Selasa, 27 Desember 2022

Geliat Pameran Bonsai di Desa

 

Selama era pandemi yang terjadi di tahun 2020 dan 2021, telah mengakibatkan berbagai pameran di sektor agribisnis menjadi terhambat. Kebijakan pembatasan untuk mengurangi penyebaran virus ini berpengaruh kepada kurangnya ruang publik untuk mengekspresikan seni kreatif di dunia tanaman hias, khususnya bonsai. Namun di sepanjang tahun 2022, saat kebijakan pembatasan diperlonggar seluas-luasnya, akhirnya ruang berekspresi kembali terbuka. Hal ini patut kita syukuri tentunya, sebagai insan perbonsaian nusantara. Publik penghobi dan pecinta bonsai pun begitu gembira karena ruang untuk melihat serta memamerkan karya seni ini kembali hidup. Dapat dikatakan, tahun 2022 adalah kembalinya ruang berekspresi publik bagi pecinta bonsai yang sempat vakum beberapa tahun.

Jika kita amati di media sosial ataupun mencari informasi di search engine, maka cukup banyak pameran bonsai yang berskala nasional yang diadakan di kota-kota besar di tahun ini. Acaranya juga sangat meriah, dari mulai adanya berbagai hiburan musik pelengkap sampai bazar makanan. Di tingkat kabupaten, pameran bonsai juga memiliki antusias yang tidak kalah luar biasa. Meskipun skala kegiatan dan pesertanya relatif lebih kecil, namun animo masyarakat dan para peserta juga sangat terasa energinya.

Misalnya saja, berdasarkan pengalaman pribadi, hampir tiap bulan terdapat kegiatan pameran bonsai di kabupaten-kabupaten yang ada di Jawa tengah. Ini menandakan bahwa geliat pameran bonsai di daerah juga tidak kalah ramai dengan yang ada di kota besar. Biasanya, acara pameran yang diadakan di lingkup kabupaten ini diselenggarakan oleh pengurus Perhimpunan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) di kabupaten setempat.

Sejauh pengamatan saya di tahun 2022, pameran bonsai juga digelar di tingkat kecamatan. Jadi, para komunitas pecinta bonsai dan pemerintah setempat bekerja sama untuk menggelar pameran tersebut. Sedangkan tempat pelaksanaan pamerannya berada di halaman kantor kecamatan. Biasanya kegiatan mini eksibisi yang di tingkat kecamatan ini hanya memanfaatkan halaman kecamatan sebagai area untuk menata display produk bonsai. Mirip seperti pasar kecil. Jadi, ketika ada pengunjung yang hendak membeli bonsai, maka transaksi dapat dilakukan di area tersebut. Adapula yang memprogram peragaan bonsai ini seperti kontes pada umumnya, yaitu ada yang mendapatkan juara dan diberikan hadiah. Semuanya tergantung dari konsep penyelenggara acaranya, yang juga merupakan anggota komunitas pecinta bonsai di lingkup kecamatan.

Hal yang unik lainnya yaitu ketika saya sempat mendatangi dan menyaksikan pameran bonsai di tingkat desa yang digelar di halaman balai desa. Antusiasme warga desa terhadap dunia bonsai begitu tinggi. Antara satu desa dengan desa lainnya seringkali saling terinspirasi. Sehingga ketika satu desa telah menggelar pameran, maka bulan selanjutnya desa lain akan mengadakan kegiatan serupa yang diinisasi oleh komunitas kecil di tingkat desa. Jika diamati, orang desa tergolong cukup kreatif dan ulet ketika merawat bonsai. Mereka tidak mudah bosan dengan hobinya tersebut dan selalu melakukan pengembangan atau inovasi.

Lihat saja di kanal Youtube, dimana banyak penghobi bonsai dari desa yang sangat produktif dalam membuat konten seputar perbonsaian. Bahkan geliat perbonsaian di desa begitu kuat, meskipun jarang terekspos oleh saluran pemberitaan utama. Di desa sendiri, banyak eksperimen yang telah dilakukan terhadap berbagai macam tumbuh-tumbuhan untuk dijadikan bahan bonsai. Sehingga, varietas tanaman bonsainya pun sangat beragam dan biasanya terlihat tidak umum.

Kekayaan biodiveristas yang amat tinggi di desa membuat iklim perbonsaian menjadi menarik untuk ditelusuri. Misalnya, Ketika warga masuk hutan atau kebun di desa, mereka mendapatkan banyak referensi untuk menjadikan tanaman yang ditemuinya tersebut untuk dibentuk bonsai. Sehingga, keragaman bonsai yang dihasilkannya pun akan sangat bercorak kelokalan Indonesia. Memang seperti itulah yang diharapkan, supaya karya seni bonsai yang ada di Indonesia dapat menjadi ciri khas dengan keunikan lingkungan habitat tropis. Seni bonsai yang berasal dari Asia Timur ini akan terus mengalami evolusi menyesuaikan dengan tanah yang akan mereka pijak dan bertumbuh.

Geliat bonsai di desa tidak hanya riuh dari sisi pameran, melainkan dari sisi inovasinya yang beraneka rupa. Mulai dari inovasi dalam teknik pengkerdilan, sampai produk inovasi aplikatif penunjang performa bonsai. Semoga saja, dunia perbonsaian di Indonesia semakin maju dengan melahirkan karya-karya bonsai yang monumental. Salam satu hobi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar