Selama era pandemi
yang terjadi di tahun 2020 dan 2021, telah mengakibatkan berbagai pameran di sektor
agribisnis menjadi terhambat. Kebijakan pembatasan untuk mengurangi penyebaran
virus ini berpengaruh kepada kurangnya ruang publik untuk mengekspresikan seni kreatif
di dunia tanaman hias, khususnya bonsai. Namun di sepanjang tahun 2022, saat
kebijakan pembatasan diperlonggar seluas-luasnya, akhirnya ruang berekspresi kembali
terbuka. Hal ini patut kita syukuri tentunya, sebagai insan perbonsaian
nusantara. Publik penghobi dan pecinta bonsai pun begitu gembira karena ruang
untuk melihat serta memamerkan karya seni ini kembali hidup. Dapat dikatakan,
tahun 2022 adalah kembalinya ruang berekspresi publik bagi pecinta bonsai yang
sempat vakum beberapa tahun.
Jika kita amati
di media sosial ataupun mencari informasi di search engine, maka cukup banyak
pameran bonsai yang berskala nasional yang diadakan di kota-kota besar di tahun
ini. Acaranya juga sangat meriah, dari mulai adanya berbagai hiburan musik
pelengkap sampai bazar makanan. Di tingkat kabupaten, pameran bonsai juga
memiliki antusias yang tidak kalah luar biasa. Meskipun skala kegiatan dan
pesertanya relatif lebih kecil, namun animo masyarakat dan para peserta juga
sangat terasa energinya.
Misalnya
saja, berdasarkan pengalaman pribadi, hampir tiap bulan terdapat kegiatan
pameran bonsai di kabupaten-kabupaten yang ada di Jawa tengah. Ini menandakan
bahwa geliat pameran bonsai di daerah juga tidak kalah ramai dengan yang ada di
kota besar. Biasanya, acara pameran yang diadakan di lingkup kabupaten ini
diselenggarakan oleh pengurus Perhimpunan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) di
kabupaten setempat.
Sejauh
pengamatan saya di tahun 2022, pameran bonsai juga digelar di tingkat kecamatan.
Jadi, para komunitas pecinta bonsai dan pemerintah setempat bekerja sama untuk
menggelar pameran tersebut. Sedangkan tempat pelaksanaan pamerannya berada di halaman
kantor kecamatan. Biasanya kegiatan mini eksibisi yang di tingkat kecamatan ini
hanya memanfaatkan halaman kecamatan sebagai area untuk menata display
produk bonsai. Mirip seperti pasar kecil. Jadi, ketika ada pengunjung yang
hendak membeli bonsai, maka transaksi dapat dilakukan di area tersebut. Adapula
yang memprogram peragaan bonsai ini seperti kontes pada umumnya, yaitu ada yang
mendapatkan juara dan diberikan hadiah. Semuanya tergantung dari konsep penyelenggara
acaranya, yang juga merupakan anggota komunitas pecinta bonsai di lingkup
kecamatan.
Hal yang
unik lainnya yaitu ketika saya sempat mendatangi dan menyaksikan pameran bonsai
di tingkat desa yang digelar di halaman balai desa. Antusiasme warga desa
terhadap dunia bonsai begitu tinggi. Antara satu desa dengan desa lainnya seringkali
saling terinspirasi. Sehingga ketika satu desa telah menggelar pameran, maka
bulan selanjutnya desa lain akan mengadakan kegiatan serupa yang diinisasi oleh
komunitas kecil di tingkat desa. Jika diamati, orang desa tergolong cukup kreatif
dan ulet ketika merawat bonsai. Mereka tidak mudah bosan dengan hobinya
tersebut dan selalu melakukan pengembangan atau inovasi.
Lihat saja
di kanal Youtube, dimana banyak penghobi bonsai dari desa yang sangat produktif
dalam membuat konten seputar perbonsaian. Bahkan geliat perbonsaian di desa
begitu kuat, meskipun jarang terekspos oleh saluran pemberitaan utama. Di desa
sendiri, banyak eksperimen yang telah dilakukan terhadap berbagai macam
tumbuh-tumbuhan untuk dijadikan bahan bonsai. Sehingga, varietas tanaman
bonsainya pun sangat beragam dan biasanya terlihat tidak umum.
Kekayaan biodiveristas
yang amat tinggi di desa membuat iklim perbonsaian menjadi menarik untuk ditelusuri.
Misalnya, Ketika warga masuk hutan atau kebun di desa, mereka mendapatkan
banyak referensi untuk menjadikan tanaman yang ditemuinya tersebut untuk
dibentuk bonsai. Sehingga, keragaman bonsai yang dihasilkannya pun akan sangat
bercorak kelokalan Indonesia. Memang seperti itulah yang diharapkan, supaya
karya seni bonsai yang ada di Indonesia dapat menjadi ciri khas dengan keunikan
lingkungan habitat tropis. Seni bonsai yang berasal dari Asia Timur ini akan
terus mengalami evolusi menyesuaikan dengan tanah yang akan mereka pijak dan
bertumbuh.
Geliat
bonsai di desa tidak hanya riuh dari sisi pameran, melainkan dari sisi
inovasinya yang beraneka rupa. Mulai dari inovasi dalam teknik pengkerdilan,
sampai produk inovasi aplikatif penunjang performa bonsai. Semoga saja, dunia
perbonsaian di Indonesia semakin maju dengan melahirkan karya-karya bonsai yang
monumental. Salam satu hobi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar