Jumat, 21 September 2012

Disfungsi Superstruktur Untuk Rakyat


Keadaan yang seharusnya terjadi adalah bahwa partai politik dipilih oleh rakyat dalam sebuah kompetisi, kemudian merealisasikan janji-janjinya. Hal ini terkesan normatif dan terlalu wacanis untuk kondisi di Indonesia terutama pada era modern ini. Betapa tidak, menjamurnya partai politik dengan sengkarut ideologi tanpa implementasi ini hanya akan terlihat omong kosong belaka ketika pada kenyataannya tidak ada signifikansinya bagi rakyat.

Louis Althusser menganalogikan bahwa partai politik adalah model superstruktur dengan basis ekonomi yang dibumbui oleh ideologi dan politik. Bagi Althusser, konsep partai politik ini adalah sebuah konsep antara ekonomi, ideologi dan politik. Dia berpendapat bahwa ideologi harus dilihat sebagai relasi sosial yang riil, atau sebagai praktik, bukan sebagai ilusi seperti dalam analisis konvensional. Ideologi yang diusung hampir tidak sama sekali menunjukkan otak bagi tubuhnya, dengan demikian bagai tubuh etalase yang dipajang sebagai alat-alat pasar.

Kebebasan berpolitik dengan munculnya berbagai partai politik dengan ideologinya yang bermacam-macam merupakan fenomena kausalitas. Menurut Milton Friedman, sejarah telah menunjukkan bahwa kapitalisme nmerupakan kondisi yang diperlukan untuk kebebasan berpolitik. Hal ini mengakibatkan menjamurnya partai politik hanya sekedar untuk tujuan mencari kebutuhan ekonomi. Dengan demikian superstruktur yang dinamakan sebagai partai politik pada masyarakat modern hanyalah sebuah sendawa restoran cepat saji.

Francis Fukuyama juga menunjukkan dengan tegas bahwa kehadiran kapitalisme dan partai politik adalah hal yang menandai ‘akhir sejarah’. Maksudnya adlah bahwa akhir dari pengekangan, dan kembalinya kebebasan dengan hasil ketidakmerataan. Masyarakat kapitalis akan cenderung menyukai dan menghendaki era persaingan dalam perekonomian ini. Maka dari itu, Fukuyama menekankan bahwa era modern adalah ‘akhir sejarah’.

Agar masyarakat kapitalis terus berlanjut, relasi produksi harus direproduksi. Hal ini yang menjadi konsep partai politik di era modern ini. Menurut Antonio Gramsci, aparatus ideologi negara untuk mengukuhkan kekuasaannya akan membentuk suatu media massa, indtitusi pendidikan, dan partai politik. Jadi, konsep aspirasi rakyat pada dasarnya hanyalah bumbu buatan bagi partai politik yang dimasak secara instan tersebut. Keberadaan superstruktur yang dinamakan partai politik adalah berlebihan bila mementingkan aspirasi rakyat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar