Masih ingat dengan lagu Kota Santri karya kosidah Nasida Ria
asal Semarang? Lagu itu menceritakan tentang daerah Kaliwungu, Kabupaten Kendal
yang sangat kental akan nuansa Islamnya karena memiliki banyak pondok pesantren
(Ponpes). Tak heran, daerah di sebelah barat Kota Semarang tersebut memiliki
santri dari seluruh pelosok nusantara bahkan ada yang berasal dari mancanegara.
Wilayah Kendal yang banyak memiliki pondok pesantren
tersebut, ada segudang potensi yang patut untuk dikembangkan. Dalam lima tahun
terakhir ini, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mengembangkan dan menggenjot
sebuah program wisata halal supaya Indonesia dapat menjadi destinasi utamanya
di mata internasional. Hasilnya, di tahun 2019 Global Muslim Travel Index
(GMTI) menobatkan Indonesia sebagai destinasi wisata halal terbaik 2019.
Dalam lima tahun terakhir ini, Indonesia menjadi
satu-satunya negara yang paling progresif dalam mengembangkan destinasi wisata
halal. Indonesia pun mampu mengungguli pesaing utamanya, yaitu Malaysia.
Penilaian ini didasarkan pada empat aspek, yaitu akses, komunikasi, lingkungan
dan layanan.
Lalu, bagaimana dengan Kabupaten Kendal sendiri yang
notabene memiliki kota santri Kaliwungu dan memiliki destinasi wisata alam yang
lengkap? Potensi Kendal atas wisata halal perlu digali lebih dalam. Jika hal ini
berhasil, bukan tidak mungkin Kendal akan mampu menyerap jumlah wisatawan lokal
maupun mancanegara dan meningkatkan pendapatan daerah.
Potensi Kota Santri
Kendal terkedal dengan Kota Santrinya karena terdapat ribuan
Ponpes terutama di Kecamatan Kaliwungu. Secara sumber daya manusianya,
kabupaten ini otomatis lebih mengerti untuk masalah halal dan syariat. Ditambah
lagi, Kendal yang memiliki sejumlah destinasi wisata religi di dalamnya.
Secara letak geografis, Kendal memiliki banyak keuntungan
karena terdapat pesisir pantai sampai kontur dataran tinggi. Wisata alamnya pun
amat beragam, namun sebagian besar masih dinikmati oleh penduduk Kendal dan
sekitarnya saja.
Padahal secara akses transportasi, Kendal saat ini memliki
konektivitas yang luas dan mudah. Kendal yang letaknya di Pantura dan dilewati
oleh Tol Trans Jawa yang menghubungkan antara Jakarta dan Surabaya ini,
sangatlah potensial bagi perkembangan pariwisatanya. Saat ini, dari Jakarta ke
Weleri dapat ditempuh dengan waktu lima jam oleh jalur tol tersebut.
Selain itu, terdapat juga Stasiun Weleri yang aksesnya mudah
dari jalan raya. Stasiun ini hanya disinggahi oleh sebagian besar kereta api
penumpang kelas ekonomi. Begitu pula dengan akses yang mudah menuju ke Bandara
Ahmad Yani Semarang. Semua akses transportasi publik menjadi mudah untuk menuju
Kabupaten Kendal.
Hal yang perlu menjadi catatan bagi pariwisata di Kendal
adalah branding dan promosi untuk
dijual ke publik di luar kabupaten. Ini merupakan tantangan utamanya apabila
semua akses dan destinasi wisata sudah tertata dengan baik. Kemenpar juga perlu
mendorong pengembangan destinasi wisata yang halal di Kendal supaya lebih
tergali potensinya.
Infrastruktur Penunjang
Wisata halal bukan perihal wisata religi saja. Jenis wisata
ini mengedepankan soal pelayanan bagi turis atau pelancong muslim. Bagaimana
caranya saat di tempat wisata, turis tersebut mendapatkan kebutuhan makanan
halal, toilet atau kamar mandi untuk bersih-bersih dan musholla untuk
beribadah. Jadi, selama ke tempat wisata tersebut seorang muslim dapat
beribadah dengan tenang.
Misalnya di tempat wisata wisata favorit seperti Pantai
Sendang Sikucing, perlu dibangun infrastruktur kamar mandi atau bilas yang
dibedakan antara laki-laki dan perempuan. Selain itu, disana juga perlu
dibangun musholla yang khusus untuk wisatawan supaya mereka tidak kebingungan
ketika hendak beribadah.
Mengingat sasaran pengunjung utama wisata halal adalah
muslim, alangkah baiknya dibangun perhotelan atau penginapan syariah. Bahkan di
negara yang mayoritas beragama non-muslim pun sudah banyak yang menerapkan
prinsip halal bagi turis muslim, termasuk untuk penginapannya.
Kaliwugu sebagai Kota Santri, perlu menjadi ikon kota halal
di Indonesia. Pusat Ponpes itu bisa menjadi percontohan dalam menggelar bazar
makanan halal ataupun festival halal berskala internasional untuk menarik minat
wisatawan mancanegara setiap tahunnya.
Wisata halal merupakan tren gobal yang perkembangannya harus
terus diikuti. Seharusnya Indonesia melalui Kabupaten Kendal dapat melihat
peluang pasar bagi destinasi wisata yang pelayanannya terjamin halal. Saat ini
halal bukan hanya sekedar kebutuhan umat Islam, melainkan sudah menjadi
tren global yang bersifat universal.
Peneliti Forum
Demokrasi Rakyat Madani (FDRM)
Warga Kabupaten
Kendal