Senin, 28 September 2020

BLK: Ujung Tombak Pelatihan Vokasional

 


Era kita saat ini telah mengalami kemajuan yang amat pesat dalam hal kemudahan mengakses informasi. Internet membuat informasi apapun menjadi lebih mudah didapatkan oleh siapa dan dimanapun berada. Dengan berbekal jaringan internet, dunia pendidikan pun mengalami perubahan yang cukup signifikan. Berkat teknologi internet, pendidikan tatap muka dalam kelas saat ini juga dibarengi dengan fitur online alias dalam jaringan (daring). Hal inilah yang terjadi sekarang, bagaimana internet telah mengubah pola pendidikan di dunia lebih awal pada permulaan dekade 2020.

Tidak hanya pendidikan formal di sekolah saja yang mengalami dampak positif teknologi informasi tersebut, melainkan juga pelatihan kejuruan atau vokasional. Pelatihan vokasional yang biasanya identik dengan praktik secara langsung terhadap bidang pekerjaan tertentu, kini telah merambah ke format daring. Walaupun seharusnya beberapa pelatihan vokasional ini akan lebih optimal apabila langsung diajarkan secara tatap muka. Menurut Ralph C. Wenrich (1974), pelatihan vokasional pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan ke dalam tiga aspek, yakni berpikir atau cognitive, berbuat atau psychomotor dan rasa atau affective, sesuai dengan kebutuhan kompetensi pada jenis serta jenjang pekerjaan.

Pelatihan vokasional daring ini bisa menjadi alternatif dan pelengkap training tatap muka. Terlebih ketika Indonesia tengah dilanda pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) dan membatasi kegiatan berkerumun di kelas-kelas dan ruangan guna mengurangi angka penularan. Maka cara pelatihan vokasional daring ini dapat menjadi sumber pengetahuan yang utama bagi para pekerja ataupun pencari kerja yang ingin meningkatkan kompetensinya. Meskipun pada saat ini situasi sedang dilanda pandemi, masyarakat masih dapat mengakses pelatihan vokasional di manapun berada melalui koneksi internet.

Tahun 2020, isu tentang pelatihan kerja merupakan bahasan yang sering dibicarakan di masyarakat. Adanya fenomena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akibat pandemi COVID-19 dan pelatihan daring dari Kartu Prakerja merupakan isu ketenagakerjaan menyerap banyak perhatian. Selain itu, serikat buruh yang tergabung dalam Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (OPSI) juga ingin pelatihan vokasional menjadi Program Strategis Nasional (PSN), supaya pemerintah daerah (Pemda) pro aktif mengadakan kegiatan tersebut.

Selain itu, infrastruktur pelatihan vokasional seperti Balai Latihan Kerja (BLK) yang sudah tua juga perlu direvitalisasi. Begitu pula kurikulum di dalamnya yang perlu lebih menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan industri. Selanjutnya, untuk 1.000 BLK Komunitas yang rencananya akan berdiri di tahun ini juga perlu dikawal pembangunannya. Hal ini dikarenakan rencana besar tersebut kini tentunya juga ikut terdampak oleh adanya pandemi COVID-19 yang semakin memburuk di tanah air. Melihat sulitnya operasionalisasi tatap muka BLK di saat pandemi, pelatihan vokasional daring adalah solusi terbaik untuk saat ini.

Semakin Variatif

Pelatihan vokasional daring cenderung lebih aman dari segi kesehatan saat pandemi ini. Walaupun dari segi signifikansi pelaksanaan pelatihan vokasional tidak sesempurna tatap muka di BLK, pelatihan daring punya keunggulan dari segi variasi materi dan kurikulum di dalamnya. Hampir seluruh jenis pekerjaan yang ada di masyarakat saat ini cenderung tersedia pendalaman materinya. Pekerjaan ‘zaman now’ yang sebelum era pra internet tidak ada, kini tersedia secara online. Walau tanpa praktikum kerja tatap muka yang interaktif, pelatihan vokasional daring memuat banyak materi pembelajaran yang beragam.

Namun pelatihan vokasional secara daring masih terdapat kelemahan, yaitu output pelatihan yang berupa kompetensi atau skill tentunya masih belum maksimal. Pelatihan vokasional daring sebagian besar masih memberikan materi yang sebagian besar bersifat teoretis. Padahal kita tahu, output dari pelatihan vokasional diharapkan menjadi sebuah kompetensi yang didapatkan dari 70% pratikum dan 30% pembelajaran teori.

Mungkin pelatihan semacam itu dapat berlangsung secara maksimal hanya di BLK saja. Ini merupakan kesempatan yang tepat bagi BLK untuk menyesuaikan diri terhadap situasi pandemi ini. BLK bisa mengembangkan pelatihan online lebih baik lagi dengan kursus yang beraneka ragam, sesuai dengan perkembangan zaman. Untuk materi yang bersifat teoretis, pelatihan akan dilangsungkan secara online. Sedangkan materi yang lebih ke praktikum, pelatihan vokasional akan dilangsungkan secara terjadwal, bergilir dan mengikuti protokol kesehatan. Jadi, pelatihan di BLK yang tatap muka akan lebih fokus ke praktikum saja, untuk saat ini.

Optimalisasi BLK

Meskipun saat ini materi pelatihan vokasional di Indonesia dapat diakes dari berbagai sumber, namun kita perlu ketahui bahwa BLK yang sudah berdiri dan berpengalaman sejak tahun 1970, merupakan ujung tombak utamanya. Momentum era pelatihan vokasional daring ini perlu dimanfaatkan sebaik-baiknya guna mengembangkan optimalisasi BLK. Bila BLK mampu berbenah ke arah digitalisasi, berarti akan ada pembaharuan terdadap sarana dan infrastruktur peningkatan kompetensi di Indonesia.

Ditambah lagi, jumlah BLK yang ada juga bakal bertambah secara signifikan di berbagai daerah ini merupakan nilai tambah guna memaksimalkan fungsi BLK di masyarakat. Masyarakat akan lebih mudah mengakses pelatihan pada infrastruktur vokasional pemerintah tersebut. Terlebih di masa pandemi seperti sekarang ini, masyarakat butuh pelatihan vokasional khususnya kemampuan untuk berwirausaha. Dengan adanya BLK Komunitas di masyarakat, diharapkan dapat membekali masyarakat supaya tetap bertahan secara perekonomian di masa pandemi.

Kewirausahaan merupakan solusi lain atas permasalahan PHK dan pengangguran di masyarakat saat ini. Di saat pandemi, peran BLK kini menjadi sangat vital. BLK berusaha mengakselerasi pengetahuan dan keterampilan masyarakat supaya tetap bertahan di masa sulit. Selain itu, BLK juga secara aktif memberikan bantuan langsung kepada tenaga kesehatan guna menyuplai Alat Pelindung Diri (APD) seperti masker dan face shield. Kita tentunya perlu berterima kasih kepada BLK yang telah berinovasi dan berkontribusi besar dalam upaya melawan pandemi COVID-19. BLK yang kita tahu sebelumnya bergerak di ranah edukasi vokasional dan pelatihan kerja, kini memanfaatkan fungsinya sebagai lembaga yang melawan COVID-19. Seperti kita ketahui, BLK beserta alumninya tercatat telah banyak berkontribusi dalam penanganan COVID-19 ini melalui berbagai cara.

Selain itu, BLK Komunitas yang kini berdiri dalam jumlah ribuan juga turut memberdayakan komunitas keagamaan seperti pondok pesantren, serikat pekerja, serikat buruh dan komunitas kesenian. Kesempatan untuk link and match dengan industri yang ada di sekitar BLK Komunitas tentunya akan semakin terbuka lebih lebih luas. Dengan adanya BLK Komunitas, kebutuhan tenaga kerja lokal yang memiliki kompetensi akan lebih mudah diserap oleh dunia industri.

Melalui BLK, pemerintah tidak hanya meningkatkan kompetensi masyarakat dalam keterampilan dunia kerja dan wirausaha. Melainkan, BLK berperan besar dalam upaya pemulihan ekonomi nasional dalam kondisi yang hampir krisis seperti sekarang ini. Kontribusi lain juga datang dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan yang telah menginisiasi program pelatihan vokasional “Indonesia Bekerja” yang bertujuan untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berkompeten dan tersertifikasi, khususnya bagi para pekerja yang mengalami PHK. Dalam hal ini, pelatihan dari BPJS Ketenagakerjaan tersebut dapat dilangsungkan di BLK milik pemerintah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar