarakat dalam menciptakan lingkungan kampus yang mendukung kesejahteraan dan kebugaran fisik bagi seluruh civitas akademika.

3.     Manfaat Program

Program "WARAS: Healthy Corner di Kantin Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro" memberikan sejumlah manfaat signifikan bagi mahasiswa, staf, dan seluruh komunitas kampus. Pertama-tama, program ini memberikan akses mudah dan cepat terhadap pilihan makanan yang sehat dan bergizi. Dengan menyajikan menu yang kaya akan vitamin, mineral, dan nutrisi esensial lainnya, program ini membantu memenuhi kebutuhan gizi harian, mendukung pertumbuhan dan perkembangan optimal, serta meningkatkan daya tahan tubuh. Selain itu, dengan fokus pada opsi makanan rendah lemak dan kalori, WARAS juga berperan dalam membantu mencegah masalah kesehatan terkait pola makan, seperti obesitas dan penyakit jantung.

Selain manfaat fisik, program ini juga memberikan dampak positif terhadap kesadaran akan pentingnya gaya hidup sehat. Dengan memberikan alternatif makanan yang lezat dan sehat, WARAS menjadi wahana untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa dan staf terhadap pentingnya membuat pilihan makanan yang tepat. Dengan demikian, program ini tidak hanya berperan sebagai penyedia makanan sehat tetapi juga sebagai agen perubahan perilaku, menginspirasi komunitas kampus untuk mengadopsi pola makan yang mendukung kesehatan jangka panjang. Melalui konsep "WARAS", Fakultas Kesehatan Masyarakat di Universitas Diponegoro secara aktif menciptakan lingkungan yang mendukung gaya hidup sehat bagi seluruh anggotanya.

B.   Metode Riset Konsumen

Riset Pengetahuan Pelanggan Melalui Google Form

Dalam rangka untuk mengumpulkan pengetahuan pelanggan yang berharga mengenai program "WARAS: Healthy Corner di Kantin Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro" proposal akan menggunakan metode riset berbasis Google Form. Google Form adalah alat yang efisien dan mudah digunakan yang memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan informasi dari peserta riset secara terstruktur dan sistematis. Melalui formulir ini, peneliti dapat menilai pemahaman dan persepsi mahasiswa tentang program "WARAS," sejauh mana mereka mengetahui dampak makanan cepat saji terhadap kesehatan, serta melacak tingkat partisipasi dan dampak program pada perilaku mereka.

Dalam formulir riset ini, peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang disusun secara cermat untuk menggali pengetahuan, pendapat dan pengalaman mahasiswa terkait program yang nantinya akan diterapkan. Selain itu, formulir ini juga memberikan peserta kesempatan untuk memberikan saran dan rekomendasi yang berharga yang dapat membantu meningkatkan efektivitas program ini. Data yang diperoleh melalui Google Form akan dianalisis dengan seksama untuk mengidentifikasi kebutuhan dan harapan mahasiswa. Hal ini akan menjadi panduan utama dalam pengembangan program "WARAS" ke depannya. Dengan demikian, riset ini memainkan peran penting dalam memahami dan merespons kebutuhan komunitas mahasiswa dan dalam membawa perubahan positif dalam pola makan dan perilaku makanan di lingkungan kampus Universitas Diponegoro.

Riset Perilaku Konsumen Melalui Observasi Lapangan

Metode riset perilaku konsumen melalui observasi lapangan adalah pendekatan yang sangat relevan dalam konteks program "WARAS: Healthy Corner di Kantin Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro". Dengan mengamati langsung perilaku mahasiswa di kampus, peneliti dapat mendapatkan wawasan mendalam tentang cara mereka berinteraksi dengan makanan cepat saji dan pilihan makanan sehat yang ada. Melalui observasi ini, peneliti dapat mengidentifikasi pola pembelian, preferensi makanan dan tren konsumsi yang dapat membantu program "WARAS" dalam merancang strategi yang lebih efektif. Selain itu, observasi lapangan juga memungkinkan peneliti untuk mengukur dampak nyata dari program ini terhadap perilaku konsumen, melihat apakah ada peningkatan dalam pemilihan makanan sehat dan penurunan konsumsi makanan cepat saji di kampus.

