Menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah impian yang paling
umum nan populer dimiliki oleh masyarakat Indonesia. Dari tahun ke tahun, para
pelamar yang mengadu nasibnya pada seleksinya pun terus bertambah. Tercatat,
selama tiga tahun terakhir ini, pelaksanaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)
ini, total pelamarnya bertambah secara signifikan. Mulai dari tahun 2017, dengan
jumlah pelamar CPNS sebanyak 2.433.656 orang. Angka ini bertambah sekitar dua juta
pelamar di tahun 2018. Sedangkan di tahun 2019, jumlah pelamarnya sudah hampir
mendekati lima juta orang. Jumlah yang sangat fantastis. Artinya, PNS tetap
menjadi primadona karir yang menarik bagi masyarakat Indonesia, walau kini
dunia telah memasuki era revolusi industri 4.0.
Lalu, apa saja kiat-kiat agar para pelamar yang berjumlah
sangat banyak tersebut dapat menjadi PNS yang lolos seleksi? Tentu diperlukan
persiapan yang sungguh matang agar para pelamar dapat berkompetisi dengan
jutaan pelamar lainnya tersebut. Berdasarkan riset pada buku-buku bank soal
CPNS populer dari tahun-ke tahun, ada kesimpulan bahwa pelamar memerlukan waktu
minimal empat bulan persiapan untuk
menghadapi Seleksi Kompetensi Dasar (SKD). Seperti diketahui, SKD adalah
seleksi tahap kedua dari keseluruhan alur proses CPNS.
Rangkaian Rekrutmen
CPNS
Pertama, pelamar akan menghadapi seleksi tahap awal yang
bernama seleksi administratif. Pada seleksi administratif ini, pelamar tidak
membutuhkan banyak persiapan latihan soal layaknya ujian. Pelamar hanya
membutuhkan ketelitian dan kesabaran dalam mengumpulkan berkas-berkas yang akan
diupload di situs resmi CPNS atau
Badan Kepegawaian Negara (BKN). Jangan sampai, pelamar mengupload berkas yang salah atau tidak sesuai dengan persyaratan yang
diminta. Hal ini tentu akan berakibat fatal dan bisa menyebabkan pelamar tidak
lolos tahapan seleksi administratif ini.
Misalnya saja, pelamar diwajibkan mengupload file ijazah asli,
namun yang diunggah malah yang fotokopi. Ini tentu akan berakibat cukup fatal
dan menyebabkan gagalnya seleksi administrasi pelamar. Contohnya lagi, saat
pelamar diminta untuk upload pas foto
dengan background merah, namun yang
terjadi adalah pas foto diunggah dengan background
biru. Alasan seperti ini tidak akan dibenarkan atau ditolerir saat seleksi
administratif. So, agar lancar
seleksi administratif, hal utama yang diperlukan adalah ketelitian, selalu kroscek dan penuhi segala berkas. Ingat, seleksi
tahap awal ini adalah penentu persaingan yang sebenarnya.
Tahapan kedua dan yang ditunggu-tunggu adalah SKD. Tahapan
ini cukup menjadi momok bagi pelamar karena butuh persiapan yang ekstra giat
untuk menaklukkan soal sebanyak 100 butir pilihan ganda. Ada tiga kelompok sub
tes soal dalam SKD yang harus selesai dalam 90 menit ini. Pertama Tes Kepribadian (TKP) yang berjumlah 35 butir soal. Kedua, Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) dengan
soal berjumlah 30 butir. Ketiga
adalah Tes Intelegensia Umum (TIU)
berjumlah 35 butir soal.
Masing-masing sub tes ini pun ada passing
grade yang harus dipenuhi oleh pelamar. Jika kurang dari standar passing grade, maka pelamar tidak akan
lolos SKD.
Seperti diketahui, berdasarkan Peraturan Menteri PANRB No.
24 Tahun 2019 tentang Nilai Ambang Batas SKD Pengadaan CPNS 2019, para pelamar
harus melampaui passing grade sebesar
126 untuk TKP, skor 80 untuk TIU dan
skor 65 untuk TWK. Jika sudah melampaui ambang batas nilai tersebut,
barulah nilai peserta akan dibandingkan dengan nilai peserta lain. Peserta
dengan nilai teratas akan sangat berpeluang untuk masuk ke tahapan selanjutnya,
yaitu Seleksi Kompetensi Bidang (SKB).
Sedangkan di SKB sendiri, materinya akan jauh lebih spesifik dibandingkan SKD.
Pada SKB, materinya akan membahas tentang posisi khusus yang dilamar oleh
peserta. Misalnya, apabila peserta melamar untuk posisi guru SD, maka pertanyaan
saat SKB dengan Computer Assisted Test
(CAT) juga tentang keguruan.
TKP, TWK dan TIU
Untuk sub tes TKP, merupakan tes yang menilai karekater
pribadi kita dengan penitikberatan pada kepentingan terhadap negara. Jadi,
jawaban terbaik dalam soal TKP adalah yang terbaik untuk negara, organisasi dan
pelayanan kepada masyarakat. Jawaban dengan unsur positif, percaya diri,
integritas dan berlogika adalah pilihan terbaik. Penilaian terbesar dari sub
tes ini adalah mengukur seberapa sebesar:
1.
Integritas Diri
2.
Semangat Berprestasi
3.
Kreativitas dan Inovatif
4.
Orientasi dan Pelayanan
5.
Kemampuan Beradaptasi
6.
Pengendalian Diri
7.
Kemampuan Bekerja Mandiri dan Tuntas
8.
Kemampuan Bekerja Dalam Kelompok
9.
Kemampuan Bekerja Secara Berkelanjutan
10.
Menggerakkan dan Mengoordinasi
11.
Kepekaan Terhadap Orang Lain
Pada sub tes TKP ini, skor tertinggi dari setiap soal adalah
lima, sedangkan yang paling rendah adalah satu. Jadi, sebisa mungkin pelamar dapat
mengisi semua jawaban pada sub tes ini, karena walaupun salah, pelamar tetap
akan mendapatkan poin satu minimal. Dan ingat, jawablah soal-soal pada TKP ini
dengan cepat dan tepat (kurang dari 30 detik sudah terjawab), agar pelamar
dapat maksimal di sub tes yang membutuhkan analisa hitung-hitungan pada TIU.
Tentu saja, pada TKP ini, pelamar tetap harus melampaui passing grade sebesar 126 agar lolos pada sub tes ini.
Selanjutnya pada TWK memerlukan hafalan yang ekstra karena
materinya seputar penguasaan konsep sejarah, nilai serta makna Pancasila, Undang-Undang
Dasar 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
serta penerapannya ke dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, pelamar harus banyak
membaca tentunya agar penguasaan terhadap materi kebangsaan Indonesia dapat
maksimal. Dari tahun ke tahun, jenis materi soal yang diujikan dalam TWK
meliputi:
1.
Sistem tata negara Indonesia, baik dari
pemerintah pusat hingga pemerintah daerah
2.
Sejarah perjuangan bangsa
3.
Peran Bangsa Indonesia pada tatanan regional
hingga global
Untuk TIU, ini adalah sub tes yang umumnya diraskan paling
menakutkan bagi para pelamar. Bagaimana tidak, pengerjaan soal TIU ini
terbilang membutuhkan waktu relatif lebih lama dibandingkan dengan TKP ataupun
TWK. Bila TKP dan TWK rata-rata bisa diselesaikan dengan waktu kurang dari 50
detik, maka TIU bisa lebih dari dua menit pada soal tertentu. Jadi, strategi
manajemen waktu pengerjaan tes SKD ini adalah dengan mengerjakan soal TKP dan
TWK secepat mungkin agar dapat menyelesaikan TIU sebaik mungkin.
