Era kita saat ini telah mengalami kemajuan yang amat pesat
dalam hal kemudahan mengakses informasi. Internet membuat informasi apapun menjadi
lebih mudah didapatkan oleh siapa dan dimanapun berada. Dengan berbekal jaringan
internet, dunia pendidikan pun mengalami perubahan yang cukup signifikan. Berkat
teknologi internet, pendidikan tatap muka dalam kelas saat ini juga dibarengi
dengan fitur online alias dalam
jaringan (daring). Hal inilah yang terjadi sekarang, bagaimana internet telah
mengubah pola pendidikan di dunia lebih awal pada permulaan dekade 2020.
Tidak hanya pendidikan formal di sekolah saja yang mengalami
dampak positif teknologi informasi tersebut, melainkan juga pelatihan kejuruan
atau vokasional. Pelatihan vokasional yang biasanya identik dengan praktik secara
langsung terhadap bidang pekerjaan tertentu, kini telah merambah ke format
daring. Walaupun seharusnya beberapa pelatihan vokasional ini akan lebih
optimal apabila langsung diajarkan secara tatap muka. Menurut Ralph C. Wenrich
(1974), pelatihan vokasional pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan ke dalam tiga aspek, yakni berpikir atau cognitive, berbuat atau psychomotor
dan rasa atau affective, sesuai
dengan kebutuhan kompetensi pada jenis serta jenjang pekerjaan.
Pelatihan vokasional daring ini bisa menjadi alternatif dan
pelengkap training tatap muka.
Terlebih ketika Indonesia tengah dilanda pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) dan membatasi kegiatan
berkerumun di kelas-kelas dan ruangan guna mengurangi angka penularan. Maka
cara pelatihan vokasional daring ini dapat menjadi sumber pengetahuan yang
utama bagi para pekerja ataupun pencari kerja yang ingin meningkatkan
kompetensinya. Meskipun pada saat ini situasi sedang dilanda pandemi,
masyarakat masih dapat mengakses pelatihan vokasional di manapun berada melalui
koneksi internet.
Tahun 2020, isu tentang pelatihan kerja merupakan bahasan
yang sering dibicarakan di masyarakat. Adanya fenomena Pemutusan Hubungan Kerja
(PHK) akibat pandemi COVID-19 dan pelatihan daring dari Kartu Prakerja
merupakan isu ketenagakerjaan menyerap banyak perhatian. Selain itu, serikat
buruh yang tergabung dalam Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (OPSI) juga
ingin pelatihan vokasional menjadi Program Strategis Nasional (PSN), supaya
pemerintah daerah (Pemda) pro aktif mengadakan kegiatan tersebut.
Selain itu, infrastruktur pelatihan vokasional seperti Balai
Latihan Kerja (BLK) yang sudah tua juga perlu direvitalisasi. Begitu pula
kurikulum di dalamnya yang perlu lebih menyesuaikan dengan perkembangan zaman
dan kebutuhan industri. Selanjutnya, untuk 1.000 BLK Komunitas yang rencananya
akan berdiri di tahun ini juga perlu dikawal pembangunannya. Hal ini
dikarenakan rencana besar tersebut kini tentunya juga ikut terdampak oleh
adanya pandemi COVID-19 yang semakin memburuk di tanah air. Melihat sulitnya
operasionalisasi tatap muka BLK di saat pandemi, pelatihan vokasional daring
adalah solusi terbaik untuk saat ini.
Semakin Variatif
Pelatihan vokasional daring cenderung lebih aman dari segi
kesehatan saat pandemi ini. Walaupun dari segi signifikansi pelaksanaan
pelatihan vokasional tidak sesempurna tatap muka di BLK, pelatihan daring punya
keunggulan dari segi variasi materi dan kurikulum di dalamnya. Hampir seluruh
jenis pekerjaan yang ada di masyarakat saat ini cenderung tersedia pendalaman
materinya. Pekerjaan ‘zaman now’ yang sebelum era pra internet tidak ada, kini
tersedia secara online. Walau tanpa praktikum kerja tatap muka yang interaktif,
pelatihan vokasional daring memuat banyak materi pembelajaran yang beragam.
Namun pelatihan vokasional secara daring masih terdapat
kelemahan, yaitu output pelatihan
yang berupa kompetensi atau skill tentunya
masih belum maksimal. Pelatihan vokasional daring sebagian besar masih
memberikan materi yang sebagian besar bersifat teoretis. Padahal kita tahu, output dari pelatihan vokasional
diharapkan menjadi sebuah kompetensi yang didapatkan dari 70% pratikum dan 30%
pembelajaran teori.
Mungkin pelatihan semacam itu dapat berlangsung secara
maksimal hanya di BLK saja. Ini merupakan kesempatan yang tepat bagi BLK untuk
menyesuaikan diri terhadap situasi pandemi ini. BLK bisa mengembangkan pelatihan
online lebih baik lagi dengan kursus yang
beraneka ragam, sesuai dengan perkembangan zaman. Untuk materi yang bersifat
teoretis, pelatihan akan dilangsungkan secara online. Sedangkan materi yang lebih ke praktikum, pelatihan
vokasional akan dilangsungkan secara terjadwal, bergilir dan mengikuti protokol
kesehatan. Jadi, pelatihan di BLK yang tatap muka akan lebih fokus ke praktikum
saja, untuk saat ini.
Optimalisasi BLK
Meskipun saat ini materi pelatihan vokasional di Indonesia
dapat diakes dari berbagai sumber, namun kita perlu ketahui bahwa BLK yang
sudah berdiri dan berpengalaman sejak tahun 1970, merupakan ujung tombak
utamanya. Momentum era pelatihan vokasional daring ini perlu dimanfaatkan
sebaik-baiknya guna mengembangkan optimalisasi BLK. Bila BLK mampu berbenah ke
arah digitalisasi, berarti akan ada pembaharuan terdadap sarana dan
infrastruktur peningkatan kompetensi di Indonesia.
Ditambah lagi, jumlah BLK yang ada juga bakal bertambah
secara signifikan di berbagai daerah ini merupakan nilai tambah guna memaksimalkan
fungsi BLK di masyarakat. Masyarakat akan lebih mudah mengakses pelatihan pada
infrastruktur vokasional pemerintah tersebut. Terlebih di masa pandemi seperti
sekarang ini, masyarakat butuh pelatihan vokasional khususnya kemampuan untuk
berwirausaha. Dengan adanya BLK Komunitas di masyarakat, diharapkan dapat
membekali masyarakat supaya tetap bertahan secara perekonomian di masa pandemi.
Kewirausahaan merupakan solusi lain atas permasalahan PHK
dan pengangguran di masyarakat saat ini. Di saat pandemi, peran BLK kini menjadi
sangat vital. BLK berusaha mengakselerasi pengetahuan dan keterampilan
masyarakat supaya tetap bertahan di masa sulit. Selain itu, BLK juga secara
aktif memberikan bantuan langsung kepada tenaga kesehatan guna menyuplai Alat
Pelindung Diri (APD) seperti masker dan face
shield. Kita tentunya perlu berterima kasih kepada BLK yang telah
berinovasi dan berkontribusi besar dalam upaya melawan pandemi COVID-19. BLK
yang kita tahu sebelumnya bergerak di ranah edukasi vokasional dan pelatihan
kerja, kini memanfaatkan fungsinya sebagai lembaga yang melawan COVID-19.
Seperti kita ketahui, BLK beserta alumninya tercatat telah banyak berkontribusi
dalam penanganan COVID-19 ini melalui berbagai cara.
Selain itu, BLK Komunitas yang kini berdiri dalam jumlah
ribuan juga turut memberdayakan komunitas keagamaan seperti pondok pesantren,
serikat pekerja, serikat buruh dan komunitas kesenian. Kesempatan untuk link and match dengan industri yang ada
di sekitar BLK Komunitas tentunya akan semakin terbuka lebih lebih luas. Dengan
adanya BLK Komunitas, kebutuhan tenaga kerja lokal yang memiliki kompetensi akan
lebih mudah diserap oleh dunia industri.
Melalui BLK, pemerintah tidak hanya meningkatkan kompetensi
masyarakat dalam keterampilan dunia kerja dan wirausaha. Melainkan, BLK
berperan besar dalam upaya pemulihan ekonomi nasional dalam kondisi yang hampir
krisis seperti sekarang ini. Kontribusi lain juga datang dari Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan yang telah menginisiasi
program pelatihan vokasional “Indonesia Bekerja” yang bertujuan untuk menciptakan
sumber daya manusia (SDM) yang berkompeten dan tersertifikasi, khususnya bagi
para pekerja yang mengalami PHK. Dalam hal ini, pelatihan dari BPJS
Ketenagakerjaan tersebut dapat dilangsungkan di BLK milik pemerintah.