Selain itu, metode observasi lapangan juga dapat memberikan wawasan tentang faktor-faktor lingkungan yang memengaruhi perilaku konsumen. Peneliti dapat memeriksa tata letak kantin, jenis makanan yang tersedia, promosi makanan dan aspek-aspek lain yang memengaruhi pilihan makanan mahasiswa.

C.   Analisis Riset Konsumen

Dalam riset konsumen ini, kami telah melakukan analisis mendalam terhadap data yang diperoleh melalui Google Form mengenai Healthy Corner, sebagai berikut.

 

 

 

Diagram 1. Jenis minuman yang sering dikonsumsi

 

Berdasarkan diagram di atas terdapat dua jenis minuman yang paling banyak dikonsumsi yaitu mineral water dan minuman kreasi sebesar 44,4%.

 

Diagram 2. Makanan yang sering di beli untuk dikonsumsi dari kantin

Berdasarkan diagram di atas makanan yang paling sering dibeli untuk dikonsumsi dari kampus yaitu makanan cepat saji (chicken katsu, ayam geprek, kebab, dll) sebesar 88,9%.

 

Diagram 3. Intensitas mengkonsumsi makanan tersebut dalam 1 minggu

Berdasarkan diagram di atas intensitas mengonsumsi makanan tersebut paling banyak 3-4 kali dalam seminggu sebesar 66,7%.

 

Diagram 4. Alasan yang membuat mengkonsumsi makanan tersebut

Berdasarkan diagram di atas yang membuat mengkonsumsi makanan tersebut paling banyak karena keterbatasan pilihan menu (tidak ada pilihan lain) sebesar 55,6%.

 

Diagram 5. Pendapat tentang dampak konsumsi makanan  tersebut terhadap kesehatan

 

Berdasarkan diagram di atas pendepat tentang konsumsi makanan tersebut terhadap kesehatan yang palingg banyak yaitu netral sebesar 55,6%.

 

Diagram 6. Pernah melakukan konseling gizi

Berdasarkan diagram di atas sebagian besar tidak pernah melakukan konseling gizi sebesar 88,9%.

 

Diagram 7. Tiga pilihan makanan yang paling diminati

Berdasarkan diagram di atas terdapat 3 makanan sehat yang paling diminati yaitu gado-gado (77,8%), sup sayur (55,6%) dan salad buah (44,4%).

 

Diagram 8. Tiga pilihan minuman sehat yang paling diminati

Berdasarkan diagram di atas terdapat 3 minuman yang paling diminati yaitu mineral water (100%), teh (66,7%) dan jus buah tanpa tambahan gula atau SKM (66,7%).

 

Diagram 9. Range harga yang sesuai untuk makanan dan minuman sehat

Berdasarkan diagram di atas range harga yang paling sesuai untuk makanan dan minuman sehat paling banyak >10.000 – 20.000 sebesar 55,6%.

Diagram 10. Ketertarikan jika ada kantin sehat

Berdasarkan diagram di atas secara keseluruhan tertarik jika ada kantin sehat.

 

Pelaksanaan Observasi

Melakukan riset konsumen melalui observasi data online untuk program "WARAS: Healthy Corner di Kantin Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro" perlu dilakukan untuk memahami potensi konsumen dengan lebih baik. Dengan menyelami berbagai platform online, termasuk media sosial, forum dan situs web Badan Pusat Statistik (BPS), didapatkan wawasan berharga tentang persepsi masyarakat terhadap gaya hidup sehat dan interaksi mereka dengan program-program serupa.

 

D.   Hasil Riset Konsumen

Berdasarkan analisis riset konsumen menggunakan Google Form yang telah dilakukan maka hasil riset konsumen sebagai berikut.

a.    Jenis minuman yang paling sering dibeli yaitu mineral water (44,4%) dan minuman kreasi (es campur, sup buah, es kuwut, dll) (44,4%).

b.    Jenis makanan yang paling sering beli yaitu makanan cepat saji (chicken katsu, ayam geprek, kebab, dll) (88,9%).

c.     Intensitas mengkonsumsi makanan tersebut dalam seminggu paling banyak yaitu 3-4 kali (66,7%).

d.    Yang membuat mengkonsumsi makanan tersebut paling banyak karena keterbatasan pilihan menu (tidak ada menu lain) (55,6%).