Supaya pelamar bisa mendapatkan skor TIU dengan maksimal,
maka pelamar perlu banyak-banyak mengerjakan kisi-kisi soal yang sudah banyak
beredar, baik itu dari modul bank soal sampai materi di internet. Kuantitas
akan menentukan kualitas. Semakin sering pelamar menegerjakan dan menemui
pemecahan masalah soal TIU, kemungkinan besar akan semakin mahir untuk
membiasakan diri menyelesaikan soalnya. Tentu saja, selama tiga bulan sebelum
tes SKD berlangsung, pelamar harus rutin mengerjakan soal TIU setiap hari.
Soal TIU sendiri terdiri dari komponen:
1.
Baris dan Deret
2.
Matematika Dasar
3.
Hitung Perbandingan
4.
Tes Vigural
5.
Sinonim
6.
Antonim
7.
Analogi
8.
Pemahaman Wacana
9.
Penalaran Logis
10.
Penalaran Analitis
Jangan lupa, jumlah soal TIU terdiri dari 35 butir. Agar
pelamar bisa lolos passing grade pada
sub tes TIU, maka harus bisa mengerjakan minimal
16 soal benar. Jika sudah ada 16 soal yang terjawab benar, amanlah sudah. Lalu,
supaya persiapan menghadapi total 100 butir soal SKD ini dapat maksimal, maka
pelamar harus banyak-banyak berlatih soal dan hafalan, idealnya minimal empat bulan sebelum tes diselenggarakan. Rinciannya
adalah:
Bulan pertama,
adalah membaca seluruh materi yang ada dalam buku bank soal yang tebal
tersebut. Coba jadwalkan dalam sehari setidaknya pelamar bisa belajar dalam
waktu 90 menit. Mengapa 90 menit? Supaya kita terbiasa dengan rutinitas 90
menit yang menjadi waktu pelaksanaan SKD. Biasakan habiskan waktu 90 menit
setiap hari ini untuk membaca buku dari bank soal CPNS di bulan pertama.
Selanjutnya, bulan kedua
dan ketiga biasakan untuk selalu
mengerjakan soal hingga tuntas selama 90 menit. Jika sudah selesai, maka
keesokan harinya pelamar dapat lihat pada pembahasan materi sembari menghitung
skor kemampuan pelamar. Jika soal-soal di bank soal sudah habis, pelamar bisa
mengeprint atau mengerjakan bank soal
dari ebook yang sudah banyak beredar.
Intinya, jangan lewatkan satu hari pun tanpa melihat soal. Buatlah
selang-seling, mislanya hari ini mengerjakan soal, keesokan harinya penilaian
dan pembahasan. Begitu seterusnya sampai bulan ke tiga usai.
Memasuki bulan
keempat sebelum ujian, pelamar perlu membiasakan mengerjakan soal dengan
sistem CAT. Biasnya BKN sendiri di websitenya
ada simulasi CAT yang mirip dengan saat pelaksanaan hari H nanti. Jika pelamar
coba browsing di search engine, sudah banyak situs yang menawarkan simulasi CAT SKD
ini. Aktivitas ini dilakukan setiap hari agar pelamar terbiasa mengerjakan
menggunakan komputer atau PC. Sehingga saat pelaksanaan hari H nanti, pelamar
tidak kagok atau canggung dalam
mengerjakan soal SKDnya.
Terakhir, apapun hasilnya tetaplah semangat. Apabila pelamar
gagal seleksi CPNS, jangan berkecil hati dan jadikan ini sebagai pelajaran mahal
yang bisa diambil hikmahnya. Setelah melewati empat bulan berkutat dengan
materi CPNS, maka kemungkinan besar tingkat kedisiplinan pelamar juga akan
terbangun. Dalam alam bawah sadar pelamar, akan mulai terbentuk sikap
kemandirian, keuletan, kesabaran dan kekuatan mental baja untuk menghadapi
berbagai macam problematika ke depannya. Semoga tahun ini lulus CPNS ya!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar