Pada Oktober 2023, saya berkesempatan mengunjungi Thai Health Promotion Foundation (ThaiHealth) di Bangkok, Thailand. Pengalaman ini memberikan wawasan mendalam mengenai upaya promosi kesehatan yang dilakukan oleh organisasi ini. Selama kunjungan, saya dapat melihat berbagai program dan inisiatif yang dijalankan oleh ThaiHealth untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Thailand. Saya terkesan dengan pendekatan holistik mereka yang mencakup pendidikan kesehatan, kampanye anti-rokok, promosi aktivitas fisik dan inisiatif untuk mengurangi konsumsi alkohol. Interaksi dengan para staf yang berdedikasi serta melihat langsung dampak dari program-program ini sangat menginspirasi dan memberikan banyak pelajaran yang dapat diterapkan di Indonesia.
Seperti diketahui, ThaiHealth merupakan organisasi yang didirikan oleh pemerintah Thailand pada tahun 2001 dengan tujuan utama yaitu untuk mempromosikan kesehatan masyarakat secara luas. ThaiHealth didanai melalui pungutan pajak rokok dan alkohol, yang kemudian digunakan untuk mendukung berbagai proyek dan kampanye kesehatan di seluruh negeri. Organisasi ini berfokus pada pencegahan penyakit, promosi gaya hidup sehat serta pengembangan kebijakan kesehatan yang berkelanjutan. ThaiHealth juga bekerja sama dengan berbagai lembaga pemerintah, non-pemerintah dan komunitas lokal untuk mencapai tujuan-tujuan kesehatannya. Melalui pendekatan yang inovatif dan kolaboratif, ThaiHealth telah menjadi model dalam promosi kesehatan di Asia, bahkan di dunia.
ThaiHealth memiliki kaitan erat dengan konsep sin tax dalam ranah kesehatan. Sin tax adalah pajak yang dikenakan pada produk-produk yang dianggap merugikan kesehatan masyarakat, seperti rokok dan alkohol. Dana yang diperoleh dari sin tax inilah yang menjadi sumber pendanaan utama bagi ThaiHealth. Dengan menggunakan pendapatan dari sin tax, ThaiHealth dapat mendanai berbagai program dan kampanye yang bertujuan untuk mengurangi konsumsi produk-produk berbahaya ini serta mempromosikan gaya hidup sehat. Strategi ini tidak hanya membantu mengurangi prevalensi penyakit terkait konsumsi rokok dan alkohol tetapi juga memperkuat kapasitas ThaiHealth dalam mengimplementasikan inisiatif-inisiatif kesehatan yang berdampak positif bagi masyarakat Thailand.
Keberhasilan ThaiHealth
ThaiHealth telah mencapai berbagai keberhasilan signifikan, terutama dalam pengendalian tembakau dan alkohol. Dalam upaya pengendalian tembakau, ThaiHealth telah memimpin kampanye anti-rokok yang agresif dan komprehensif, termasuk pelarangan iklan rokok, peningkatan pajak rokok, serta edukasi masyarakat tentang bahaya merokok. Akibatnya, prevalensi perokok di Thailand telah menurun secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Di bidang pengendalian alkohol, ThaiHealth juga sukses mengurangi konsumsi alkohol melalui peningkatan sin tax, pelarangan iklan alkohol dan kampanye kesadaran akan dampak buruk konsumsi alkohol. Berkat upaya-upaya ini, terjadi penurunan konsumsi alkohol dan peningkatan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya gaya hidup sehat. Keberhasilan ThaiHealth dalam kedua area ini telah diakui secara internasional dan menjadikan Thailand sebagai model dalam promosi kesehatan dan pengendalian penyakit terkait gaya hidup.
Tentunya, Indonesia perlu mengadopsi konsep yang dicanangkan oleh ThaiHealth ini untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan mengurangi beban penyakit yang terkait dengan gaya hidup tidak sehat. Mengadopsi model ThaiHealth berarti memperkenalkan sin tax yang lebih tinggi pada produk-produk seperti rokok dan alkohol, serta menggunakan pendapatan tersebut untuk mendanai program-program promosi kesehatan. Dengan pendanaan yang stabil dan berkelanjutan dari sin tax, Indonesia dapat meluncurkan kampanye edukasi kesehatan yang lebih kuat, memperkuat regulasi terkait iklan dan penjualan produk berbahaya, serta mendukung penelitian dan pengembangan kebijakan kesehatan yang lebih efektif.
Untuk mengimplementasikan konsep ini, Indonesia dapat memulai dengan membentuk badan khusus seperti ThaiHealth yang fokus pada promosi kesehatan dan pengendalian penyakit. Langkah pertama adalah meningkatkan pajak pada rokok dan alkohol serta memastikan dana yang terkumpul dialokasikan secara transparan untuk program kesehatan. Selanjutnya, Indonesia perlu menjalankan kampanye kesadaran publik yang masif tentang bahaya merokok dan konsumsi alkohol, serta memberikan dukungan kepada individu yang ingin berhenti dari kebiasaan ini. Kolaborasi antara pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan komunitas lokal sangat penting untuk memastikan keberhasilan program-program ini. Selain itu, evaluasi dan pemantauan terus-menerus terhadap efektivitas inisiatif yang diadopsi akan membantu menyesuaikan strategi dan memastikan hasil yang optimal.
Dukungan Terhadap Cukai Minuman Manis
Selain itu, diketahui bahwa prevalensi penyakit diabetes di Indonesia terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir, menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang mendesak. Data dari International Diabetes Federation menunjukkan bahwa jumlah penderita diabetes di Indonesia mencapai angka yang mengkhawatirkan, dengan jutaan orang yang belum terdiagnosis dan berisiko tinggi mengembangkan komplikasi serius. Salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap meningkatnya prevalensi diabetes adalah kebiasaan mengonsumsi minuman manis. Minuman berpemanis, seperti soda, teh manis dan minuman energi, mengandung kadar gula yang sangat tinggi, yang dapat meningkatkan risiko obesitas dan diabetes tipe 2. Konsumsi rutin minuman manis ini telah menjadi bagian dari pola makan banyak orang Indonesia, terutama di kalangan anak muda dan remaja.
Maka dari itu, sangat penting untuk mendukung adanya kebijakan Cukai Minuman Berpemanis dalam Kemasan (MBDK). Pengenaan cukai pada minuman berpemanis dapat berfungsi sebagai alat pengendalian yang efektif untuk mengurangi konsumsi gula berlebih di masyarakat. Kebijakan ini tidak hanya akan membantu menurunkan angka kejadian diabetes dan penyakit terkait lainnya, tetapi juga akan memberikan pendapatan tambahan yang dapat digunakan untuk program promosi kesehatan dan pencegahan penyakit. Dengan membatasi akses dan mengurangi konsumsi minuman berpemanis melalui cukai, diharapkan masyarakat akan lebih beralih ke pilihan yang lebih sehat. Selain itu, kampanye edukasi yang menyertai kebijakan ini akan meningkatkan kesadaran tentang bahaya konsumsi gula berlebih, membantu membentuk kebiasaan makan yang lebih sehat, dan pada akhirnya mengurangi beban penyakit diabetes di Indonesia.
Dani Satria
Mahasiswa Magister Promosi Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro
Instagram: @danipromkes
Tidak ada komentar:
Posting Komentar