e.    Sebagian besar pendapat tentang dampak konsumsi makanan tersebut terhadap kesehatan yaitu netral (55,6%).

f.      Sebagian mahasiswa tidak pernah melakukan konseling gizi (88,9%).

g.    Rekomendasi tiga makanan sehat yang paling diminati yaitu gado-gado (77,8%), sup sayur (55,6%) dan salad buah (44,4%).

h.    Rekomendasi tiga minuman sehat yang paling diminati yaitu mineral water (100%), teh (66,7%) dan jus buah tanpa tambahna gula atau SKM (66,7%).

i.      Range harga yang sesuai untuk makanan sehat paling banyak >10.000 – 20.000 (55,6%).

j.      Secara keseluruhan tertarik apabila ada kantin sehat.

Dengan demikian, dapat disimpulkan hasil riset konsumen bahwa pola makan mahasiswa belum termasuk Healthy Corner karena keterbatasan pilihan menu atau tidak ada menu lain. Oleh sebab itu perlu adanya intervensi lebih lanjut dengan dibuatkan kantin sehat yang menyediakan makanan dan minuman sehat dengan range harga terjangkau dan dilengkapi dengan konseling gizi karena sebagiain besar mahasiswa tidak pernah melakukan konseling gizi sebelumnya.

Hasil Observasi Lapangan

Seperti diketahui, brand essence merujuk pada inti atau hakikat suatu merek yang membuatnya unik dan membedakannya dari merek lainnya. Hal ini tentunya melibatkan nilai-nilai, sifat, atau karakteristik yang menjadi identitas yang paling mendasar dari suatu merek. WARAS harapannya dapat menjadi merek yang berusaha untuk mewujudkan visi kesehatan dalam pikiran konsumen. Seperti dijelaskan di atas, bahwa WARAS memiliki visi dan misi yang menjunjung nilai budaya konsumsi makanan sehat. Tentunya, essensi merek WARAS ini ke depannya akan membantu memandu strategi pemasaran, komunikasi dan pengembangan produk untuk menciptakan konsistensi dan kesan yang kuat kepada konsumen.

·         Customer Insight

Tipikal konsumen dari WARAS yaitu sosok anak muda usia 17-25 tahun yang cerdas, peka terhadap kesehatan dan sangat peduli akan aspek nutrisi dalam kehidupan sehari-hari. Ia adalah individu yang selalu mencari pilihan makanan yang sehat dan bernutrisi untuk mendukung gaya hidupnya yang aktif. Sifatnya yang teliti dan cermat tercermin dari keinginannya untuk memahami kandungan gizi setiap hidangan yang dikonsumsi. Ia senang menjaga keseimbangan nutrisi dalam setiap sajian yang dipilihnya, sehingga ia bisa memaksimalkan energi dan kesehatannya sepanjang hari.

Konsumen dari WARAS berasal dari keluarga menengah ke atas dengan latar belakang yang memiliki pemahaman yang kuat tentang pentingnya gaya hidup sehat. Dalam hal pendapatan, konsumen ini memiliki kisaran uang saku yang cukup untuk memilih dan membeli makanan sehat secara teratur tanpa terlalu membebani keuangan mereka. Hobinya meliputi kegiatan olahraga seperti jogging, yoga, atau mungkin kegiatan seni kreatif seperti memasak atau seni rupa yang mencerminkan minatnya pada gaya hidup sehat dan kegiatan yang memberikan manfaat positif bagi kesehatan fisik dan mentalnya.

·         Proses Kreatif: Menggali Ide

Target Audience (TA)

Target audience dari WARAS adalah mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Kesehatan, Masyarakat Universitas Diponegoro yang berusia antara 17 hingga 25 tahun. Mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia, namun mayoritas tinggal di sekitar area kampus atau memiliki akses ke area tersebut. Dengan latar belakang pendidikan yang sedang menempuh kuliah, mereka memiliki kesadaran yang tinggi akan pentingnya pola makan sehat dan gaya hidup yang seimbang. Hobinya meliputi aktivitas olahraga ringan, seperti jogging atau yoga dan banyak di antara mereka memiliki minat dalam eksplorasi masakan sehat atau kegiatan kreatif lainnya yang berkaitan dengan gaya hidup sehat.

·         Insight (Hal yang Konsumen Pikirkan)

“Cari Makan yang Enak, Praktis dan Hits!”

·         Pesan Kreatif (Hal yang Konsumen Harus Tahu)

Konsumen perlu tahu bahwa program WARAS bukan hanya menyediakan makanan sehat, tetapi juga mengedukasi tentang pentingnya nutrisi dan kebiasaan makan yang seimbang untuk mendukung kesehatan mereka. Selain itu, program ini memberikan akses mudah dan pilihan makanan yang menyehatkan dengan beragam menu yang sesuai dengan preferensi dan kebutuhan nutrisi individu.

·         Pesan Marketing

"Nikmati Hidup dengan Konsumsi Makanan Sehat"

·         Analisis Pasar

Berdasarkan riset pasar melalui observasi lapangan, kita perlu menentukan seberapa besar jangkauan pasar. Program WARAS ini dapat dijangkau melalui 3 pendekatan, yaitu Total Addressable Market (TAM), Serviceable Addressable Market (SAM) dan Serviceable Obtainable Market (SOM).

TAM merupakan seluruh pasar yang dapat dijangkau oleh produk atau layanan tertentu. TAM adalah ukuran dari potensi total pasar yang mencakup semua individu atau organisasi yang dapat menjadi pelanggan dari produk atau layanan yang ditawarkan. Dalam hal ini TAM adalah seluruh penduduk di Kecamatan Tembalang, Semarang.

SAM merupakan bagian dari TAM yang dapat dijangkau dan dilayani secara efektif oleh bisnis tertentu dengan sumber daya yang dimilikinya. SAM adalah segmen pasar yang lebih terfokus, yang bisa menjadi target bisnis untuk mencapai penjualan atau keberhasilan yang lebih realistis. Dalam hal ini SAM adalah seluruh mahasiswa di Universitas Diponegoro.

SOM adalah bagian dari SAM yang dapat benar-benar dikuasai oleh suatu bisnis. Ini adalah bagian dari pasar yang dapat dijangkau dan diakuisisi oleh bisnis dengan strategi pemasaran, distribusi, dan sumber daya yang dimilikinya. Dalam hal ini SOM adalah seluruh mahasiswa di Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro.

Rata-Rata Harga Jual: Rp.15.000

Potensi Revenue dengan penjalan produk: (1.488/2)*15.000=11.160.000

Potensi Profit: Rp.11.160.000*30%=Rp.3.348.000 per hari

No

Target Pasar

1

Mahasiswa FKM Undip

2

Mahasiswa Fakultas Lain

3

Dosen dan Karyawan

4

Tamu

5

Pemesanan Online

 

Harga Jual: Rp.20.000/250 ml

Potensi Revenue dengan penjalan produk: 2.336.760.000

Potensi Profit: 1.752.570.000

E.    Strategi Pemasaran Program

(Piramida "UMKM Model Canvas")






WARAS: Healthy Corner di Kantin Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

1.    Penyuluhan dengan Melibatkan Komunitas

Mengadakan sesi penyuluhan tentang manfaat gaya hidup sehat dan pentingnya nutrisi di Kantin Fakultas Kesehatan Masyarakat. Ini dapat melibatkan diskusi, presentasi, atau seminar singkat tentang pentingnya makanan sehat, pilihan nutrisi terbaik, dan peran "WARAS: The Healthy Corner" dalam mendukung gaya hidup sehat.

2.    Promosi Melalui Media Sosial dan Kolaborasi

Memanfaatkan platform media sosial untuk mempromosikan "WARAS: The Healthy Corner." Menggunakan kampanye digital dengan konten menarik tentang produk, informasi nutrisi, testimoni pelanggan, dan promosi khusus untuk menarik perhatian mahasiswa dan anggota fakultas. Selain itu, kolaborasi dengan asosiasi mahasiswa kesehatan atau klub kesehatan di universitas tersebut dapat menjadi strategi yang efektif untuk memperluas jangkauan promosi dan meningkatkan partisipasi.

3.    Penawaran Khusus dan Diskon

Menyediakan penawaran khusus, seperti paket makanan sehat dengan harga terjangkau untuk mahasiswa atau diskon khusus bagi anggota fakultas. Memberikan insentif bagi mereka yang memilih opsi makanan sehat dari "WARAS: The Healthy Corner" dapat menjadi dorongan yang signifikan untuk mencoba produk dan membentuk kebiasaan belanja yang sehat. Pengaturan diskon reguler atau program loyalitas juga dapat meningkatkan retensi pelanggan.

Program "WARAS: The Healthy Corner" yang disasar ke Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Diponegoro menawarkan dua layanan khusus yang dapat memberikan nilai tambah yang signifikan bagi mahasiswa dan staf. Pertama, program ini menawarkan layanan konsultasi gizi gratis yang dapat diakses oleh anggota FKM. Konsultasi gizi ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa dan staf untuk mendapatkan informasi yang tepat tentang aspek-aspek nutrisi yang relevan dengan kebutuhan individu mereka. Dengan bantuan mahasiswa gizi yang terlatih, mereka dapat mendapatkan saran yang personal dan tepat guna untuk mencapai pola makan yang seimbang dan mendukung kesehatan mereka.

Selain itu, "WARAS: The Healthy Corner" juga mempersembahkan layanan pengantaran gratis khusus untuk mahasiswa FKM. Dengan memberikan layanan pengantaran ini, program ini berupaya untuk memberikan kemudahan akses kepada produk-produk sehat bagi mahasiswa yang mungkin memiliki kesibukan tinggi dalam menjalani kegiatan akademis. Dengan cara ini, mahasiswa FKM dapat memesan produk makanan sehat dari "WARAS: The Healthy Corner" tanpa harus repot datang ke lokasi, menjadikan gaya hidup sehat lebih mudah diakses dan diadopsi sebagai bagian dari rutinitas sehari-hari mereka.

Daftar Pustaka

Yuningrum, H., Rahmuniyati, M.E., Lende, T.D.P. (2022) “Konsumsi Gorengan dan Asupan Kolesterol Berhubungan Dengan Kejadian Hiperkolesterolemia Pada Mahasiswa,” Jurnal Kesehatan Masyarakat Khatulistiwa, 9(2), hal. 98–108.

Annisa, M., T. Firdaus, dan P. Endang. 2022. Tingkat Pengetahuan dan Kebiasaan Konsumsi Junk Food dengan Status Gizi pada Mahasiswa Program Studi Gizi Universitas Siliwangi. Nutrition Scientific Journal. 1(1) : 21-29. DOI: https://doi.org/10.37058/nsj.v1i1.5804

Cahyadi, Irvan, et al. "Pengaruh Kualitas Produk Dan Harga Terhadap Minat Beli Ulang Fast Food Ayam Goreng Tepung Di Kalangan Mahasiswa Universitas Kristen Petra Surabaya." Jurnal Hospitality dan Manajemen Jasa, vol. 3, no. 2, 2015, pp. 561-573.

Ranggayuni, E., & Aini, N. (2021). Faktor yang Berhubungan dengan Konsumsi Makanan Cepat Saji pada Mahasiswa di Institusi Kesehatan Helvetia Medan. JUMANTIK, 6(3), 278-284.

Widyastuti A. Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Mahasiswa Boga UNY tentang Konsumsi Makanan Cepat Saji (Fast food). Universitas Negeri Yogyakarta. 2017.

Permatasari, T. A. E., Nurkamalia, & Astin, N. M. (2020). ANALISIS DUKUNGAN INSTITUSI TERHADAP PENYELENGGARAAN KANTIN SEHAT PADA MAHASISWA DI UNIVERSITAS NEGERI DAN SWASTA DI JAKARTA. IAKMI Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, 1(1), 17-24. https://doi.org/10.46366/ijkmi.1.1.17-24

Kurniati, A. M., Athiah, M., & Ningsih, W. I. F. (2022). PENGETAHUAN MAHASISWA KEDOKTERAN TENTANG KANTIN SEHAT, PERSEPSI TENTANG KANTIN KAMPUS, DAN SIKAP TERHADAP PENGEMBANGAN KANTIN SEHAT DI FAKULTAS KEDOKTERAN. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan: Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, 9(3), 331-338.

https://health.grid.id/read/351930138/studi-konsumsi-makanan-siap-saji-di-indonesia-meningkat-28-kalori-orang-kota-berasal-dari-junk-food?page=all, diakses pada tanggal 24 Oktober 2023, pukul 09:50 WIB